Jeni, si pembuat onar itu itu julukan yang pas untuk jenifer,dia putri ke 3 dari pasangan Joshua martin dan yolanda vidia martin.
Ibunya sangat membenci jeni dia bahkan menganggap jeni anak sial,dulu waktu bayi ibunya bahkan tidak mau menyusui dan merawatnya,hanya sang ayah yang menganggapnya ada,dia selalu membuat onar di sekolahnya mencari perhatian dari sang ibu.
Sampai di pertemukan dengan CEO, keren dan cold,merasa tertantang untuk menakhlukkan sang CEO
Mampukan Jennifer menakhlukkan hati sang CEO, kita baca yuk kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Dzaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAb 14
"Hei mau kemana kita?" tanya alex penasaran.
" Ke pelaminan om!" ucap jeni usil. Dia malah di jitak kepalanya oleh alex.
"Aduh,kok di jitak dih om, kalau gue bodoh om harus tanggung jawab" ketus jeni.
"Siapa yang mulai?" marah alex.
" Selow om, hidup itu jangan lurus lurus saja, perlu ada lika likunya, seperti naik motor kalau banyak tikungannya tambah seru" kata jeni.
"hmm" gumam alex.
Mereka masuk ke ruangan itu dan jeni menyalakan lampunya. banyak lukisan hasil karya anak anak di pajang di sana.
"Kok lo tahu tempat tempat aman disini, bukannya lo murid baru?" heran alex.
"Pertanyaan yang bagus" jawab jeni asal.
"Cck" alex semakin di buatnya kesal.
"Menyesal gue sempat kagum padanya ternyata makin sinting" batin alex.
"Tidak perlu mengumpat om, gue memang anak genius." jawab jeni tidak nyambung
"Memang lo cenayang!" kata alex.
"Hehehe, mungkin" makin tidak nyambung.
"Sori om becanda, gue sudah berkeliling om sewaktu pulang sekolah kemaren pas pertama masuk, ya cari tempat persembunyian yang aman untuk bolos nantinya om, tapi tempat yang nyaman di sini ada 3. satu disini om. 2 di rooftop. dan 3 di kantin. yang paling nyaman di kantin, perut kita aman dan nyaman, hehe"
"Lo bisa melukis?" tanya alex.
"Tidak juga om, cuma corat coret saja. ternyata dengan menggambar, bisa mengembalikan mood kita yang hancur" jawab jeni.
",Bisa menggambar perhiasan?" tanya Alex lagi.
"Apa dulu perhiasannya, cincin,kalung, gelang, bross kan banyak jenisnya" jawab jeni.
"Apa Saja, yang penting bagus. gue butuh referensi perhiasan yang bagus dan spektakuler untuk pameran gue nanti, kalau desain lo bagus, gue bisa bayar mahal" kata Alex.
" bentuk apa om, berlian, emas, mutiara?" tanya jeni.
"Berlian, bulan depan perusahaan gue akan mengadakan pameran, tapi desain yang tadi gue bilang belum ketemu" jawab Alex.
"Oke, om kasih no telpon om, akan saya coba membuat sketsanya" jawab jeni.
Alex mengambil i phone nya dan mengakses wanya lewat scan. Jenu tinggal scan barcode WA milik alex.
Alex melihat lihat karya murid murid itu. ada satu yang membuat dirinya tertarik, di lukisan tersebut ada 3 wanita yang kelihatan bahagia, tapi ada lagi 1 di belakang, yang seolah ingin bergabung dengan mereka, tapi lukisan tersebut masih belum sempurna, masih berupa sketsa yang abstrak.
"Om suka?" tanya jeni.
"Kenapa di lukisan ini, dia sendirian, dan raut wajahnya menggambarkan kalau sebenarnya dia ingin sekali bergabung"kata alex membaca sketsa di depannya itu.
"Om benar, anak itu sebenarnya juga saudara dari 2 anak ini, anak kandung dari wanita ini. tapi keberadaannya tidak diinginkan, seolah dia tidak ada. anak ini ingin sekali menggapai kasih sayang ibu dan 2 saudaranya, tapi tidak bisa" om kok bisa membaca sketsa tersebut?" heran jeni.
"Gue, pengusaha seni. menciptakan berlian juga harus dengan seni, dan bisa menggambarkan karakter berlian itu swndiri, melihat gambar ini gue jadi punya ide!" kata alex.
"Om mau menciptakan berlian itu seperti gadis itu om, berlian yang tersingkirkan" jawab jeni.
