NovelToon NovelToon
Sinyal Di Batas Bintang

Sinyal Di Batas Bintang

Status: sedang berlangsung
Genre:Epik Petualangan / Mengubah sejarah / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rifky Ramadhan Official

Dalam waktu dekat, umat manusia telah mengembangkan teknologi canggih yang memungkinkan mereka melakukan perjalanan antar bintang. Misi perurkan dengan harapan menemukan planet yang layak huni. Namun, saat kru tiba setelah bertahun-tahun dalam cryosleep, mereka menemukan sinyal misterius dari peradaban asing, mengubah misi eksplorasi ini menjadi perjuangan bertahan hidup dan penemuan besar yang bisa mengubah nasib umat manusia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifky Ramadhan Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

Bab 16: Jebakan Dimensi

Setelah cahaya dari altar mereda, Elena, Samuel, Mark, dan Kara mendapati diri mereka terengah-engah di tengah ruangan yang hening. Kegelapan yang sebelumnya mengancam tampaknya telah lenyap, dan hanya keheningan yang tersisa di balik itu. Namun, suasana yang mencekam tetap mengintai di sudut-sudut pikiran mereka.

“Apa yang baru saja terjadi?” Kara bertanya, masih terkejut dengan pertempuran yang baru saja mereka alami.

Mark menggelengkan kepalanya. “Aku tidak tahu, tapi jelas kita telah melakukan sesuatu yang besar.”

Elena berusaha menenangkan diri dan fokus. “Kita berhasil menghancurkan altar itu, tapi ada sesuatu yang masih tidak beres. Kekuatan ini terlalu besar untuk hanya dihancurkan begitu saja.”

Samuel memandangi layar di sudut ruangan yang tiba-tiba hidup kembali, menampilkan peta holografis dimensi. Namun, peta itu sekarang menunjukkan pergerakan yang aneh—titik-titik energi yang terus berubah bentuk dan lokasi. “Ini belum selesai,” katanya sambil menunjuk ke peta. “Kita baru saja membuka sesuatu yang lebih besar.”

Elena mendekati peta, mengerutkan kening. “Apa maksudnya? Kita menghancurkan sumber energi mereka, tapi kenapa peta ini menunjukkan aktivitas yang semakin meningkat?”

Mark menatap layar dengan tatapan penuh curiga. “Mungkin kita tidak benar-benar menghentikan kegelapan. Mungkin kita justru memicu reaksi lain.”

Tiba-tiba, ruangan itu mulai bergetar. Mereka merasakan lantai di bawah kaki mereka bergemuruh, dan dinding di sekeliling mereka tampak bergerak, seolah ruang di sekitar mereka berubah bentuk.

“Kita harus keluar dari sini!” seru Samuel, panik. “Ini bisa runtuh kapan saja!”

Namun, ketika mereka berusaha mencari jalan keluar, ruangan itu tampak semakin menutup diri. Dinding-dindingnya berubah menjadi bayangan yang pekat, mengurung mereka di dalam ruang yang semakin kecil. Langit-langit yang sebelumnya tinggi kini tampak menurun perlahan, menekan suasana dan membuat mereka merasa terjebak.

“Ini jebakan!” Kara berteriak. “Kita tidak bisa keluar!”

Elena berusaha tetap tenang, meskipun jantungnya berdegup kencang. “Tidak, pasti ada jalan keluar. Kita hanya perlu berpikir.”

Mark meraba-raba dinding yang gelap itu, mencari celah atau sesuatu yang bisa membantu mereka. Namun, setiap kali dia menyentuh dinding, bayangan itu seakan-akan menelannya, menghilang seolah-olah dia tidak pernah menyentuh apa pun.

“Ini seperti dimensi ini berubah di sekitar kita,” kata Mark, frustrasi. “Kita tidak bisa mengandalkan pancaindra kita di sini.”

“Kita harus menggunakan akal kita,” Elena berkata, berusaha berpikir cepat. “Ingat, dimensi ini adalah sesuatu yang diciptakan oleh kekuatan yang kita tidak sepenuhnya mengerti. Mereka memanipulasi ruang dan waktu. Kita harus menemukan cara untuk mengatasi ini.”

Samuel berjalan ke tengah ruangan, mencoba mengamati pola-pola pada lantai. “Lihat,” dia berkata sambil menunjuk ke bawah. “Ada simbol-simbol yang muncul di lantai. Mungkin ini petunjuk.”

Elena berlutut, memperhatikan simbol-simbol yang mulai bersinar samar di bawah kaki mereka. Simbol-simbol itu tampak rumit, seperti bahasa kuno yang mereka lihat sebelumnya di altar. “Ini pasti ada hubungannya dengan dimensi ini,” katanya pelan. “Jika kita bisa memecahkan kodenya, mungkin kita bisa keluar dari jebakan ini.”

Mark menatap simbol-simbol itu dengan seksama. “Kita butuh lebih banyak informasi. Mungkin ini semacam teka-teki.”

Kara yang awalnya panik mulai lebih tenang dan ikut memperhatikan. “Bagaimana kalau kita mencoba untuk menyentuhnya? Mungkin kita harus mengaktifkan mereka dengan cara tertentu.”

Elena memandang Kara sejenak sebelum mengangguk. “Baik, tapi kita harus berhati-hati. Jangan terlalu gegabah.”

