Viola Maharani, wanita berusia 27 tahun ini terkenal karena profesi nya sebagai seorang wanita penghibur. Pekerjaan ini sudah di geluti nya sejak Vio, begitu panggilan nya, masih duduk di bangku kuliah..
Tidak main main, semua client nya bukanlah orang sembarangan. Selain di kenal sebagai primadona nya para kupu kupu malam, vio juga di kenal sangat selektif dalam menerima pelanggan nya. Wanita itu hanya akan menerima tawaran dari client yang bisa membayarnya dengan nilai yang fantastis..
Sebenarnya kenapa seorang Viola yang memiliki paras cantik dan hidup yang nyaris sempurna itu bisa terjerumus ke dalam dunia malam, lalu bisakah vio terlepas dari kehidupan nya yang kelam ini ??
💜
Hai..
Selamat datang di karya ke-7 dari Autor ratu_halu
Menerima kritik dan saran dengan bahasa yang sopan 🙏
Happy Reading 🥳
Enjoy 🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31
Zafian mematung saat melihat viola ada di hadapan nya. Begitu pula dengan vio yang tak menyangka akan bertemu zafian di sini. Wanita itu pernah menebak-nebak bagaimana cara takdir akan mempertemukan mereka kembali. Hanya saja, viola tidak menyangka bahwa akan secepat ini mereka bertemu lagi..
Lama kedua nya saling diam dengan pandangan mata yang sama. Hingga jeffry menyela, berbicara yang membuat zafian dan viola tertegun... "Apa kalian berdua sudah saling mengenal ? ..... Oh, atau jangan jangan tuan zafian pernah menjadi client mu ?" Setengah berbisik jeffry bicara menoleh bergantian pada vio dan zafian, dan suara nya itu hanya bisa di dengar oleh mereka, sebab tamu yang lain sedang sibuk menikmati pesta..
Pertanyaan selanjutnya semakin membuat hati viola dan zafian sakit seperti tertusuk duri tajam "Atau kalian pernah menjadi teman kencan ?" Jeffry tertawa sumbang, di tatap nya viola dengan tatapan yang entah.. "Aku kira kamu tidak tertarik dengan kencan maupun pernikahan.."
Viola mengalihkan pandangan nya lebih dulu, menatap jeffry dengan mata memerah. Sebelum vio berucap, suara bariton zafi membuat jeffry mengernyit.. "Pergilah! Aku tidak punya waktu untuk berbincang dengan kalian!!" zafian membalas ucapan jeffry tadi dengan dingin dan langsung berbalik membelakangi mereka..
Saat jeffry hendak bicara lagi, tiba tiba tangan viola bergelayut manja di lengan nya..
"Ayo kita kesana.. Sepertinya disana jauh lebih seru.." ucap viola dengan suara bergetar namun dia mencoba untuk tetap tenang..
Jeffry mengiyakan karena kasihan melihat mata vio yang hampir menangis.. "Baiklah, sayang.. Ayo.." Jeffry pun pamit dengan sopan. Sambil berjalan menjauh, jeffry melepaskan tangan viola dari lengan nya kemudian mengganti posisi dengan melingkarkan tangan di pinggang viola yang ramping..
Melihat hal itu emosi zafian menjadi naik sampai ke ubun ubun nya. Dia cemburu. Dada nya panas seperti ada api yang berkobar yang semakin lama kobaran nya semakin besar. Zafian lalu meminta pada bartender minuman dengan kadar alkohol tinggi..
"Aku permisi ke toilet, sebentar.." ujar vio pada jeffry. Dia sudah tidak tahan ingin segera menangis, hati nya pilu dan sakit sekali. Zafian menatap nya dengan tatapan benci. Sedang di hati nya masih berharap bahwa mereka bisa kembali bersama suatu saat nanti..
"Mulai saat ini, aku berjanji pada diri ku sendiri untuk tidak mengganggu mu lagi, zafian.. Aku akan mengubur mimpi ku untuk bisa bersama mu lagi..."
Di dalam toilet, air mata viola jatuh. Dia menangis dalam sunyi. Perutnya juga tiba tiba terasa sakit dan melilit, membuat wajahnya kini berubah menjadi pucat. Gejala depresi nya kambuh di saat yang tidak tepat..
Dengan sisa tenaga yang di miliki, viola keluar dari kamar mandi setelah sebelumnya sedikit memperbaiki riasan..
"Jeffry.. Sepertinya aku tidak bisa menemani mu lebih lama di sini.. Aku harus pulang.." ucap viola sambil mencoba menjaga ketenangan nya..
"Kenapa ? Apa kamu sakit ?" tanya jeffry sedikit khawatir. Meskipun niat awal menyewa viola buruk, namun setelah mengenal sosok vio lebih jauh beberapa hari ini jeffry pun telah jatuh hati..
