Ben Jamin Fredo (28), pewaris perusahaan wine Fredo bermain panas dengan pesaingnya Zoela Caprio (27) pewaris kedua perusahaan wine Caprio. Merasa bertukar peluh di ranjang sambil meneriaki nama masing masing dan menjadikan gerak tubuh mereka sebagai candu satu sama lain. Tapi selain di ranjang, mereka adalah musuh bebuyutan sejak orang tua mereka bersaing menjadi perusahaan wine terbaik di Italia. Permainan kotor bisnis diantara pedagang wine membuat keluarga Fredo dan Caprio bermusuhan. Namun bagaimana jika orang tua mereka tau bahwa Ben dan Zoe menjalin hubungan menikah diam diam hingga bisa menghasilkan cucu untuk mereka? Apa karena ada cucu mereka berbaikan atau semakin bermusuhan? Bacaaaaaa novel ini sampai tuntas ya! Semoga suka!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siang semakin panas
Zoe sangat bahagia, dirinya memiliki pekerjaan di perusahaan keluarga. Dari kecil sebagai anak perempuan yang kakaknya laki laki dan menjadi pewaris, ayahnya tidak pernah mencoba ingin melibatkan dalam perusahaan. Hanya diberi saham sebesar 10% sedangkan Lazuardo, sang kakak, diberi saham 35%.
Namun Zoe tidak berkecil hati. Dia dengan semangat belajar soal per wine an dan memilih jurusan manajemen untuk pendidikan S1 dan S2 nya sehingga bisa menjadi dosen di New York sekaligus sebagai pengasingan dari ayahnya.
"Aaah! Senangnyaa! Menjadi wakil direktur Caprio Wine adalah impianku karena kakak pasti yang akan menjadi direkturnya" lirihnya.
Dalam rasa bahagia itu, tiba tiba ponselnya berdering tanpa nama tapi dia sangat hafal nomor siapa itu.
"Hai, Zoela ku. Apa yang kamu lakukan siang ini? Apakah sudah makan siang?" tanya seorang pria dari panggilan itu dengan suaranya yg tidak lain adalah Ben Jamin Fredo.
"Zoela ku? Panggilan apa itu? Aku belum jadi milikmu tau" balas Zoe.
"Hahaha, oh kamu belum merasa aku miliki ya? Oke, aku akan mengumumkan hubungan kita hingga penjuru Tuscany" goda Ben.
"Ngimpi aja, mana mungkin kamu berani sama ayahku dan ayahmu!" ejek Zoe.
"Suatu hari nanti ada waktunya untuk kita muncul sebagai pasangan kekasih tanpa sembunyi sembunyi, Zoe" sahut Ben terdengar lembut dan serius.
"Hmm semoga ya" ucap Zoe.
"Oh ya, kamu belum jawab pertanyaanku, sayang. Kamu lagi apa dan udah makan siang atau belum?" tanya Ben memecah suasana.
"Aku barusan duduk di kursi wakil direktur Caprio Wine setelah rapat dengan petinggi perusahaan untuk memperkenalkan diri. Aku sangat senang" jawab Zoe.
"Selamat yaa, sayang. Akhirnya kamu bisa bekerja di perusahaan keluargamu. Tapi kita semakin jadi saingan bisnis nih" sahut Ben.
"Hmm iya, kita tetap saingan di bisnis tapi saling mencintai di ranjang ya" goda Zoe.
"Astaga, Zoe! Kamu semakin vulgar saja!" ejek Ben.
"Hahaha, bercanda sayang. Oh ya kamu lagi apa dan sudah makan siang?" tanya balik Zoe.
"Aku lagi makan siang sama Xio" jawab Ben.
"Makan siang apa? Aku jadi pingin makan siang sama kamu, Ben" sahut Zoe tampak sendu.
"Besok kita akan makan siang bersama, datanglah ke danau. Aku akan membawakan makan siang untuk kita" ajak Ben.
"Oke, besok jam 12 siang aku akan ke danau" ujar Zoe semangat.
"Yaudah, sayang. Aku mau makan siang juga udah lapar, mau ngajak kakak Luz. Bye bye" pamitnya.
"Iya sayang, bye" sahut Ben lalu panggilan terhenti.
"Aduh bos, seneng banget punya pacar" celetuk Xio.
"Mangkanya punya pacar!" ejek Ben lalu mereka kembali menikmati makan siangnya.
.
Sesuai janji makan siang Nior bersama Victoria, mereka saat ini sedang menikmatinya di apartemen yang mereka beli saat memutuskan menjadi partner ranjang tapi pake cinta.
