Shintia adalah seorang gadis yang mempunyai banyak teman laki-laki. Dia seorang gadis miskin yang mau di ajak berkencan siapa saja asalkan mendapatkan bayaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jamal Nurcahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
" Kak bentar dulu, pelan-pelan jalannya" ucap ayu yang terseok-seok mengikuti langkah Abraham yang panjang karena perbedaan kaki dan di seret.
Abraham pun menghentikan langkahnya dan berbalik melihat ayu. "Oh maaf ya yu...habis aku udah laper banget".ucap Abraham merasa bersalah.
Abraham pun beralih ke tangannya yang menggandeng tangan ayu." Ah ini...tadi aku juga reflek" ucap Abraham salah tingkah.
"Iya nggak papa kak... Tapi makannya di cafe depan aja ya kak" ucap ayu saat mereka berjalan bersebelahan
"Mmm...ya udah nggak papa, tadi sih niatnya mau ngajak jalan-jalan ke mall" ucap Abraham lirih tapi masih bisa di dengar Ayu.
"Maaf ya kak, lainkali Ayu temani deh... sekarang ayu ada urusan soalnya" ucap Ayu tidak enak.
"Oh nggak papa kok yu" ucap Abraham lembut.
Mereka pun sampai di cafe depan rumah sakit dan duduk di meja yang sama. Saat pelayan datang dan menyodorkan buku menu ayu bingung mau makan apa.
"Saya pesan nasi goreng spesial aja mbk sama coffe latte" ucap Abraham lalu beralih menatap ayu. " Kamu pesen apa yu?" Tanya Abraham karena ayu tak kunjung memesan.
" Mmmm samain aja kak minumnya jus alpukat" ucap ayu.
" Itu aja?" Tanya pelayan lagi.
" Iya udah itu aja kak" jawap ayu, Abraham hanya mengangguk.
" Baik di tunggu pesanannya ya" ucap pelayan itu lalu pergi.
Abraham melihat ke arah Ayu yang hanya diam setelah kepergian pelayan tadi. Mereka sama-sama bingung harus mengobrol apa. Cukup lama mereka diam akhirnya Abraham pun memulai terlebih dahulu.
"Mama katanya kangen sama kamu yu, kalau ada waktu kamu di suruh main ke rumah" ucap Abraham berbohong agar Ayu ke rumahnya.
" Iya kak nanti kalau udah selesai ulangan aku main tapi nggak janji ya" ucap Ayu yang menatap Abraham dengan malu-malu.
"Oh ok nanti aku bilang ke mama" ucap Abraham.
Tidak lama pesanan mereka datang dan menatanya di meja.
" Makasih kak" ucap ayu ramah.
" Iya saya permisi selamat menikmati" ucap pelayan itu berlalu pergi.
Ayu dan Abraham pun langsung memakan makanan mereka masing-masing tanpa ada lagi obrolan. Selesai makan Ayu langsung pamit ke Abraham.
" Kak aku pergi duluan ya" ucap ayu sebelum berdiri.
" Oh iya, kita bareng aja aku juga mau ke parkiran" ucap Abraham yang berdiri terlebih dahulu dan membayar makanannya.
"Biar Ayu bayar sendiri aja kak" sergah ayu saat Abraham ingin membayar semuanya.
" Udah sekalian aja" ucap Abraham ke pegawai kasir. Pegawai itu pun langsung menjadikan satu tagihannya.
" Makasih kak, ayu berhutang banyak ke kakak" ucap ayu melihat Abraham dengan mata berkaca-kaca.
" Udah nggak usah di pikirin, nanti kalau kamu udah sukses kamu bisa balikin kalau kamu menganggap itu hutang...jadi belajar yang rajin ya" ucap Abraham sambil mengusap kepala ayu.
Mendapatkan perlakuan manis seperti itu ayu merasa begitu bahagia masih ada orang yang mau membantunya dengan tulus.
"Iy-iya kak" ucap ayu gugup dan langsung menundukan kepalanya.
Mereka berjalan berdampingan sampai parkiran. Saat sampai di parkiran motor Abraham melihat ayu terlebih dahulu menghampiri motornya.
" Kok kakak nggak ke parkiran mobil?" Tanya ayu.
"Aku nungguin kamu keluar duluan" ucap Abraham.
" Ya ampun kak, ayu udah gede" ucap ayu tersenyum.
