Alya, seorang gadis desa, bekerja sebagai pembantu di rumah keluarga kaya di kota besar.
Di balik kemewahan rumah itu, Alya terjebak dalam cinta terlarang dengan Arman, majikannya yang tampan namun terjebak dalam pernikahan yang hampa.
Dihadapkan pada dilema antara cinta dan harga diri, Alya harus memutuskan apakah akan terus hidup dalam bayang-bayang sebagai selingkuhan atau melangkah pergi untuk menemukan kebahagiaan sejati.
Penasaran dengan kisahnya? Yuk ikuti ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. DI KAMAR MANDI
DI KAMAR MANDI
🌸Selingkuhan Majikan🌸
Saat mobil Andin dan Alya tiba di halaman rumah, matahari mulai condong ke barat, mewarnai langit dengan semburat jingga.
Alya melangkah keluar dari mobil dengan raut wajah yang masih terlihat tenang.
Penampilannya sepulang dari salon membuat dirinya nampak berbeda. Kulitnya lebih cerah, rambutnya tertata rapi, dan wajahnya tampak segar dengan pakaian baru yang membuat penampilannya sempurna.
Begitu memasuki rumah, beberapa asisten rumah tangga yang sedang berkumpul di dapur langsung memperhatikan Alya dengan tatapan takjub.
“Al! Kamu cantik banget! Kamu habis dari mana?," tanya Dinda sambil tersenyum lebar.
Alya hanya tersenyum kecil dan mencoba mengalihkan perhatian mereka. “Habis ikut Nyonya ke salon,” jawabnya singkat sambil berlalu menuju ruang tamu untuk membersihkan meja.
Tak lama kemudian, Arman baru tiba dari kantor. Langkahnya santai namun matanya langsung tertuju pada Alya yang sedang merapikan meja makan.
Arman terpana. Alya yang selama ini bekerja sebagai asisten rumah tangga dan berpenampilan seadanya, kini terlihat begitu menawan.
Rambutnya yang tertata rapi, kulitnya yang terlihat lebih bersih, serta wajahnya yang bersinar membuat Arman tidak bisa melepaskan pandangannya.
"Dia terlihat berbeda hari ini," batin Arman.
Sambil melepas dasi dan menggulung lengan kemejanya, perlahan Arman berjalan mendekati ruang makan.
Dalam benaknya, ia teringat semua momen yang telah mereka lalui secara diam-diam. Kini, melihat Alya yang terlihat begitu memikat membuat hasratnya kembali membara.
Namun, saat ia masih asyik memandang Alya, tiba-tiba Andin menghampirinya dari arah samping.
“Mas, aku mau pamit sebentar, ya,” ucap Andin sambil menyentuh lengan Arman. “Aku mau ke rumah Rini. Ada acara kecil, jadi mungkin agak lama pulangnya.”
Arman yang masih belum sepenuhnya sadar dari lamunannya, sedikit terkejut dan menoleh ke arah Andin. “Oh, iya, tidak apa-apa. Hati-hati di jalan.”
Andin pun tersenyum, kemudian melirik Alya yang masih sibuk membersihkan meja. “Alya, aku pergi dulu ya. Jaga rumah baik-baik,” katanya ramah.
“Iya, Nyonya. Hati-hati di jalan," balas Alya menunduk hormat.
Begitu Andin pergi, suasana rumah menjadi hening. Sementara Arman masih berdiri di tempatnya, dan matanya pun kembali tertuju pada Alya yang kini bergerak di antara meja dan dapur.
Dia merasa memiliki kesempatan untuk lebih mendekati Alya. Karena sesuatu di dalam dirinya terus mendesak untuk mengikuti keinginan yang terlarang itu, tetapi ia juga tahu risiko besar yang ada di depan matanya.
Lalu, Arman pun menyuruh Alya ke kamarnya dengan alasan ada sesuatu yang perlu dibersihkan.
"Alya, toilet di kamar atas perlu di bersihkan," seru Arman dan Alya pun mengangguk patuh. "Baik Tuan."
Dinda yang kebetulan berada tidak jauh dari sana mendengar perintah majikannya itu. "Kasihan Alya kalau harus mengerjakannya sendiri, kamar di atas kan luas. Setelah pekerjaanku selesai, aku akan membantunya," gumam Dinda.
Sesuai perintah Arman, kini Alya tiba di kamarnya dan langsung menuju toilet untuk membersihkannya. Namun, Arman memanfaatkan kesempatan itu untuk bermesraan dengan Alya.
Di balik pintu toilet yang sedikit terbuka, Arman memperhatikan Alya yang sedang bekerja. Sekilas Alya menyadari kehadiran Arman dan berharap jika majikannya itu tidak berbuat macam-macam.
"Hufth! Untunglah Tuan Arman pergi," bisik Alya ketika Arman beranjak dan tidak memperhatikannya lagi.
Namun perkiraan Alya salah. Rupanya Arman beranjak dari sana untuk mematikan cctv yang memantau semua aktivitas di kamarnya itu.
WHAT??
Ya, dan setelah semua cctv di kamarnya di matikan. Tanpa ragu Arman langsung masuk ke kamar mandi sehingga membuat Alya terkejut dan refleks berdiri hingga tidak sengaja berpegangan ke keran shower.
