"Biarkan sejenak aku bersandar padamu dalam hujan badai dan mati lampu ini. Aku tidak tahu apa yang ada dalam hatiku, aku hanya ingin memelukmu ..."
Kata-kata itu masih terngiang dalam ingatan. Bagaimana bisa, seorang Tuan Muda Arogan dan sombong memberikan hatinya untuk seorang pelayan rendah seperti dirinya? Namun takdirnya adalah melahirkan pewarisnya, meskipun cintanya penuh rintangan dan cobaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susi Ana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Pembalasan Dendam
Lagi-lagi, Bahama bertingkah konyol. Dia menggaruk-garuk kepalanya meskipun nggak merasa gatal. Rambut rapinya yang tadi dia sisir, kembali berantakan. Pundaknya yang digebuki oleh Bibi Chan terasa ngilu, dan membuatnya sadar untuk segera menghentikan tindakan konyolnya.
"Atas perintah Bos, Tiger Ba saat ini dipercaya menjadi pimpinan sementara kalian!! Apakah kalian mengerti?!"
Ucapan tegas dan pertanyaan yang penuh tekanan keluar dari mulut Tiger Hou. Bahama yang mendengar ucapan sebagai pimpinan sementara, sedikit terhenyak tak percaya. Apakah semua ini hanya masa percobaan baginya? Mungkinkah Tuan Vengsier Eiger belum mempercayainya sepenuhnya?
Ribuan pertanyaan, berkecamuk dalam diri Bahama. Mendadak dadanya terasa panas. Bara api dendam itu kembali muncul. Sorot matanya yang tadinya teduh dan bersahabat, berubah penuh amarah. Namun, Bahama berusaha mengendalikan diri dan bertanya pada Tiger Hou dengan nada sedikit tegas tapi tenang.
"Apa maksudmu Tiger Hou? Pimpinan sementara?"
"Ya!! Untuk melakukan misi percobaan mu!" Jawab Tiger Hou dengan nada tegas dan cool yang kesannya tidak menyukai sikap Bahama yang nggak mau menerima apa adanya.
"Aku mengerti. Baiklah, aku terima misi ini!!"
Akhirnya, Bahama menerima keputusan itu dengan dada terbuka. Bahama harus sadar dan menekankan diri, bahwa belum saatnya dia mengadakan perlawanan atau pun pemberontak kan. Dia harus berhasil menjalankan misi pertamanya malam ini.
Pertama, ia harus mendapat kepercayaan penuh dari anak buahnya yang kini begitu hormat padanya. Meskipun dia hanya sebagai pimpinan sementara. Dia akan mengambil hati mereka semua. Kemudian naik menjadi orang kepercayaan Handrille.
Bahama menatap ke wajah Tiger Hou yang bertampang dingin dan kaku. Dia memutuskan, akan bekerja sama dibawah perintah Handrille daripada Tiger Hou. Setelah ia dapatkan kepercayaan penuh, balas dendam nya pasti akan mudah terlaksana. Maka, kursi kekuasaan akan jatuh ke tangannya.
"Sudah siap?!" Tanya Tiger Hou begitu bertatapan muka.
"Ayo!! Kita bergerak cepat malam ini!!" Balas Bahama dengan tegas dan penuh percaya diri.
"Kami semua siap dibawah komando mu, Tiger Ba!!" Jawab Snake dengan tegas dan bersungguh-sungguh mewakili semua rekannya.
Tanpa bicara lagi, Bahama mengangguk tegas. Rombongan itu segera berangkat. Bahama semobil dengan Tiger Hou yang menyetir mobilnya. Diikuti oleh puluhan anak buahnya yang menaiki dua mobil di belakangnya. Bahama menjadi petunjuk jalan, menuju ke jalan Club' Malam tempatnya bekerja sebagai Bartender freelance.
Kehadiran mereka tidak diketahui sama sekali. Dengan bakatnya mengendalikan orang, Bahama membagi tugas dengan teliti. Anak buahnya segera bertindak mengikuti instruksi nya. Tiger Hou bertugas mengamati situasi yang ada di wilayah tersebut. Dia membiarkan sepenuhnya, kendali pimpinan dibawah Tiger Ba. Instruksi itulah yang diberikan oleh Tuan Vengsier Eiger kepadanya. Tugasnya hanya sebagai pemandu dan pengawas sepak terjang Tiger Ba.
"Jangan sampai gagal, Tiger Ba!!"
Tiger Hou menepuk pelan pundak Bahama. Saat mereka akan menjalankan misinya. Bahama pun hanya menganggukkan kepala dengan mantap. Disini, perasaan Bahama sebagai manusia diuji. Di dalam Club' Malam itu banyak manusia yang tidak berdosa. Yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah balas dendam nya.
Tapi, Bahama sudah menebak apa yang diinginkan oleh Sang Penguasa itu atas dirinya. Pria Penguasa itu menghendaki Bahama menghancurkan Club'Malam itu hingga hancur lebur. Agar terbukti, bahwa dirinya memang pantas menjadi anak buahnya.