Ya, jeffry berniat membalas dendam pada zafian. Dia benci pada lelaki itu karena selalu di bandingkan oleh ayah nya. Jeffry marah pada zafian meskipun zafian tidak pernah menyakiti nya secara langsung..
Jeffry sengaja mencari tau tentang zafian hingga membawa nya pada sosok viola..
"Aku baik baik saja, tapi perut ku terasa sedikit sakit.."
"Kalau begitu aku akan mengantar mu ke hotel, ayo..."
Viola menggeleng pelan sambil menampilkan senyum nya, "Tidak. Kamu adalah salah satu tamu yang di undang khusus di pesta ini, jeff. Kamu di sini saja. Aku bisa pulang sendiri, lagi pula hotel kita jarak nya tidak terlalu jauh dari sini.." kata viola mencoba meyakinkan jeffry untuk tidak terlalu khawatir..
Akhirnya jeffry mengiyakan, dan viola pun berjalan pelan meninggalkan tempat pesta tersebut seorang diri..
Viola tak membawa kendaraan sebab saat pergi tadi dia bersama jeffry. Vio pun berjalan lebih jauh ke luar area hotel demi mencari sebuah taksi. Bulir kristal bening sudah banyak memenuhi dahi dan seluruh wajah nya..
Wanita itu terus mencoba bergerak, namun rentetan rasa sakit yang tajam menusuk perut nya semakin membuat vio meringis..
Tiba tiba sebuah mobil porche berhenti tepat di samping nya. Vio tak terlalu memperhatikan sebab tak kuasa menahan sakit..
Terdengar suara pintu mobil yang di buka, pandangan vio mulai kabur dan mata nya terasa semakin berat. Namun, dalam siluet bayangan yang sempat tertangkap oleh sisa indera penglihatan nya, seorang pria bertubuh tinggi tegap terbalut oleh setelan jas bergaya barat, membuatnya terlihat tampan, maskulin dan berkarisma berjalan mendekat dengan langkah nya yang panjang..
"Zafian...." Kata itu adalah ucapan terakhir viola sebelum kesadaran nya mulai menguap dan terbang bersama angin malam itu...
🖤
Viola belum membuka kedua matanya sejak pingsan beberapa waktu lalu, sementara zafian masih duduk sendirian di balkon kamar sambil terus menatap tetesan hujan yang turun dari langit..
Udara dingin di luar tak membuat hati zafian berubah sejuk, justru malah semakin membara..
Viola tampak sempurna malam ini. Gaun ketat berwarna maroon melekat di tubuhnya yang indah. Gaun itu senada dengan warna jas yang di pakai oleh jeffry. Sepertinya kedatangan mereka ke pesta itu sudah di persiapkan secara matang. Hingga apa yang mereka kenakan terlihat seperti pasangan kekasih..
Sakit hati tapi zafi tak tau harus bagaimana meluapkan. Kecantikan dan kemolekan tubuh viola, kini, bukan lagi dia yang menikmati. Ada pria lain yang menyentuh nya dengan sesuka hati. Lingkaran tangan jeffry di pinggang vio serta panggilan sayang yang lelaki itu sematkan masih terasa nyata dalam ingatan..
Selain rasa cemburu yang besar dan hebat, zafian pun merasa sangat khawatir juga dengan keadaan viola saat ini. Tadi ketika dia dengan sengaja mengikuti wanita itu keluar dari ballroom tempat pesta di adakan, zafi merasa ada yang aneh dengan raut wajah viola yang seperti sedang menahan sakit..
Dengan perasaan cemas zafi pun mengambil mobilnya untuk mencari keberadaan viola yang dia lihat sudah berjalan ke arah jalan raya..
Saat sudah menemukan sosok yang dia cari, zafian segera turun dari mobil nya kemudian menghampiri viola..
Saat dia sudah dekat tiba tiba kesadaran viola mulai hilang, namun zafi sempat mendengar wanita itu bergumam menyebut nama nya..
Viola jatuh pingsan tepat di pelukan zafian. Lelaki itu pun membawa vio dengan mobilnya menuju hotel tempatnya menginap.
Zafian memanggil dokter untuk memeriksa keadaan viola dan bertanya tentang obat yang dia temukan tanpa sengaja terjatuh dari tas bahu yang di bawa oleh wanita itu..
'Tuan mendapatkan obat ini dari mana ? Obat ini adalah salah satu jenis obat penenang yang biasa nya di resepkan oleh psikiater...'
Masih terngiang-ngiang ucapan dokter saat menjelaskan tentang obat itu. Zafian bertanya-tanya, sebenarnya apa yang membuat viola sampai mengalami hal buruk itu... Apakah karena diri nya....
🖤