Perjuangan seorang pemuda yang bernama Barata untuk balas dendam karena di hina oleh tunangannya.Dia dianggap tidak cocok oleh tunangannya yang merupakan murida dari salah satu perguruan terkenal.Karena bercita-cita ingin menjadi kuat dan tidak mau di remehkan ia pun mencoba mendaftarkan diri ke suatu perguruan.Namun di tengah jalan tanpa dia sadari tiba-tiba ada sebuah cahaya yang menabrak dirinya hingga membuatnya pingsan.Hal itulah yang membuat dirinya terlambat untuk mendaftar sebagai murid baru.
Secara pelan tapi pasti Barata terus berlatih dan melangkah dari titik lemah sampai menuju ke titik yang paling kuat.Dia pun akhirnya menemukan sebuah perguruan yang mau menerima dirinya dan menjadi murid utama di sana.
Setelah berlatih beberapa bulan akhirnya ia pun oleh gurunya diikutsertakan dalam sebuah pertandingan yang mana di sana ia bertemu dengan tunangannya yang juga ikut dalam pertandingan itu.Bagaimana cerita selanjutnya ikuti saja dalam sang penerus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembunuhan terus berlanjut
Ki Bayarana dan Sarwati merasakan kekecewaan yang begitu dalam ketika tidak mendapatkan gadis yang mereka cari.Rasa kekecewaan itu pun juga terpancar pada wajah Wisangkara.Ketua perguruan naga hitam itu juga dipusingkan dengan muridnya Sungsang yang kini kehilangan sebelah tangannya.
"Waringin apa usaha kita ini akan sia sia tanpa hasil begini."Tanya Wisangkara.
"Tentu saja tidak Wisangkara, secepatnya kita akan menuju ke desa watu gede untuk mencari pemuda itu sambil melacak gadis berdarah suci di sana"Ucap Ki Jatiwaringin.
"Jika begitu bagaimana kalau aku minta bantuan murid mu untuk mengantarkan Sungsang kembali ke perguruan Naga Hitam karena tidak mungkin kalau aku membawa dia dalam keadaan seperti ini."Ucap Wisangkara.
"Baiklah supaya kau bisa lebih tenang.Bajra cepat suruh dua orang murid untuk membawa sungsang kembali ke perguruan Naga Hitam."Perintah Ki Jatiwaringin.
"Baik guru."Sahut Bajra langsung tanggap.
Bajra segera memerintahkan dua orang muridnya untuk membawa Sungsang kembali ke perguruan Naga Hitam seperti perintah gurunya.
"Ki Bayarana dan Nyai Sarwati apakah kalian berdua akan ikut kami ke desa watu gede?."Tanya Ki Jatiwaringin.
"Tentu saja kami akan ikut, pemuda itu pun juga harus kita binasahkan, takutnya jika kita bertindak tidak sampai tuntas dia akan menjadi bumerang bagi kita suatu hari nanti."Ucap Ki Bayarana.
"Kau benar, untuk menghilangkan batu sandungan di masa depan sebaiknya memang kita menghilangkan rintangan dari sekarang, lekas kita berangkat."Ucap Ki Jatiwaringin.
Keempat orang itu kemudian melesat kearah timur menuju ke desa Watu Gede,Bajra dan Pasopati pun tidak ketinggalan mereka berdua ikut serta bersama mereka.
Keadaan perguruan pedang terbang sekarang telah rata dengan tanah,semua bangunan di sana telah hancur.Perguruan yang diharapkan Laras suatu hari nanti akan menjadi perguruan besar dan ramai kini hanya tinggal puing puing reruntuhan saja.
Di depan perguruan itu tepatnya di bawah pohon lamtoro mayat Warisapana terlihat membujur kaku, akibat luka dalam dan tusukkan tongkat Sarwati.Walau pun Warisapana tewas dalam pertarungan itu paling tidak ia berhasil menyelamatkan Laras anak angkatnya itu.
