NovelToon NovelToon
Perjalanan Menjadi Pendamping Sang Dewa

Perjalanan Menjadi Pendamping Sang Dewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:326.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: pio21

Aurora, seorang CEO yang merupakan gadis multitalenta harus merenggang nyawa karna keserakahan tangan kanannya sendiri yang berniat merebut perusahaan yang dia bangun sejak dulu.

Ketika sebuah peluru terlepas menembus jantungnya, Dan di detik kemudian gadis itu telah berada di dunia yang berbeda.

Jiwanya menempati tubuh putri dari seorang jendral perang yang terkenal dengan sampah karna tidak mampu berkultivasi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan nyonya besar Bai

Jendral Bai seketika terkejut ketika melihat putrinya yang dulu tidak bisa berkultivasi kini sudah berhasil membuka Meridiangnya.

Namun bukan hal itu yang membuatnya sangat terkejut, tapi dimana kini putrinya telah mencapai ranah mortal tingkat 9, itu berarti jika putrinya telah berhasil membuka seluruh Meridiangnya.

Tapi bagaimana bisa itu terjadi secepat itu, seketika dia memandang putrinya dengan tatapan horor, Kemarin dia belum bisa melihat tingkat pencapaian putrinya dan ini hari dia melihatnya, bukankah itu artinya baru sehari Meilan berkultivasi tapi dia sudah berada di ranah mortal tingkat 9, Yang benar saja bahkan seorang jenius belum ada yang pernah meraih ranah mortal tingkat 9 dalam waktu satu hari.

Surga, Itu berarti putrinya memiliki kehendak dewa

"Meier ini, Kau sudah berada di ranah mortal tingkat 9"

Jendral Bai bertanya dengan cepat.

Meilan menganggukkan kepalanya

"Tapi kenapa bisa secepat itu?"

Tanya jendral Bai kembali

Pria paruh baya segera duduk di samping putrinya, menatapnya dengan rasa penuh penasaran.

Meilan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia bingung bagaimana menjelaskannya.

"Ahh itu, temanku yang membantuku ayah, tapi aku tidak bisa memberitahu siapa dia, karna dia sangat tertutup"

Kilah gadis itu

"Benarkah seperti itu?"

Jendral Bai kembali bertanya untuk memastikan

Meilan menganggukkan kepalanya

"Itu sangat baik, tetap menjalin pertemanan dengannya, berteman dengan orang hebat adalah keberuntungan"

Jelas Jendral Bai, dia sangat antusias ketika memikirkan putrinya memiliki teman yang hebat.

Meilan hanya menganggukkan kepalanya kembali.

"Ayah ingin mengatakan sesuatu?"

Sahut Meilan kemudian, dia jelas tau alasan kedatangan ayahnya menemuinya.

"Itu apa benar kau yang melukai Chanzi?"

Tanya jendral Bai

Jika tadi dirinya benar benar tidak percaya jika putrinya yang melukai keponakannya itu, maka sekarang dia yakin melihat jika tingkat kultivasi putrinya berada satu tingkat di atas Chanzi. Namun jika itu benar, dia ingin tau apa alasan putrinya melakukannya.

Meilan tersenyum tipis, sangat tipis sehingga jendral Bai tidak menyadarinya.

Gadis menundukkan kepalanya, tangannya meremas antara satu dan lainnya.

"Itu ayah, Jika aku mengatakannya sebenarnya apa ayah bisa berjanji padaku"

Cicit gadis itu, matanya tampak berkaca kaca menatap jendral Bai.

Phoenix di dalam dimensi "_"

Sejak kapan Tuannya itu bisa merasa sedih

"Tentu ayah akan berjanji, ayah tidak akan marah padamu"

Jawab pria paruh baya itu cepat, dia benar benar tidak sanggup melihat air mata putrinya itu

"Bukan itu ayah, Ayah harus berjanji untuk tidak marah pada Chanzi"

Dahi Jendral Bai berkerut, dia tidak mengerti dengan ucapan putrinya.

"Meier ayah tidak mengerti apa yang kau katakan"

Meilan kembali tertunduk.

"sebenarnya selama ini Chanzi sering menindasku, mungkin ayah sulit mempercayainya tapi ayah bisa menanyakannya pada pelayan pelayan di kediaman ini"

Ucap Meilan dengan pelan

"Apa"

Jendral Bai berdiri dari tempat duduknya dengan kasar.

"Itu itu karna aku tidak bisa berkultivasi aku hanya diam, tapi tadi karna dia kembali menindasku, aku membalasnya, aku aku"

Meilan seolah tidak bisa melanjutkan perkataannya, Air matanya mengucur deras.

Ohh ayolah jika saja dia berada di dunia modern saat ini, mungkin dja akan menerima piala Oscar karna bakat aktingnya.

"Meier kenapa kau tidak mengatakannya pada ayah selama ini nak"

Jendral Bai benar benar terkejut, dia lantas memegang pundak putrinya.

"Itu karna aku tidak ingin ayah bertengkar dengan nenek, aku tau nenek akan membela Chanzi apapun yang terjadi ayah"

Jawab Meilan kemudian

"itu tidak akan terjadi, Nenekmu tidak bisa bersikap seperti itu terus menerus mementingkan cucunya yang lain hanya karna kamu tidak bisa berkultivasi"

Geram Jendral Bai, dia tidak menyangka sikapnya yang selama ini tidak begitu tegas pada keponakan dan ibunya berdampak buruk bagi putri kesayangannya.

