Elsya adalah seorang anak perempuan yang bisa melihat sosok tak kasat mata, saat memasuki taman kanak-kanak ia bertemu dengan sosok perempuan yang kini menjadi temannya, karena hal itu ia kadang terlihat berbicara sendiri dan membuat orang-orang di sekitarnya menganggap ia anak aneh.
Anggapan itu lah yang membuat ia tidak memilih teman di sekolah, dan ada hal lain yang menjadikan Elsya sasaran empuk para preman di sekolah untuk melakukan kejahatan padanya.
Elsya hanya tinggal bersama kakak kandungnya, kalau bukan support dari kakaknya ia tidak akan mampu bertahan.
Hingga suatu hari Elsya harus berpisah selama-lamanya dengan teman gaibnya, itu membuat Elsya sangat sedih dan memutuskan untuk menutup mata batinnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
"Sepertinya lu lupa Sya, iya kan?" tanya mbak Kun yang membuat Elsya semakin bingung.
"Apa?" tanya Elsya sambil melihat mbak Kun.
"Ingat gak waktu lu kelas satu SMP Sya? lu bisa pecahin apa maksud dari mimpi lu, coba ingat-ingat lagi," ucap mbak Kun. "Jangan sampai terlihat ataupun melakukan apapun, cukup melihat," sambung mbak Kun.
Mendengar ucapan mbak Kun, Elsya berusaha keras mengingat apa yang pernah ia alami, Elsya benar-benar tidak ingat apa yang pernah terjadi di masa ia SMP dulu.
"Lu gak perlu melakukan apapun Sya, gak ada yang akan berubah justru lu hanya mengulangnya kembali."
Sepersekian detik kemudian, Elsya kembali bermimpi seperti saat sore tadi.
"Aiiisst mimpi lagi, tapi ini beneran mimpi gak sih?" ucap Elsya sambil berdiri dari duduknya.
Elsya berjalan keluar kamar dan kembali teringat sosok anak kecil di samping rumah, saat Elsya mau membuka pintu Elsya teringat akan pesan mbak Kun tadi.
"Tapi gue harus kek mana?" Elsya kebingungan dan memilih pergi ke ruang keluarga daripada pergi ke halaman samping rumah.
Disana Elsya memperhatikan lukisan perempuan yang terpajang disana, lukisan yang sama persis yang ada di villa milik orang tua Bian.
Elsya memperhatikan lukisan itu setiap inci, sampai ia melihat satu nama yang tertera di bagian bingkai lukisannya.
"Ini mbak Kun," ucap Elsya pelan, matanya mulai berkaca-kaca. "Ini dia." Elsya sangat yakin setelah membaca nama yang tertera.
"Anak sialan dimana kamu hah?" mendengar kalimat itu di ucapkan, Elsya langsung melihat siapa dan lagi-lagi Elsya melihat pak Damar yang tampak marah dengan memegang pisau di tangannya.
"Gue harus apa?" tanya Elsya kebingungan, tapi karena mengingat perkataan mbak Kun, Elsya memilih bersembunyi di bawah meja.
"Kau dimana anak sialan?" teriak pak Damar.
"Ayah ampuuuuun."
Pak Damar menyeret anak itu masuk ke dalam rumah, dan pak Damar menampar anak itu tanpa ampun.
"Ampun ayah, Zio minta ampun."
"Sialan!!" sosok pak Damar yang dilihat oleh Elsya terus memukul anak kecil itu, hingga akhirnya anak itu tidak sadarkan diri.
"Kamu bilang mau ikut ibu mu kan? Ayah akan mengantarmu, tunggu lah."
Dan entah setan apa yang merasuki sosok pak Damar, ia dengan cepat mengambil pisau yang sempat terlepas dari tangannya dan memotong leher anak kecil bernama Zio itu.
Elsya sudah menangis, ia bener-bener bingung harus bagaimana.
"Gue harus keluar." baru saja Elsya mau keluar dari tempat persembunyiannya, terdengar suara pintu terbuka karena itu Elsya memutuskan tetap berada di tempatnya.
"DANAR!!"
"Danar?" ucap Elsya heran karena mukanya sangat mirip dengan pak Damar.
"Kau terlambat istriku, anak kita sudah mati, lagi pun anak kita juga mengira kau sudah mati kan."