Hati Bahama sedang berperang dengan nurani yang masih dia miliki. Tapi perintah tetaplah perintah yang harus dia laksanakan. Seperti perintah, membuang sahabatnya sendiri dengan kedua tangannya ke jurang. Entah, nasib sahabatnya itu masih hidup atau sudah mati. Saat ingat hal itu, Bahama merintih perih. Kemudian, muncul bara api dendam yang muncul kembali.
"Aku harus melakukan nya!! Ini adalah perintah pertama darinya!! Orang itu menguji kesetiaan ku!!" Batin Bahama, sambil mengepalkan tangannya erat-erat untuk menguasai gejolak emosinya. Saat itu terjadi perang batin yang hebat di dalam dirinya. Kemudian dengan tegas, tanpa perasaan lagi. Bahama melancarkan instruksi nya. Dia sendiri yang menekan pemantik bom di tangannya.
DUAAARR.....!!! Bunyi ledakan dahsyat pun terdengar. Orang-orang menjerit ketakutan. Mereka pun lari tunggang langgang menyelamatkan diri dan semua panik. Nyawa pun banyak yang melayang. Jerit kesakitan dan tangis kesedihan mewarnai tempat itu. Dalam sekejap, bangunan megah yang difungsikan sebagai Club' Malam itu hancur. Bahama merasa puas dan segera memerintahkan anak buahnya meninggalkan tempat itu secepatnya.
"Kita tinggalkan tempat ini!!" Perintah tegas keluar dari mulutnya.
Semua pun langsung masuk ke mobil masing-masing. Tiger Hou langsung menyetir dengan kecepatan tinggi. Menghindari kejaran dari pihak Polisi. Selama dalam perjalanan kembali ke Markas, Bahama tidak bersuara sedikit pun. Meskipun dia bersikap tegar, saat melihat mayat bergelimpangan....hati nuraninya pun bicara. Betapa kejamnya dunia kejahatan!!
"Ada apa?" Tanya Tiger Hou begitu tiba di Markas nya.
"....." Bahama tidak menjawabnya, dia hanya menatap tajam ke wajah Tiger Hou.
"Aku mengerti perasaan mu. Ini hal biasa kok."
Ucapan Tiger Hou yang santai dan begitu entengnya menganggap pembunuhan massal sebagai hal biasa, membuat darah dalam diri Bahama mendidih. Mata Bahama tiba-tiba merah dan tangannya langsung mencengkeram kerah baju Tiger Hou.
"Kau bukan manusia!! Kau iblis Jahanam!!" Gertak Bahama dengan marahnya dan tangannya ingin sekali mencekik leher pria yang kini di tangannya itu.
"HM...."
Mendengar perkataan Bahama yang penuh emosi itu, dengan enteng dan santai tapi wajah dingin dan tatapan tajam mengarah ke mata Bahama. Tiger Hou menepis dengan mudah cengkeraman tangan Bahama. Ilmu meringankan tubuhnya tidak diragukan lagi. Bahama belum ada apa-apanya sebagai tandingan nya.
"Bangsat!!" Umpat Bahama kesal, karena Tiger Hou berhasil melepaskan diri.
"Menangis lah sepuas mu....lalu kendalikan dirimu. Bos sudah menunggu laporan mu!!"
Ucapan Tiger Hou langsung menyadarkan Bahama. Tiger Hou hanya seorang pemandu yang bertugas menjadi mata-mata sepak terjangnya dalam menjalankan misi pertamanya. Yang harus dia lawan bukan Tiger Hou, melainkan Sang Penguasa yang memberinya misi kejam itu.
"Biarkan aku tenang sejenak, beri aku waktu...." Sahut Bahama dengan suara serak. Dia mati-matian menyembunyikan air matanya. Hingga membuat tenggorokan nya terasa ditusuk duri ikan. Hatinya sakit, dadanya perih. Dia menangis dalam diam.
"Pimpinan sementara kita belum sepenuhnya menghilangkan sifat manusiawinya." Kata Snake yang melihat Bahama dari kejauhan.
"Kita semua juga begitu. Kita hanya terpaksa menghilangkan sifat itu. Kita bukan robot yang terbuat dari besi. Kita masih terbuat dari daging dan darah. Kita memaklumi nya." Sahut para temannya yang ikut menyaksikan juga.
"Berbuat sadis dan kejam, bukan yang pertama bagi kita. Aku merasa kasihan pada Tiger Ba. Dia masih muda, dan harus hidup sadis seperti kita. Tangan yang bersimbah darah."
Ucapan Snake terdengar penuh perasaan. Dan Bahama mendengar ucapan itu. Hatinya pun kembali tegar. Dia tidak sendirian. Banyak orang di tempat itu yang masih memiliki sedikit hati nurani. Jika dia bersabar dan mengumpulkan kekuatan, dia pasti bisa mewujudkan ambisinya.