Meilan adalah permata hatinya, dia tidak akan membiarkan orang lain menyakiti gadis kecil itu, entah itu orang lain atau bahkan keluarga terdekatnya sendiri. Baginya jika putrinya tidak melakukan kesalahan untuk apa orang lain bersikap tidak adil, bahkan Meilan selama ini tidak pernah merugikan orang lain.

Dan tepat saat perbincangan mereka, Tampak seorang pelayan masuk menyela.

"Maaf jendral, maaf putri, Saat ini nyonya besar Bai ada di halaman dan ingin menemui Jendral dan putri Meilan"

Sahut pelayan tersebut dengan sopan

Jenderal Bai memegang tangan putrinya dengan erat.

"Jangan khawatirkan apapun, Ayah akan menjadi garda terdepan untukmu"

ucap jendral Bai yang merasa yakin jika putrinya takut akan terkena marah oleh ibunya.

Meilan tersenyum tipis, dia jelas tidak takut pada siapapun saat ini, bahkan ketika nenek dari Meilan yang sesungguhnya itu datang padanya itu tidak akan membawa pengaruh apapun.

Gadis itu hanya ingin melihat, bagaimana ayahnya itu membelanya, sanggup kah dia membela putrinya di hadapan ibunya sendiri?

****************

Disisi lainnya, Tampak seorang wanita tua dengan pakaian mewahnya tampak menunggu di sebuah ruangan keluarga yang ada di kediaman Bai.

"Kenapa tidak melawan? Kenapa membiarkan dirinya menyerangmu? Lihatlah kamu terluka saat ini"

Nyonya besar Bai tampak marah setelah mendapat kabar jika cucu kesayangannya terluka, dan yang lebih membuatnya marah adalah orang yang melukainya adalah gadis yang merupakan sampah di kediamannya.

"Itu, Aku takut jika paman marah kepadaku"

Cicit Chanzi dengan raut wajah yang dia buat sesedih mungkin.

"Tidak akan ada yang marah, dia yang menyerangmu, lagi pula apa untungnya membela sampah itu"

Wanita tua itu berkata dengan kasar.

Ya selama ini semua orang di kediaman Bai jelas tau jika Nyonya besar Bai tidak menyukai putri tunggal dari Jenderal besar Bai. Semua orang pun tau alasannya, gadis itu tidak bisa berkultivasi, Dan menurutnya dia hanya merepotkan semua orang.

"Sampah yang kau katakan adalah putriku, ibu"

"Dan dia adalah cucumu juga"

Suara Jendral Bai mengejutkan keduanya, Chanzi tampak terkejut, dia segera memainkan ekspresinya, berpura pura sakit dan sedih dengan keadaan.

Jendral Bai masuk kedalam ruangan tersebut dengan wajah suramnya, Matanya menatap tidak senang pada keponakannya yang selama ini dia sayangi ternyata melukai putri semata wayangnya diam diam

"Cucu? Aku tidak memiliki cucu sampah, Dan cucuku hanya ada satu, Chanzi yang jenius"

Jawab nyonya besar Bai dengan ketus

"Tapi cucu yang kau anggap sampah ini berhasil melukai cucu jeniusmu"

Tiba tiba suara terdengar dari arah belakang.

Nyonya besar Bai segera mengalihkan perhatiannya, dimana kini Meilan muncul di belakang Jendral Bai.

Chanzi yang mendengar itu jelas saja mengepalkan tangannya, dia benci mendengar kalimat itu.

Meilan tampak terkekeh beberapa waktu, Dia menatap dengan jelas wajah wanita tua di hadapannya yang kini memandangnya bagai seekor singa.

Meilan menganggukkan kepalanya, wanita tua itu berada di ranah Bumi tingkat 3.

Diam diam gadis itu mengejek, Bagaimana bisa wanita yang sudah tua itu hanya berada di Ranah bumi tingkat 3 bukankah itu berarti dia menunjukkan sikap malasnya di masa muda.

Nyonya besar Bai tampak membulatkan matanya ketika menyadari sesuatu, Dia berdiri dari tempat duduknya dengan kasar.

"Bagaimana bisa kau berada di ranah mortal tingkat 9"

Teriak yang cukup terkejut

Chanzi yang mendengar itu bereaksi sama, dia tampak terdiam beberapa waktu

Mortal tingkat 9? Itu mustahil

1
Hunter05
Thor.. up lagi dong.. lama belum up lagi. penasaran banget 😁😁😁😁
"Candy75
Meilan kurang perhatian sama hewan kontraknya, cuma memanfaatkan kekuatannya aja gak memperhatikan kebutuhannya
"Candy75
kalau naga ngamuk jadinya astaganaga
"Candy75
dua hewan kontrak bertolak belakang elemen
"Candy75
Meilan terbaik
"Candy75
ternyata panatua Hong terbaik di akademi
"Candy75
cari mati
"Candy75
Fan Zhuang cemburu
"Candy75
Fan Zhuang cemburu
"Candy75
tantangan untuk dapat api tingkat tinggi?
Eka Syilviana
sangat bagus
"Candy75
kok gak Alkemia?
"Candy75
Meilan putri jenderal besar Bai aja gak sombong
"Candy75
disayang ayah dan kakek rasanya luar biasa
"Candy75
Fan Zhuang kayak jilangkung, datang gak diundang
"Candy75
kejutan untuk Hong Yini
"Candy75
rasain
Aini
Luar biasa
"Candy75
Baru 1 musuh hilang
"Candy75
token Chanzi yang diambil Meilan?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!