NovelToon NovelToon
9 MONTHS (Perjanjian Pernikahan)

9 MONTHS (Perjanjian Pernikahan)

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:6.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Nuri terpaksa menerima perjanjian pernikahan 9 bulan yang ditawarkan Sabda, kerena Dennis, pria yang menghamilinya meninggal dunia. Sabda adalah kakak Dennis dan sudah memiliki istri. 9 bulan itu menjadi masa yang sulit bagi Nuri karena dia selalu mendapatkan intimidasi dari mertuanya dan istri pertama Sabda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21

Seiring berjalannya waktu, perut Nuri semakin kelihatan membuncit. Kandungannya makin sehat diusia 6 bulan. Sejak hari itu, dimana Nuri dinyatakan kekurangan gizi, Sabda memaksa Fasya dan Yulia untuk mengizinkan Nuri makan bersama dengan mereka.

Hari ini, Nuri periksa kandungan. Molor 1 minggu dari hari yang ditentukan karena kesibukan Sabda yang padat. Dan hari ini, meski sudah ke-4 kalinya Sabda melihat janin Nuri dilayar USG, tetap saja dia merasa sangat antusias.

"Kalau boleh tahu, jenis kelaminnya apa Dok?" tanya Sabda. Bulan lalu kata dokter masih belum kelihatan karena posisi bayi.

"Laki-laki."

Tak terasa bahagianya Sabda. Keluarganya akan memiliki penerus laki-laki yang kelak akan menggantikannya. Dia sampai reflek menggenggam tangan Nuri meski saat itu ada juga Fasya disana. Ya, sejak Sabda berjanji tak akan pergi berduaan dengan Nuri, Fasya selalu ikut setiap kali periksa kandungan.

Fasya menatap genggaman tangan itu dengan hati remuk. Kalau saja tak ada dokter dan perawat, dia pasti akan memisahkan genggaman itu.

Nuri, meski dia tahu Fasya menatap penuh kebencian pada genggaman tangannya dan Sabda, dia tak berusaha menepis tangan Sabda. Mungkin dulu, dia akan langsung melakukannya, tapi semenjak tahu Fasya selingkuh, dia tak lagi berusaha menjaga hati wanita itu.

"Mas." Fasya berkata lirih didekat telinga Sabda. Sabda reflek melepaskan genggaman tangannya. Baru sadar jika ada Fasya. "Aku tunggu diluar ya," lanjutnya.

Setelah Sabda memberikan izin, Fasya lalu meninggalkan ruangan dokter. Akhirnya dia bisa bernafas lega setelah berada diluar. Jujur saja, setiap ikut mengantar Nuri kedokter, di merasa sesak, merasa iri, kenapa dia tak kunjung hamil seperti Nuri? Jika hasil pemeriksaan menyebutkan jika dia dan Sabda sama-sama sehat, lalu apa masalahnya? Kerap kali dia marah pada Tuhan, kenapa dia harus mendapatkan cobaan ini? Apa salahnya, kenapa dia tak kunjung hamil?

Fasya berjalan menjauh dari poli kandungan. Dia duduk disalah satu kursi tunggu yang kebetulan kosong karena tak ada dokter yang sedang praktek.

Fasya mengambil ponselnya lalu menghubungi Ringgo. Seperti biasa, tak perlu menunggu lama, Ringgo langsung menjawab panggilannya.

"Iya Sya, ada apa?"

"Aku setuju dengan idemu."

Diseberang sana, hampir saja Ringgo berteriak saking girangnya. Akhirnya, meski tak bisa menikahi Fasya, cinta pertamanya, namun sebentar lagi, dia bisa merasakan wanita itu, bahkan menitipkan benih dirahimnya.

"Aku senang sekali mendengarnya," Ringgo tak bisa menyembunyikan kebahagiannnya.

Fasya terdiam sambil memejamkan mata. Rencana ini bisa dibilang sangat gila. Tapi dia tak ada pilihan lain. 3 bulan lagi, Nuri akan melahirkan anak laki-laki. Dia tak akan rela jika nanti, anak itu yang akan mendapatkan semua harta Sabda. Anak itu belum lahir saja, Sabda sudah sebahagia itu, apalagi jika sudah lahir. Mungkin benar kata Ringgo, bisa jadi malah dia yang tersingkir setelah anak itu lahir.

"Sya, Sya, kamu masih disanakan? Kamu dengar akukan?" Tanya Ringgo setelah cukup lama tak mendengar suara Fasya.

"Iya Nggo."

"4 hari lagi aku ada kerjaan di Bali. Gimana kalau kamu ikut? Sekalian kita honeymoon 3 hari disana?" Baru membayangkan saja, Ringgo sudah sangat bahagia. Rasanya dia tak sabar menunggu hari itu. Hari dimana dia akan menghabiskan waktu bersama Fasya layaknya pasangan suami istri.

"Ya, nanti aku akan minta suamiku," sahut Fasya lemah.

"Sya, kamu kenapa lagi? Kamu pasti lagi sedih? Tenanglah, kamu akan segera hamil. Dan saat itu, tak akan ada yang bisa menggeser posisimu." Ringgo mencoba membuat Fasya kembali bersemangat.

"Aku harap seperti itu Nggo."

.

.

.

"Apa, ke Singapura, lusa?" Sabda kaget saat malam itu Fasya meminta izin padanya untuk ke Singapura mengunjungi orang tuanya.

