Happy reading readers!
Menceritan seorang gadis yang diberikan kesempatan untuk hidup kembali setelah kematiannya yang begitu mengerikan.
Purple anak dari Duke Vierra yang dititipkan pada Duke Hadid setelah kematiannya. Purple yang tumbuh dengan menjadi gadis yang cantik, dia begitu mencintai anak sulung dari Duke Hadid yang bernama Keyron.
Namun sayang cintanya yang begitu dalam tak terbalaskan bahkan cinta tulusnya dibalas dengan kematian yang begitu mengerikan, sehingga meninggalkan trauma yang begitu dalam pada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Burik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Balik Ke Masa Lalu
“Tidak!!! Jangan sakiti Lili” teriak Purple di dalam sel tahanan.
“Nona maafkan saya jika ada kehidupan berikutnya saya akan tetap menjadi pelayan nona” ucap Lili sambil menitikkan air mata.
TRINGG
Pedang tajam Dalle pun menebas leher Lili tepat di depan mata Purple.
“TIDAKKK LILI…” teriak purple.
“Dalle aku akan membunuhmu hiks” ucap Purple tajam.
Keyron pun masuk ke dalam sel tahanan, dia melihat Purple yang kini terbaring tak berdaya.
“Kak Key hiks… aku ingin mengatakan sesuatu” ucap Purple.
Keyron pun berjongkok di depan Purple yang terbaring lemah.
“Dalle!!!” Panggil Keyron sambil mengulurkan tangannya.
Dalle pun memberikan sebotol racun pada Keyron.
“Apa itu?” Tanya Purple ketakutan.
“Ini racun yang bisa membunuh janin” ucap Keyron tajam.
Purple membulatkan matanya, ternyata Keyron sudah mengetahui kehamilannya.
“Tidak jangan… ini anak kita kak…” ucap Purple.
Keyron pun membuka tutup botol itu dan meminumkannya pada Purple dengan paksa.
“Buka mulutmu bodoh” bentak Keyron.
Purple pun menutup mulutnya rapat- rapat dan hal itu membuat racun itu tak bisa masuk ke dalam mulutnya.
PLAKKK
Keyron pun menampar pipi Purple dengan keras sehingga membuat mulut Purple terbuka. Keyron pun langsung meminumkan racun itu kepada Purple dengan kejam.
“Tidak anakku…. Akh… sakit.. kak Key tolong Purple” ucap Purple merasakan sakit pada perutnya.
“Karena kau hamil aku jadi tidak bisa menghukum mati dirimu” ucap Keyron dingin.
Bagaikan tertusuk seribu jarum di dalam hatinya, jadi ini alasan Keyron membunuh anaknya sendiri.
“Dan aku juga tidak sudi kau mengandung anakku” ucap Keyron.
Bahkan air mata pun tak keluar dari kedua mata berwarna ungu itu, kini dia sadar semau harapannya adalah semu. Seketika semua sakit yang selalu dia rasakan diseluruh tubuhnya menghilang seketika bagaikan mati rasa.
“Kau akan dieksekusi besok” ucap Keyron dingin.
Purple menatap langkah kepergian Keyron setelah mengatakan hukumannya.
“Hahaha…. Iya itu lebih baik, untuk apa aku hidup, semuanya juga sudah pergi, ayah ibu Lili dan sekarang anakku, semua pergi meninggalkan aku” ucap Purple tertawa pilu.
Purple terbaring dengan tatapan kosongnya, bahkan dia sama sekali tak memejamkan mata hingga hari esok pun tiba, dimana dia akan dieksekusi.
Dua tentara pun datang menyeret tubuh lemahnya ke tempat eksekusi, bangak warga Mayrion melemparinya dengan batu.
Setelah diba di tempat eksekusi, Purple dapat melihat Keyron tengah duduk di samping kanan raja dan sebelahnya Ciera yang terus memeluk lengan Keyron. Dan sebelah kiri raja Duke Hadid dan putra keduanya Deron menatap sinis ke arahnya.
Banyak para bangsawan pun hadir di hari eksekusinya seorang Purple Den Vierra. Mereka merasa senang melihat kemalangan Purple, dan mengutuk Purple dengan kejam.