"Masakanmu selalu enak" puji Victoria.
"Siapa dulu dong!" bangga Nior.
"Sombong amat" celetuk Victoria.
"Biarin! Dipuji pacar sendiri masa gak boleh sombong" sahut Nior dengan senyum smirk nya.
Lalu mereka melanjutkan menikmati makan siang hingga habis. Kemudian ada waktu 15 menit sebelum Victoria harus kembali ke rumah sakit. Mereka gunakan untuk deeptalk.
"Victoria, kamu mau menunggu ku kan untuk menyelesaikan hubungan pernikahan palsuku ini bersama Zoe? Tunggu surat penyerahan perusahaan Vaile kepadaku, mungkin 3 bulan lagi" ucap Nior.
Victoria menatap lekat pria disampingnya ini.
"Hmm, selama kamu benar benar tidak mengkhianatiku, aku akan menunggumu" sahut Victoria.
"Makasih sayaaaang!" seru Nior sambil menciumi wajah wanita yang ia cintai pada padangan pertama.
Cup!
Cup!
Cup!
"Geli! Junior!" balas seru Victoria sambil menahan wajah Nior agar tidak menciumnya bertubu tubi gitu.
"Biarin! Wangimu canduku, Victoria!" sahut Nior yang tak berhenti berulah malah sekarang sudah menyusupkan tangannya dari bawah baju dinas wanitanya itu dan memegang kedua gundukan favoritnya.
"Aaakh! Aku cuma ada waktu 10 menit lagi, Nior!" tolak sang dokter namun tubuhnya berkata lain.
"Kasih waktu aku 5 menit untuk melayanimu!" ucap Nior yang sudah melepas celana dinas Victoria hingga tertinggal kain segitia disana.
"Hmm, 5 menit!" mau tidak mau Victoria pasrah, tapi dia juga akan kesenangan nantinya.
Mendapatkan lampu ijo 5 menit, Nior langsung menarik kain segitiga itu sampai lutut sang kekasih dan wajahnya ia posisikan untuk mulai bermain di lubang kenikmatannya.
Baru saja beberapa detik, lidah Nior yang ahli memporak porandakan gairah Victoria, mampu membuat wanita itu mendesah.
"Aakh, sayaaang! Jangan cepet cepet!" racau wanita yang sedang dilayani itu.
Nior pun menuruti kata sang wanita, ia pelankan lidahnya tapi tidak dengan tangannya yang mere-mas kedua gundukan dengan cepat namun tetap lembut penuh rasa.
Victoria juga heran kenapa sentuhan Nior sangat melemahkan tubuhnya.
"Aaakh! Aku mau keluar!!" serunya membuat Nior buru buru melepas resleting celananya dan membebaskan senjata yang sudah tegak dari sarangnya.
"Tunggu aku, sayang! Kita keluar bersama!" minta Nior lalu ia segera masukkan senjata andalannya untuk bertempur dengan wanita.
Pulp! Sudah masuk dan Nior mengerakkan secara berlahan lahan.
"Aaakh! Lebih cepat sayang!" ucap Victoria yang sudah berada di pucuk gairah. Nior pun mempercepat gerakannya dan tak lama kemudian mereka saling berpelukan untuk menyemburkan cairan kehangatan diantara mereka.
"Aaaaaaakh!!!" suara mesra keduanya sebagai tanda pelepasan.
Victoria langsung melihat jam ternyata sudah 5 menit lebih beberapa detik.
"Sayang, lepasin pelukannya! Udah 5 menit lebih, aku harus kembali ke rumah sakit!" minta Victoria kepada Nior yang masih memeluknya.
Pria itu pun menurut.
"Hmmmm" deheman Nior yang seperti anak kecil merajuk.
"Kalau sering sering kita lakuin ini, obat pencegah hamil yang kuminum mungkin gak berlaku" ucap Victoria sambil memakai celananya kembali dan membenarkan pakaiannya.
"Hmmm, tapi aku belum siap punya anak" sahut Nior.
"Ya mangkanya, kalau ketemu jangan ngebet bikin anak mulu!" omel Victoria.
"Kamu candu sih" ucap Nior tanpa bersalah menatap Victoria yang siap siap pergi.
"Candu nya ditahan, biar gak overdosis!" ejek Victoria sebelum keluar apartemen.
"Bye byee sayaaang!" ucap Nior yg masih duduk di sofa sambil menatap kekasihnya pergi.
"Aku tidak pernah seyakin ini dengan wanita" lirihnya dengan senyum di bibirnya.