"Iya Mas, aku rindu mereka." Ujar Fasya sambil bergelayut manju dilengan Sabda. Keduanya masih polos karena baru saja menunaikan kewajiban suami istri.

"Tak bisakah diundur minggu depan. Minggu ini aku sangat sibuk. Jika minggu depan, aku bisa sekalian ikut denganmu kesana."

Fasya langsung menggeleng cepat. Kalau seperti itu, bisa gagal rencananya. "Ibuku sedang kurang enak badan, aku tak bisa menunggu hingga minggu depan." Tentu saja Fasya hanya berbohong. Karena sesungguhnya, dia bukan mau ke Singapura, melainkan Bali.

Tangan lembut Fasya bergerilya didada Sabda. Dia harus bisa merayu pria itu agar mendapatkan izin. "Hanya 3 hari, please..." Ujarnya sambil memasang ekspresi puppy eyes agar Sabda takluk.

"Tapi kau tahukan, minggu lalu aku sangat sibuk hingga selalu pulang malam. Aku merindukanmu sayang. Aku ingin lebih banyak menghabiskan waktu denganmu sebagai ganti minggu lalu." Sabda mengusap pipi dan bibir Fasya menggunakan ibu jarinya.

Ucapan Sabda membuat Fasya melayang. Dia tersanjung karena meski sudah menikah 3 tahun dan belum memiliki momongan, Sabda masih sangat romantis dan hangat. Tapi kembali lagi, Fasya ingin segera memiliki anak, dia takut posisinya tergeser. Mungkin benar kata Ringgo, karena kesibukan yang padat, membuat kualitas sperrma Sabda kurang bagus. Dan mungkin saja, Ringgo benar-benar bisa membuatnya segera hamil.

"Tapi aku merindukan mama," ujar Fasya dengan mata berkaca kaca. Apalagi saat dia menelepon dan bilang merindukanku hingga sakit, mana mungkin aku tega mengundur waktu untuk pulang."

Melihat Fasya yang hampir menangis, membuat Sabda tak tega. Dia mengecup kening Fasya lama lalu menyeka air mata yang meleleh diwajah cantiknya.

"Baiklah, aku izinkan kamu pergi."

"Benarkah?" Fasya langsung terlihat bersemangat.

"Hem." Sahur Sabda sambil mengangguk.

Fasya yang kegirangan langsung mencium Sabda. Hingga kemudian, mereka lanjut rondek kedua.

1
Sofie N Z
berharap apa sh nuri
tapi lebih tegang sh ke selanjutnya
Meyma Chamie
/Good/
Nenti iis Fatimah
Mereka disekolahin itu biar pinter eeh malah tambah gak punya otak udah tau masih kuliah kenapa malah nganu hadeuuuh baru bab 1 udah emosi aja tp penasaran juga sama bab selanjutnya
Nuraeny
lanjut thor
isnaeni yatus s
aq malah udah baca dulu yg jadi mata untuk suami ku harusnya yg ini dulu ya thor
Sandisalbiah
kisah mereka begitu menguras emosi.. feel nya dapet banget dlm setiap. bab.. jd emosi naik turun...
Sandisalbiah
LUAR BIASA
Sandisalbiah
gombal mukiyo mu, Sab...
Sandisalbiah
mikir dong Sab.. gimana Ringgo bisa tau kronologis keguguran Fasya kalau gak mulut Fasya yg ember beberkan ke Ringgo
Sandisalbiah
hah.. perempuan dgn muka tembok.. tp jelas aja Fasya berusaha mempertahankan Sabda.. ke dia adalah sumber uang utk Fasya.. benalu tetaplah benalu.. menggerogoti sampai inangnya binasa kalau dia gak segera di binasakan duluan..
Sandisalbiah
ini baru bener tp.. harus berjalan malah Fasya dan selingkuhannya dulu
Sandisalbiah
hah...
Sandisalbiah
fix.. itu ulah Ringgo.. dan Fasya yg jd biang keladinya yg membuat selingkuhannya dendam ke yulia
Sandisalbiah
Siapa.. yg kecelakaan..Yulia kah..? Nuri kah..? semoga fasya
Sandisalbiah
Lha...
Sandisalbiah
hah... akan aneh kalau seorang yg berhati jahat itu tdk akan melibatkan org lain dan menjadikan org sebagai kambing hitam utk perbuatan jahatnya, terlepas tentang Yulia itu benar adanya tp org yg berhati busuk tdk akan mau membusuk dan celaka sendiri pastinya dia akan membawa korban bila harus jatuh bersamanya..
Sandisalbiah
mungkin ini awal yg baik utk nasa depanmu, Nuri.. setidaknya kamu bisa mwrawat ank mu sendiri mengingat Sabda yg akan mencerikan fasya..
Sandisalbiah
pasangan yg baik itu ya begini.. ada utk mendengarkan keluh kesah.. menyediakan bahu buat bersandar di saat pasangan lagi lelah jiwa raganya.. memberikan nasihat bijak buat menenangkan kegundaanya..
Sandisalbiah
krn perlakuan zolim Sabda ke Nuri mungkin yg menimpanya saat ini merupakan hukuman buat dia krn udah berlaku gak adil pd salah satu istrinya
Sandisalbiah
kenapa akunya gak begitu simpati dgn yg menimpa Sabda ya... itu krn Sabda sendiri pun gak punya rasa simpati dgn penderitaan Nuri dulu...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!