"Tepat, ternyata lo pandai juga ya." puji alex.
"Jelas om, lha ini sketsa milik gue om dan gadis itu adalah gue sendiri. berlian itu sudah dianggap seperti sampah dan penuh bakteri. jadi gue ya buat saja gue yang seperti mereka inginkan" jawab jeni. masih memandangi sketsa yang dia buat pagi tadi.
Sebelum ke kantin dia kesini dulu,mencorat coret dalam kanvas.
Alex terdiam meresapi kata kata jeni barusan.
"Om, gue cek keadaan di luar dulu ya, kalau sudah aman om bisa keluar" ucap jeni,mengalihkan perhatian supaya tidak tegang.
Gadis itu keluar dari sanggar lukis tersebut sementara alex masih mengamati sketsa yang ada di hadapannya tersebut.
"Jadi anak yang sendiri ini adalah dirinya, sebenarnya apa yang dialaminya selama ini." gumam alex.
Tak selang berapa lama, jeni masuk kembali sambil membawa sebuah jaket, almamater. dia nemu di ruang osis yang tidak jauh dari sanggar lukis.
"Om, pakai jaket ini, supaya dikira, murid disini. dan pakai topi ini juga" kata jeni.dia menyerahkan sebuah jaket dan topi identitas sekolah itu. jadi kalau bertemu gadis gadis itu dia akan dikira murid sekolah.
Alex nurut saja memakai jas almamater entah punya siapa itu, dan juga topinya yang menurut alex bau minyak nyong nyong.
"Ih bau banget ini topi" keluh alex.
"Sudah di pakai saja, kok repot." sargas jeni.
Jeni memperhatikan alex dengan seksama, "Dia makin kelihatan muda saja, hihi, ganteng" batin jeni.
"Ayo cepat!" ajak alex keluar.
Mereka segera melewati koridor yang ramai. tapi mereka dengan cuek berjalan, supaya alex tidak ketahuan.Jeni mengantar alex sampai ke mobilnya dan meminta kembali jas dan topi yang di pakai alex.
"Sudah sana balik, mau apa lagi?" sewot alex.
Jeni mengkode dengan matanya. Alex yang sadar segera membuka jaket dan mengembalikannya ke jeni.
"Daa om, see you again!" jeni melambaikan tangannya dengan narsis.
"Tidak cocok dengan penampilan tomboinya, ternyata narsis" gumam alex.
"Eh ,tapi kenapa malah membayangkan bocah sinting itu ya,ih" Alex menggelengkan kepalanya dan dia segera cabut dari SMU garuda menuju ke kantornya.
* * *
Jam 16.00 Jeni sampai di rumah, dia langsung menuju kekamarnya, tapi dia tidak menemukan satupun barangnya di sana.
yang ada cuma boneka boneka yang tertata di almari kaca. Jeni kembali keluar, dia menuju ke dapur menemui bi surti.
"Bi surti!" panggil jeni.
"Non jeni sudah pulang" sambut bi surti.
"Apa yang terjadi pada kamar saya bi?" tanya jeni.
"Itu non. Non jesi dan non jesslin serta nyonya, memindahkan semua barang barang nona di gudang belakang" jawab bi surti.
"Apasih sebenarnya mau mereka" keluh jeni.
Jeni meninggalkan dapur,segera memanggil si ratu rumah.
" Jesika,jesslin keluar kalian dari tempat persembunyian!" teriak jeni.
Mereka turun beserta yolanda.
"Ada apa ribut ribut, datang datang buat ulah apalagi kamu!" bentak yolanda yang tidak kalah keras. Saat yang bersamaan josh masuk ke dalam rumah. sudah dalam keadaan capek, tapi di rumah di suguhi pertengkaran istri dan anaknya.
"Ada apa ini, setiap hari ribut saja" kesal josh.
"Itu, tanya sendiri pada anak kesayangan papa, bocah sial itu selalu membuat ulah" sewot yolanda yang masih berdiri di ujung tangga.
Maaf pa, tapi mereka sudah mengeluarkan barang barang jeni dari kamar pa, jeni juga baru pulang sekolah, tapi masuk ke kamar semua sudah tidak ada" jawab jeni.
Joshua menuju ke kamar jeni yang kecil itu, ternyata benar, kamar itu sudah berubah fungsi jadi kamar boneka. Joshua marah kepada istrinya,dia yakin kalau ini ulah yolanda.
duh Thor banyak yg mengingatkan typo nya tapi nda diperdulikan