"Bukannya kamu masih kecil kan kamu masih sekolah" ucap Abraham tertawa.
" Ya maksutnya bukan itu kak" ucap ayu cemberut mengerucutkan bibirnya.
"Ok ok udah cepetan jalan tadi katanya ada keperluan" ucap Abraham mengingatkan.
"Ya udah makasih kak, kakak hati-hati ya" ucap ayu sebelum menjalankan motornya.
" Iya sama-sama kamu juga hati-hati" ucap Abraham sambil tersenyum.
Ayu tidak menjawab dia hanya hormat lalu menjalankan motornya meninggalkan Abraham yang tersenyum melihat tingkah Ayu.
Ia pun berbalik dan menuju ke mobilnya yang tidak jauh dari tempat parkiran motor. Abraham pun meninggalkan parkiran rumah sakit dan menuju untuk pulang.
Sesampainya di rumah Abraham masuk ke dalam rumah namun saat ia ingin membuka pintu rumah ia mendengar lagi-lagi pertengkaran kedua orang tuanya.
Abraham mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam rumah dan memilih berbalik ke mobil namun ia urungkan karena mendengar teriakkan bi Inah.
"Tolong...jangan tuan cukup tolong jangan sakiti nyonya tuan... kasian nyonya sudah sangat menderita" teriak bi Inah sambil menangis.
Abraham langsung masuk ke dalam rumah dan melihat ibunya yang sudah duduk di lantai dengan sudut bibir yang berdarah.
Ia pun menghampiri ibunya dan menolong ibunya. Namun saat sudah berdiri Abraham melihat ayahnya tidak sendiri melainkan bersama wanita yang lebih muda dari Abraham.
" Kenapa kamu melihat papa dengan begitu, apa kamu juga ingin protes kalau papa nikah lagi?" Ucap papa Abraham.
Wanita yang bersama papanya Abraham tidak malu bergelayut di lengannya.
" Mau papa nikah lagi atau tidak pulang sekalian Abraham tidak peduli" ucap Abraham penuh penekanan.
" Bagus, kalau begitu" ucap papa Abraham berlalu pergi ke kamarnya dengan wanita itu.
Abraham menuntun mamanya keluar dari rumah dan memasuki mobil. Abraham membalikkan badan saat melihat bi Inah yang mengikutinya di belakang dengan menangis.
" Bibi tenang, biar mama aku bawa ke apartemen aja. Bibi di sini dulu ya jaga rumah" ucap Abraham menenangkan bi Inah agar berhenti menangis.
" Iya mas, hati-hati di jalan" ucap bi Inah menunduk.
Tersenyum lalu membalikkan badannya masuk ke dalam mobil dan meninggalkan pelataran rumahnya yang sekarang tidak lagi seperti rumahnya.
Sambil menyetir Abraham memegang stir dengan kuat untuk menyalurkan emosinya. Ia begitu emosi dengan tindakan papanya yang membawa Pela*ur secara terang-terangan dan ingin menceraikan ibunya.
Sungguh Abraham sangat muak dengan semua ini. Namun ia tidak boleh memperlihatkan kelemahannya di depan ibunya karena ibunya jauh lebih sakit dari ini. Abraham bingung harus bagaimana untuk menghentikan
Tangisan ibunya yang sangat menyayat hatinya.
Sampai di apartement Abraham kembali menuntun ibunya masuk ke dalam apartemen miliknya. Rita hanya mengikuti Abraham karena dia sedang tidak ingin berbicara.
Setelah sampai di dalam apartemen Abraham mendudukkan ibunya di sofa dan ia pergi ke dapur untuk mengambil kotak p3k dan air minum.
" Harusnya mama terima aja kalau papa ngajak cerai" ucap Abraham lembut sambil memberikan air minum ke Rita.
Rita masih bungkam ia masih meneteskan air matanya tanpa bersuara dengan tatapan kosong.
" Maaaa ada Abraham yang masih sayang sama mama. Mama jangan sedih dong" ucap Abraham sambil memeluk ibunya agar ibunya tidak merasa sendiri.
Perlahan Rita membalas pelukan itu dan mengusap punggung Abraham saat mendengar isakan lirih.
" Maafin mama ya sayang" ucap Rita mengusap punggung Abraham lembut.
***
See you next BAB
:::::>>>>>>
lanjut Thor.
lanjuttttt