Nadia melihat secara langsung perselingkuhan sang suami. Dan di antara keterpurukannya, dia tetap coba untuk berpikir waras.
Sebelum mengajukan gugatan cerai, Nadia mengambil semua haknya, harta dan anak semata wayangnya, Zayn.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim.nana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Bab 21
Saat Steve keluar dari dalam mobilnya, Aslan benar-benar merasa terkejut. dia bahkan sampai mundur satu langkah, Bagaimana bisa pria itu datang ke sini, ke rumahnya.
Banyak sekali pertanyaan yang bermunculan dibenak Aslan, tapi satu pun tak bisa dia tebak apa alasannya.
dan sebelum Steve semakin mendekat, Aslan pun buru-buru menarik Nadia untuk segera bangkit. Citranya di perusahaan adalah sebagai orang baik. Tak mungkin keluarganya hancur seperti ini.
"Tuan Steve," sapa Aslan dengan sangat cemas. Sementara Nadia sudah menunduk dengan tangis yang sekuat tenaga coba untuk dia hentikan.
Malu luar biasa. Dia benar-benar merasa telah kehilangan harga diri.
Aslan memang yang menyapa Steve, tapi pria itu menatap lurus ke arah Nadia.
"Nad, ayo kita pergi," ucap Steve, 1 kalimat yang membuat Aslan tercengang.
Nad? Nadia? Apa maksudnya?
Aslan sungguh tak memahami apa yang sedang terjadi saat ini.
Sementara Nadia yang juga mendengar ucapan itu, seketika mengangkat wajahnya. Masih jelas ads air mata yang mengalir. Dia dan Steve saling pandang. Tak ada kata namun tatapan mata itu seolah telah menjelaskan semuanya.
Tentang ketulusan Steve pada Nadia, dan tentang niat Nadia untuk mengakhiri biduk rumah tangga ini.
Tekad Nadia benar-benar telah penuh, segala bukti, segala sakit hati telah dia rangkum jadi 1, dan tak ada sedikitpun alasan untuk tetap berada di sebelah Aslan.
Lantas dengan semua keberanian yang dia punya, Nadia perlahan melangkahkan kaki, mendekati Steve.
Aslan semakin mendelik, ada ruang dihatinya yang mendadak kosong ketika melihat Nadia berjalan menjauhinya.
"Nad!" cegah Aslan, secepat yang dia bisa, Aslan menahan tangan sang istri. Bahkan berniat menariknya kembali agar tetap berada di samping.
Tapi Steve sudah lebih dulu membawa Nadia untuk berada di sampingnya.
"Akhirnya saja semuanya Aslan, aku tidak berniat ikut campur, tapi sikapmu pada Nadia benar-benar sudah keterlaluan." tegas Steve. Tatapannya begitu dingin.
Steve telah menggenggam tangan Nadia, kini wanita itu berada di belakang tubuhnya.
Aslan menggeleng, masih tak percaya juga dengan apa yang dia lihat.
Bagaimana bisa tuan Steve memperlakukan Nadia seperti itu? ada hubungan apa mereka? bagaimana bisa?
"Maaf Tuan, kembalikan istriku, anda benar-benar tidak berhak atas dia."
"Nadia adalah istri yang kamu sia-siakan Aslan, setelah perselingkuhan mu degan Cindy, apa kamu berpikir Nadia masih bersedia bersama mu?"
Deg! jantung Aslan semakin terkejut mendengar kalimat itu.
"Nadia adalah teman kecil ku, dan aku tidak akan pernah membiarkan dia semakin tersiksa bersama mu." jelas Steve, sebuah penjelasan yang bukan hanya membuat Aslan semakin bingung.
Namun Nadia pun merasa bingung juga, diantara Isak tangisnya yang masih tersisa dia pun mengingat-ingat benarkah Steve teman kecilnya dulu.
Sementara dia tidak mengingat apapun tentang dia.
"Panggilah Zayn, kita pergi bersama," ucap Steve lagi, bicara pada Nadia dengan suara yang lebih lembut dan terdengar hangat.
Berbeda sekali saat bicara dengan Aslan.
Dan Aslan pun makin tercengang ketika Steve menyebut nama anaknya. Sebuah isyarat bahwa selama ini, di belakang dia Steve memang sering mengunjungi Nadia.
Nadia bahkan langsung masuk ke dalam rumah mematuhi titah Steve.
Aslan masih membeku, masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya ini.
Tak sampai 10 menit, Nadia telah kembali ke teras rumah itu. Dia datang bersama Zayn bik Narti.
"Tunggu, apa-apaan ini. Zayn tidak akan pergi kemanapun!" cegah Aslan, dia bahkan menahan tangan sang anak.
Tapi kemudian Zayn malah menepis tangan itu.
"Tidak! aku akan ikut mommy dan Daddy Steve!" bentak Zayn, tak segan bicara dengan suara tinggi pada sang ayah.
Aslan berdenyut hatinya. Merasa saat ini telah dibuang oleh anak dan istri.
Padahal seharusnya, tidak seperti ini.
sehàrusnya kamu bantunya diam2,kalau sudah jelas status nadia barunkamu maju.