Siang itu setelah kedatangan Bajra dan Pasopati serta beberapa orang muridnya di sekitar perguruan pedang terbang,Warisapana yang merasa curiga segera mencari tahu tujuan mereka.Dengan kemampuan yang dimilikinya tidaklah sukar bagi Warisapana untuk mengorek keterangan dari mereka.Dengan ajian pangrungu(Pendengarannya) Warisapana dapat mendengar pembicaraan mereka dari jauh.
"Kakang menurut mu apakah nanti di sini akan ada pertarungan besar."Tanya Pasopati.
"Kemungkinan begitu Pasopati mengingat Warisapana adalah seorang pendekar kelas raja tahap akhir."Ucap Bajra.
"Pantas Ki Bayarana juga ikut serta,tapi yang menjadi pertanyaan ku kenapa Ki Bayarana mau membantu apa dia juga punya urusan dengan pemuda sialan itu."Ucap Pasopati.
"Aku tidak tahu mengenai hal itu Pasopati,bisa ya bisa juga ada maksud lain mungkin."Ucap Bajra.
Warisapana yang mendengar percakapan mereka kemudian berfikir keras tentang bergabungnya Ki Bayarana.Mengingat Ki Bayarana adalah guru besar dari perguruan tapak Menjangan ia kemudian menyimpulkan kalau ini pasti berkaitan dengan Sarwati perempuan yang pernah datang kemari seperti yang di ceritakan oleh Laras.Karena wanita itu juga dari perguruan tapak Menjangan.
Setelah tahu akan hal itu. Warisapana kemudian memerintahkan Laras untuk pergi ke tempat adiknya Jaya Kusuma yang berada di gunung Sanjungan untuk mengantarkan surat padanya.Warisapana memerintahkan Laras kesana dengan tujuan untuk menyelamatkan anak perempuannya itu dari hal hal yang mungkin bisa terjadi di luar perhitungannya.
Warisapana lalu memerintahkan Laras keluar dari arah belakang dengan alasan supaya tidak jalan memutar.Padahal tujuan yang sebenarnya supaya Bajra dan teman-teman tidak tahu Laras pergi.
Sementara itu perjalanan Ki Jatiwaringin dan teman temannya akhirnya sampai desa Watu Gede setelah hujan reda.
Malam itu susana di desa Watu Gede tampak sepi senyap para warga telah tertidur pulas dengan mimpi mimpi mereka.Apalagi malam itu tadi hujan deras membuat tidur mereka semakin nyenyak.
"Di mana rumah wibisana itu tuan Jatiwaringin,ayo tunjukkan pada ku ,aku yakin kalau pemuda itu pasti sedang tidur nyenyak saat ini"Ucap Sarwati.Ia merasa geram jika teringat dirinya pernah dibuat terluka oleh Barata.
"Menurut perkataan Niwang Sari beberapa bulan yang lalu ayah Barata ada seorang kepala desa di kampung ini, sudah tentu pasti rumah yang paling besar itu."Ucap Ki Jatiwaringin sambil menunjuk rumah yang berukuran besar di depannya.
"Oh , baiklah akan aku seret keluar wibisana untuk mengatakan di mana anaknya."Ucap Sarwati.Kemudian berkelebat menuju ke rumah yang ditunjukkan oleh Ki Jatiwaringin tadi.
"Wibisana keluar kau atau akan aku obrak abrik tempat mu."Teriak Sarwati dengan suara lantang dan terdengar garang.
Dua orang pembantu wibisana seketika terbangun mendengar suara orang berteriak dari luar.
"Siapa lagi malam malam begini bertamu."Ucap salah satu orang itu dengan mata masih mengantuk.
"Sudahlah ayo kita temui dia."Ucap temannya.Kemudian melangkah menuju pintu .
Setelah pintu terbuka kedua orang itu terkejut melihat ada seorang wanita yang berpenampilan begitu menyeramkan.Wanita itu berpakaian serba hitam dengan tongkat kepala tengkorak.