"Kau keterlaluan Danar, dia anak mu juga." Perempuan yang datang itu menangis tersedu-sedu mengetahui anaknya sudah meninggal di tangan suaminya sendiri.
"Kuu...." Elsya sudah tidak mampu berbicara, sosok perempuan yang ia lihat ternyata mbak Kunti teman gaibnya selama ini.
Elsya ingin keluar tapi tubuhnya serasa ngefreeze, ia bener-bener tidak bisa menggerakkan tubuhnya, hanya air mata Elsya yang terus turun membasahi pipinya.
"Sialan kau Danar!" mbak Kun mendekati suaminya dan memukulnya dengan vas bunga yang entah sejak kapan mbak Kun pegang.
PRAANGGG
Vas bunga itu pecah dan membuat kepala Danar berdarah, Danar pun dengan cepat menusuk mbak Kun dengan pisau yang memang sedari tadi ia pegang.
"Siiiaaalan kau Danar!" mbak Kun berusaha untuk berdiri tapi tidak bisa karena rasa sakit yang dirasakan.
Hingga akhirnya mbak Kun tumbang tak sadarkan diri, di situlah Elsya baru bisa menggerakkan tubuhnya.
"KUNTIIIIII...." Elsya langsung keluar dari bawah meja dan menghampiri mbak Kun.
Saat Elsya mau memegang mbak Kun, tangan Elsya tembus dan tidak bisa memegang tubuh mbak Kun. Elsya tetap berusaha untuk menahan darah mbak Kun yang terus mengalir keluar, walaupun usahanya itu sia-sia.
"Gak gak! Kunti bangun!!"
Suami mbak Kun justru tersenyum melihat tubuh mbak Kun dan Zio anaknya sudah tergeletak dengan bersimbah darah.
"Ayah menyayangi kalian!" setelah mengatakan itu pak Danar langsung meninggalkan jasad anak dan istrinya.
Elsya terus menangis, karena tidak kuat melihat teman gaibnya ternyata di bunuh dengan brutal oleh suaminya sendiri.
Dan entah bagaimana ceritanya Elsya tersadar dari mimpinya itu, Elsya masih berada di posisinya sebelum ia bermimpi, yang membuat Elsya heran pipinya basah dengan air mata bahkan kepalanya terasa berat.
"Mbak Kun," ucap Elsya saat mengingat kejadian di mimpinya.
Dengan cepat Elsya mengedarkan pandangannya tapi ia tidak melihat sosok mbak Kun, lalu Elsya berlari keluar kamar untuk pergi ke ruang keluarga untuk melihat nama yang tertera di bingkai lukisan mbak Kun.
"El?" panggil Ana saat melihat Elsya, tapi Elsya tidak memperdulikan temannya itu, ia hanya mau memastikan itu benar mbak Kun teman gaibnya.
"Kenapa lu?" tanya Diki yang ada di ruang keluarga bersama beberapa teman yang lain, tak heran Diki bertanya karena melihat tampang Elsya yang tidak karuan, pipi masih masih basah dan matanya bengkak.
"El kenapa?" tanya Hana.
Elsya lagi-lagi tidak menjawab teman-temannya, matanya terus memperhatikan bingkai lukisannya, dan benar saja di bingkai itu ada nama mbak Kun.
"Eliya." Elsya kembali meneteskan air matanya saat membaca nama teman gaibnya.
"Heh lu kenapa?" tanya Monica.
Teman-temannya mulai berkerumun melihat Elsya.
"El."
Elsya semakin menangis, karena teringat bagaimana sadisnya mbak Kun dihabisi.
"Gue harus apa?" tanya Elsya sambil menatap lukisan mbak Kun.
Di saat bersamaan dengan itu, terdengar suara teriakan dari arah luar. Yang lain pun berlari keluar dan hanya tinggal Elsya di temani Diki.
"Kunti gue harus apa?" tanya Elsya dalam hati dan berharap mbak Kun menunjukkan dirinya.
Diki yang melihat Elsya terus menangis, mencoba menenangkan Elsya menepuk-nepuk pundaknya dan tentu itu membuat Elsya semakin menangis.
"El udah udah, lu kenapa sih?"
Tentu Elsya tidak menjawab dan terus saja menangis.
jika bersedia km bs follow ak dan ak bs undang kamu mksh.