Dengan hati-hati, Samuel menyentuh salah satu simbol di lantai. Saat dia melakukannya, simbol itu bersinar lebih terang, dan sebuah suara berdering lembut di udara. “Sepertinya ini bekerja,” kata Samuel sambil tersenyum. “Mungkin kita berada di jalur yang benar.”

Mereka mulai menyentuh simbol-simbol lain dengan urutan yang tampaknya acak, dan setiap kali mereka melakukannya, ruangan itu mulai berubah. Dinding-dinding yang terbuat dari bayangan mulai bergeser, memberi mereka lebih banyak ruang, dan getaran di lantai mulai mereda.

“Tampaknya kita memecahkan kodenya,” ujar Mark, dengan rasa lega. “Tapi kita harus tetap berhati-hati.”

Namun, saat mereka melanjutkan, Elena merasakan ada yang salah. Simbol-simbol yang mereka aktifkan mulai berubah bentuk, dan sebuah getaran baru mulai merambat di seluruh ruangan. Kali ini, getaran itu lebih kuat, seolah-olah sesuatu yang lebih besar sedang mendekat.

“Ini tidak baik,” kata Elena, merasakan ketegangan di sekeliling mereka. “Ini bukan hanya sekedar jebakan. Ada sesuatu yang lebih besar yang sedang mendekati kita.”

Mendadak, suara yang familiar terdengar kembali, bergema di seluruh ruangan. “Kalian telah membuka pintu yang seharusnya tetap tertutup,” suara itu berkata, semakin mendekat. “Sekarang kalian harus menghadapi konsekuensinya.”

Bayangan-bayangan di sekeliling mereka mulai menggumpal, membentuk sosok yang lebih padat dan berbahaya. Dari kegelapan muncul makhluk besar, sosok yang mereka kenal sebagai pemimpin dari bayangan yang menghantui mereka sejak awal.

“Kalian tidak bisa melarikan diri dari takdir kalian,” sosok itu berbicara dengan suara yang dalam dan menakutkan. “Kegelapan akan selalu menemukan jalannya.”

Elena menggertakkan giginya. “Kami tidak akan membiarkanmu menang. Kami akan melawan.”

Samuel, Mark, dan Kara berdiri di samping Elena, siap untuk menghadapi makhluk itu. Namun, kali ini, sosok yang mereka hadapi jauh lebih kuat dari sebelumnya. Cahaya yang mereka gunakan untuk melawan sebelumnya tidak seefektif sekarang. Makhluk itu tampak kebal terhadap cahaya yang mereka pancarkan.

“Kita harus menemukan cara lain,” kata Samuel, suaranya dipenuhi kecemasan. “Cahaya tidak cukup.”

Elena berpikir cepat. “Ini bukan hanya tentang cahaya atau kegelapan. Ini tentang dimensi itu sendiri. Kita harus memanfaatkan energi dari tempat ini.”

Kara menatap Elena, bingung. “Maksudmu bagaimana?”

Elena menutup matanya sejenak, merasakan aliran energi di sekitar mereka. “Dimensi ini diciptakan dengan aturan yang berbeda dari yang kita kenal. Jika kita bisa memahami aturan-aturan itu, kita bisa membalikkan keadaan.”

Dengan cepat, Elena mulai memusatkan pikirannya pada simbol-simbol di lantai. “Simbol-simbol ini adalah kuncinya,” katanya. “Mereka bukan hanya bagian dari jebakan. Mereka juga bisa menjadi jalan keluar.”

Samuel mengangguk, mengikuti pemikiran Elena. “Kita perlu mengaktifkan simbol-simbol itu dalam urutan yang benar.”

Kara dan Mark mulai membantu dengan cepat menyentuh simbol-simbol lain, mencoba memecahkan pola yang tepat. Namun, setiap kali mereka salah menyentuh simbol, ruangan kembali bergetar lebih hebat, dan sosok kegelapan itu semakin mendekat.

“Kita harus cepat!” teriak Elena. “Kita tidak punya banyak waktu!”

Dengan ketegangan yang meningkat, mereka berusaha menemukan urutan yang benar. Saat Samuel menyentuh simbol terakhir, ruangan itu tiba-tiba menjadi tenang. Makhluk gelap itu berhenti, tampak terguncang oleh perubahan energi di dalam ruangan.

“Elena, kita berhasil!” teriak Samuel.

Ruangan mulai bergetar sekali lagi, tetapi kali ini bukan sebagai tanda ancaman. Sebuah portal besar muncul di depan mereka, memancarkan cahaya terang yang berbeda dari apa yang mereka lihat sebelumnya.

“Ini jalan keluarnya,” kata Elena dengan suara lega. “Ayo pergi, sebelum semuanya berubah lagi.”

Mereka bergegas menuju portal, meninggalkan sosok kegelapan yang tampak lenyap di belakang mereka. Dengan satu lompatan terakhir, mereka masuk ke dalam cahaya, berharap menemukan jalan keluar dari dimensi yang penuh jebakan ini.

1
Ya Fi
Luar biasa
Pyscho
Bahasanya halus banget!
Grindelwald1
Duh, seru euy! 🥳
Linechoco
Serius, ceritanya bikin aku baper
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!