"Siapa Nyai ini,ada apa malam malam bertamu."Tanya salah satu orang itu.
"Cepat suruh Wibisana keluar."Bentak Sarwati.
"Maaf Nyai tuan sekarang sedang beristirahat,lebih baik besok saja Nyai kembali lagi ke sini kalau ada keperluan penting."Ucap orang itu.
"Kurang ajar berani sekali kau memerintah aku ." hiiiaaaaat...!!Deeees....!!Orang yang berbicara tadi langsung roboh begitu tongkat Sarwati mendarat di kepalanya.
Melihat teman tewas orang itu langsung marah seketika.
"Kurang ajar dasar iblis."Teriak orang itu.
Hiiiaaaaat.. orang itu langsung menyerang Sarwati dengan tinjaunya,tapi serangannya itu langsung ditangkis oleh Sarwati dengan tongkatnya deeees. !!
Aaakh....!!! Terdengar jerit melengking kesakitan setelah tangannya patah.
"Mampus saja kau sekalian hiiiaaaaat. Dessss.. tongkat Sarwati kembali memakan korban dengan memecahkan kepala orang tadi.
Wibisana kemudian terbangun begitu mendengar keributan di luar, dia langsung terkejut begitu melihat dua orang pembantu tewas mengenaskan.
"Biadab siapa kamu, kenapa melakukan pembunuhan di rumah ku."Teriak Wibisana dengan penuh amarah.
"Kau kah Wibisana itu "Tanya Sarwati.
"Ya akulah Wibisana , siapa Kamu ini ."Tanya Wibisana.
"Kau tidak perlu tahu siapa aku, kedatangan ku kemari adalah untuk mencari Barata, katakan dimana dia."Tanya Sarwati.
Wibisana terdiam sejenak mendengar pertanyaan perempuan didepannya itu, melihat sikap dan perangainya yang kejam itu ia tahu perempuan itu bukanlah orang baik baik.
"Aku tidak tahu di mana dia,ia sudah lama tidak kembali ke sini."Ucap Wibisana.
"Kau jangan bicara bohong wibisana cepat katakan di mana anak sialan itu."Tanya Sarwati.
"Kalaupun aku tahu , tidak sudi aku mengatakannya padamu."Ucap Wibisana.
"Kurang ajar aku tahu kau pasti menyembunyikan anak mu di suatu tempat, cepat katakan "Desak Sarwati.
"Rupanya aku berbicara dengan orang tuli, sekarang sebaiknya cepat kau pergi dari sini."Ucap Wibisana.
"Kurang ajar berani sekali kau mengusir ku hiiiaaaaat...!!. Weeees.....!!! Tongkat Sarwati langsung meluncur kearah Wibisana.
Wibisana berkelit kesamping sehingga pukulan tongkat itu dapat di hindarinya.
"Kurang ajar banyak tingkah kau di hadapan ku."Ucap Sarwati.Merasa geram.
Sarwati kemudian menyerang wibisana dengan gencarnya, Wibisana yang berkemampuan rendah itu langsung kewalahan karena sama sekali bukan tandingannya.Hingga akhirnya pukulan tongkat itu pun mendarat di kepalanya hingga membuat Wibisana tewas seketika.
Sarwati merasa puas setelah berhasil membunuh ketiga orang itu yang salah satu adalah ayahnya Barata.Untuk sementara dendam di hatinya sedikit terobati.
"Sepertinya pemuda itu tidak ada di sini tuan Jatiwaringin."Ucap Sarwati.
"Lalu di mana pemuda sialan itu sekarang kira kira"Ucap Ki Jatiwaringin.
"Adik Sarwati bukankah kau bisa melacak keberadaan seseorang , cobalah kau cari di mana Barata dan gadis berdarah suci itu sekarang."Ucap Ki Bayarana.
tergantung bantuan Naga Welang 😵