Air shower pun mengguyur tubuhnya lalu Alya segera berusaha mematikan air tersebut namun Arman segera menghampiri Alya dan mencegahnya.
"Biarkan saja... Biarkan saja airnya mengalir," bisik Arman ke telinga Alya.
"Tuan, jangan seperti ini, saya takut Nyonya tau, lagipula ini kamar Anda dan Nyonya, bagaimana kalau... -."
Sttt!
"Akh!."
Secepat kilat Arman membalikan tubuh Alya sehingga menghadap ke arahnya.
"Kamu tidak perlu khawatir soal itu, aku sudah mengurusnya. Dan saat ini, aku sangat menginginkanmu."
"Tuan... Akh...."
Alya yang awalnya ragu dan penuh rasa bersalah akhirnya luluh oleh setiap rayuan dan sentuhan Arman.
Akhirnya mereka pun berc*nt* di dalam kamar mandi dengan sangat berg*ir*h hingga beralih ke tempat tidur milik Arman dan Andin.
Hentakan demi hentakan terus Arman lakukan hingga membuat Alya beberapa kali memekik dan melenguh. "Akh! Akh! Akh...! Hmmmpth!."
Begitupun dengan Arman yang sangat menikmati tubuh Alya dan permainannya. "Ouch! Kamu sangat nikmat Alyaaaaaa...! Arggghh...! Kau membuatku ingin lagi dan lagi walau sudah beberapa kali klimaks."
Namun, tiba-tiba ponsel Arman berdering di nakas hingga membuat keduanya terkejut dan menghentikan aksinya. "Stttt! Diamlah."
Ternyata, Andin menelpon untuk menanyakan sesuatu hingga membuat Alya dan Arman harus berpura-pura seperti tidak ada apa-apa.
Setelah panggilan telepon berakhir, Alya berusaha bangkit dan mengakhiri permainan mereka, Namun Arman mencegahnya dan terus menggerayangi tubuh Alya hingga bergairah dan akhirnya bersatu kembali.
Ranjang pun bergetar kembali dengan suara-suara yang membuat bulu kuduk merinding hingga dalam beberapa saat keduanya pun terkulai lemas dengan kepuasan.
Tiba-tiba...
Tok tok tok!
Ketegangan pun terjadi ketika pintu kamar di ketuk oleh Dinda yang ingin masuk untuk membantu Alya membersihkan ruangan.
Tok tok tok!
"Tuan, apa saya boleh masuk?."
"Ada apa?," tanya Arman, sementara Alya sedang memakai bajunya dengan jantung yang sangat berdebar.
"Bagaimana ini, bagaimana kalau Dinda tau?," batin Alya.
"Saya mau membantu Alya bersih-bersih Tuan...," ucap Dinda.
Arman pun menoleh ke arah Alya yang menganggukkan kepalanya meminta untuk setuju. Setelah itu Alya kembali masuk ke kamar mandi sementara Arman segera memakai kimono.
"Masuklah," ucap Arman dan akhirnya Dinda pun masuk.
Ketika masuk ke dalam kamar, Dinda mendapati majikannya itu sedang berdiri di pinggir balkon sambil meminum segelas anggur.
Namun, matanya sempat tertuju pada tempat tidur yang nampak berantakan lalu mengernyitkan keningnya.
Segera Dinda menggelengkan kepalanya karena yang ada dalam pikirannya saat ini adalah, dia membayangkan Arman yang sedang terbaring dengan segala karismanya.
Owalah... Kirain curiga ha ha ha...
Dinda pun menghampiri Alya yang terlihat sibuk membersihkan toilet. "Hai Al!."
"Dinda, kamu disini," tanya Alya pura-pura.
"Iya, soalnya kasihan kalau kamu beres-beres sendiri, nanti bu Andin bisa curiga lho... Xi xi xi...."
Teg!
"Ah! Kamu ini," balas Alya merasa deg deg gan.
Setelah tertawa kecil, Dinda segera menyadari jika baju yang Alya pakai basah kuyup. "Al, baju kamu kenapa?."
"Oh! ini, tadi air showernya gak sengaja aku puter jadi basah deh."
"Owalah... Kamu ini, apa Tuan Arman tau? Dia bisa marah lho... Gimana cara kamu keluar dari kamar ini?," tanya Dinda khawatir.
"Aku juga gak tau... Tapi, lebih baik kita selesaikan dulu pekerjaan ini, ujar Alya.
Namun setelah pekerjaan mereka selesai, keduanya langsung keluar dari kamar tersebut tanpa di permasalahkan oleh Arman meski baju Alya basah.
"Kamu sangat beruntung Alya, tuan Arman tidak marah apalagi memecatmu. Aku takut banget tadi," ucap Dinda sambil berjalan turun ke bawah.
"Sudahlah, aku kedinginan pengen cepat mandi," balas Alya tertawa kecil.
Tapi ,Andin dan orang tua nya gga kan tinggal diam saat tau Adrian donorin jantungnya untuk Alya 🤔🤔🤔
Apa yg akan terjadi ???