“Purple Den Vierra karena kau adalah putri dari Duke Vierra yang terlah berjasa pada kerajaan Mayrion aku akan memberikan kau satu permintaan sebelum kematianmu” ucap raja Jackson.
Purple pun menatap raja Jackson dengan tatapan kosong, “saya tidak menginginkan apa- apa yang mulia, saya mohon percepatlah eksekusinya” ucap Purple langsung menunduk.
Dia tidak ingin menatap wajah siapapun yang ada disana, dia tersenyum lembut, “ayah ibu Lili anakku, aku datang” ucapnya pelan.
Algojo pun mengangkat pedangnya setelah menerima perintah dari raja Jackson.
Dan layangkan pedang itu pun menggulingkan kepala Purple ke tanah.
****
“Nona bangunlah…” ucap seseorang, Purple pun membuka matanya, tenggorokannya terasa kering.
Dan setelah membuka mata dengan sempurna.
“Lili…!!” Ucap Purple langsung memeluk Lili dengan erat.
“Nona akhirnya anda sudah sadar” ucap Lili.
“Lili maafkan aku hiks… aku tak bisa menjagamu…” ucap Purple menangis dalam pelukan Lili.
“Nona mengapa anda menangis dan meminta maaf kepada saya?, seharusnya saya yang meminta maaf kepada nona, saya tidak menjaga nona dengan baik” ucap Lili sedih.
Purple pun melepas pelukan mereka, dia menangkup pipi Lili, “ apa kita sudah berada di surga?” Tanya Purple.
“Nona anda sedang bicara apa?” Ucap Lili heran dengan pertanyaan nonanya itu.
“Terus kita ada dimana?” Tanya Purple.
“Kita ada di kediaman Duke Hadid nona, ini di kamar nona. Maaf karena keteledoran saya nona sampai terjatuh dari tangga sehingga nona pingsan” ucap Lili.
DUARR
Bagaikan tersambar petir, apa ini bukankah dirinya sudah mati dan kenapa dia balik ke kediaman Lavette lagi.
Purple pun mencubit lengannya dengan keras, “akhh” ringisnya.
“Apa yang anda lakukan nona? Tangan anda jadi memerah” ucap Lili khawatir.
“Lili aku masih hidup?” Ucap Purple membuat Lili bingung.
“Iya nona anda masih hidup” jawab Lili.
“Anda harus bersiap nona, hari ini tuan Duke Keyron datang dari peperangan nona, anda harus berdandan secantik mungkin” ucap Lili bersemangat sambil memilihkan gaun pada Purple.
“Tunggu dulu Lili! Apa hari ini Duke datang dari peperangan melawan suku barbar?” Tanya Purple.
“Wahh anda sampai lupa nona padahal anda kemarin sangat bersemangat, iya hari ini tuan datang dengan kemenangan melawan suku barbar nona” ucap Lili antusias.
Seketika kaki Purple lemas badannya bergetar hebat, dia balik ke 1 tahun sebelum eksekusi itu. Air matanya pun jatuh tanpa permisi, banyak kenangan buruk beputar di kepalanya bagaikan CD.
“Nona!!! Anda baik- baik saja” teriak Lili berlari menghampiri Purple yang terduduk di samping kasur.
“Nona apakah anda merasa tidak nyaman” tanya Lili sambil mengukur suhu badan Purple.
“Anda demam nona” ucap Lili panik.
Lili pun membantu Purple berdiri, Lili pun menuntun tubuh Purple duduk di pinggir kasur.
“Nona saya akan panggilkan dokter Hans kesini” ucap Lili.
“Tidak!! Tidak usah Lili, aku hanya demam biasa” ucap Purple mencegat lengan Lili agar tak meninggalkannya sendiri.
Lili pun membantu Purple berbaring kembali, “nona saya akan mengambil handuk dan air hangat” ucap Lili yang dibalas anggukan oleh Purple.
Kini Purple terbaring sendiri di dalam kamar, “kenapa? Kenapa aku harus hidup kembali hiks” ucap Purple terisak sambil menutup mukanya dengan kedua tangan.
“Kenapa aku tidak mati saja hiks” ucapnya lagi.
######