TAMAT 03 FEBRUARI 2024
Demi bisnis Mahesa yang hampir bangkrut, ia harus mau menikahi anak gadis milik konglomerat yang dulu pernah menjadi tunangannya: Snowy.
Sekarang, karena ulah menolaknya dahulu, Snowy menjadi membencinya. Menjadi tak lagi respect padanya.
Tugas pertama Mahesa setelah menikah adalah, harus mengatasi banyak lelaki yang masih berstatus sebagai pacar Snowy White Rain.
Sialnya lagi adalah, Mahesa mulai menyukai gadis bermata biru itu. Gadis bodoh yang memiliki banyak pria bodoh di hidupnya.
Snowy mungkin tidak sadar, jika dia sedang dimanfaatkan para kekasihnya, diperdaya para lelaki yang mengincar sesuatu darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUA
Snowy cantik dengan gaun putih elegan, rambut tak dibiarkan terikat. Kakek, nenek, ayah, ibu, dan hampir seluruh keluarganya memuji akan kecantikannya.
"Ngomong-ngomong siapa yang mau nikah? Mami belum kasih tahu loh." Snowy sedari kemarin bertanya itu, tapi tak dijawab ibunya.
"Kak Esa, Sayang."
"Apa?!" lonjak Snowy melotot. Begitu tega senyuman Vanessa saat mengutarakan itu.
"Loh, kenapa?" Rega tertawa melihat respon sontak putrinya.
"Kalian becanda hah?" Raut muka gadis itu mengecut seketika. Tadi moodnya baik, entah lah mendengar berita ini Snowy tak baik sama sekali. "Ngapain ngajakin Snow ke pernikahan mantan sih haaaaah?"
"Emang kenapa?" Vanessa masih sempat-sempatnya membetulkan tatanan rambut Snowy yang sumpah ingin sekali dia acak-acak sendiri. "Snow cemburu?"
"Dih, sorry!" Gadis itu tertawa sekilas dengan wajah yang aneh. "Snowy cemburu? Hellooooo, kayak nggak ada cowok lain ajah!"
Di masa lalu Mahesa selalu acuh padanya, mungkin saja tidak normal. Dari sekian banyak pria, hanya Mahesa yang tak pernah menunjukkan sikap sukanya.
Sudah jelas, Mahesa suka sesama jenis. Atau mungkin impoten. Yah, sejenis itu mungkin, aaah kenapa pikiran Snowy kacau.
"Sudah siapkan? Kita masuk." Rega menggiring putri dan istrinya masuk, Snowy sempat ingin melarikan diri tapi Rega menarik kerah gaun gadis itu. "Snow..."
"Papi, gaun Snowy nanti rusak." Vanessa protes. Dia usahakan Snowy sempurna pagi ini tapi Rega semudah itu menariknya.
"Snow nggak betah di sini. Lagian sama siapa sih Kak Esa nikah? Sama cowok juga?"
"Kalo pengen tahu, masuk makanya!" Rega jadi kesal, dia paksa Snow masuk walau kondisi wajahnya mulai masam.
Tiba di dalam, kepala Snowy sibuk mengedar menyisir pandangannya ke segala arah. Ini gila, konsep dekorasi pernikahan Mahesa benar-benar sesuai dengan impiannya.
Elegan, mewah, didominasi campuran warna-warni lembut. Di pintu masuk balai pernikahan, ada inisial SM yang menyambut.
"Jadi siapa yang mau nikah sama cowok nggak normal itu hmm? So Lee min? So Lee Hin? Apa So Mad?"
"Jangan ngomong sembarangan." Rega menjewer telinga anaknya yang bawel. Lagi dan lagi yang dipikirkan Vanessa hanya dandanan gadis itu.
"Nyatanya tuh cowok nggak normal!" ketus Snowy kekeuh. "Sama Snow yang cantik dan kaya ajah nggak tertarik, apa lagi sama orang lain!"
Mendengar itu, sontak Rega menghela napas berat, tapi ia maklum jika putrinya mewarisi kesombongannya. Like Rega like Snowy and Sky, bukan?
🏔️🏔️🏔️🏔️
^^^🏔️🏔️🏔️🏔️^^^
"Snowy yang menikah?!!!!!!!"
Mahesa terperanjat mendengar penuturan ibunya. Baru saja dia mengetahui jika ternyata dia akan menghadiri acara pernikahan mantan satu- satunya.
"Hmm," angguk Selena. Dasi kupu-kupu yang menancap di kerah leher putranya dia coba untuk rapikan. "Kita harus ke dalam," ajaknya.
"Ettt..., mau ke mana?" Roland sang sahabat, membegal jalan Mahesa. Bisa-bisanya sudah serapi itu mau pergi ngeluyur begitu saja.
"Gue males ketemu Snow!" ketus Mahesa yang lekas ditertawakan Roland, Dewa, Gladys, dan King; sahabat-sahabatnya.
Bahkan, hingga di usia ke 26 tahun mereka masih menjadi teman sejati. Saling dukung, dan yah inilah yang membuat Mahesa tak merasa kesepian dengan status jomblonya.
"Kenapa? Masih ada rasa?" tanya King.
"Kalo Lo keluar, berarti Lo masih ada rasa sama Snowy," timpal Dewa.
Mahesa cukup lama terdiam, dia tak ingin menunjukkan ekspresi apa pun karena dia tidak sama sekali cemburu apa lagi masih memiliki rasa. Bahkan, dia tak pernah punya sedikit pun rasa pada Snowy sedari dulu.
"Udah masuk!" Dewa mendorong teman sejawatnya masuk ke dalam gedung yang didekorasi dengan sangat elegan.