GAIRAH SUAMI KU
"lepaskan,tolong ....jangan seperti ini pak. Saya ngak mau " teriak nadine saat dia yang baru saja memapah pria yang dia tolong,
"tolong saya,tubuh saya terasa panas " ucap pria itu,wajah nya sudah memerah dan tatapan nya penuh dengan kabut gairah.
sreeek....sreeet
Pria itu menarik kemeja yang dipakai oleh nadine,dia langsung mencium nadine dengan kasar. Nadine terus menolak ,tapi tenaga nya tak bisa menghentikan kegilaan pria itu. Dia menangis dan tetap berusaha melepaskan diri,tapi semua nya sia-sia.
"hiks...hiks...jangan pak,seminggu lagi saya menikah. Tolong jangan lakukan ini pada saya" teriak nadine,dia menangis dan memohon pada pria yang sudah menarik paksa seluruh pakaian yang dia pakai hingga kini dia sudah polos.
"saya akan bertanggung jawab,saya yang akan menikahi mu" ucap pria itu dengan suara serak nya
Malam itu,menjadi malam yang panas bagi kedua nya . Sekaligus malam yang naas,nadine hanya bisa pasrah karena memang dia sudah tak bertenaga lagi .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 08
❣❣❣❣❣❣❣❣❣❣
Emir hanya tertawa saja dan memilih menjalankan mobil nya pulang kerumah mereka,dia akan memanggil dokter pribadi keluarga untuk memeriksakan kondisi ibu nya .
Sedangkan dirumah Nadine,ayah nya terlihat sudah tidur diatas kasur dikamar nya . Disana ada Nadine dan Namira juga ibu nya yang menunggu ayah nya ,Nadine dan Namira dengan sigap membersihkan luka pada kaki ayah nya .
"Ayah ngak apa-apa,hanya terluka sedikit saja kok. Ibu kamu terlalu lebay dan panik " ucap ayah Nadine dengan santai sambil tertawa kecil
"Gimana ngak panik,darah ayah banyak banget dikaki " ucap ibu nya Nadine dengan nada ketus.
Keadaan ayah Nadine memang ngak terlalu mengkhawatirkan, ibu nya memang suka berlebihan sekali. Tapi memang saat Nadine dan Namira sampai dirumah,banyak sekali darah yang keluar dari luka di daerah kaki ayah nya . Ibu nya sudah menangis histeris saat itu, membuat Nadine dan Namira ikut menangis juga .
"Ayah jangan banyak gerak dulu, mungkin tiga hari lagi luka dikaki ayah bisa sembuh. Jadi ayah bisa lihat kakak menikah " ucap Nadine yang sudah mengambil obat pereda nyeri dan memberikan nya pada sang ayah,Namira pun menyodorkan gelas berisi air.
"Ayah ngak perlu dibawa kerumah sakit kak?" tanya ibu nya Nadine yang masih khawatir.
Nadine dan Namira menggelengkan kepala bersamaan, luka di kaki ayah nya ngak begitu parah . Sudah diberikan antiseptik dan minum obat pereda nyeri juga,lagi pula jika di bawa kerumah sakit maka akan melakukan hal yang sama juga.
"Ayah hanya perlu istirahat dan jangan banyak gerak aja bu,smoga pas hari pernikahan Nadine. Ayah udah baikan " ucap Nadine dengan lembut .
Nadine menarik tangan sang ibu untuk keluar dari kamar,dia ingin ayah nya tidur dengan baik saat ini. Kemudian para wanita pun kembali ke dapur,mereka membereskan belanjaan yang ada disana dan membuat makanan untuk makan siang juga kue .
Nadine yang tidak mengerti akan hal itu memilih untuk duduk manis dikamar nya sambil memeriksa hasil rapat semalam,perusahaan mereka memang sangat butuh investor agar tidak tutup dan sudah diajukan ke beberapa perusahaan lainnya juga .
Nadine memejamkan mata nya ,karena memang dirinya sangat lelah. Sebentar lagi dia akan menikah dan meninggalkan kamar nya ini, sehingga dia hanya bisa menikmati kamar nya untuk seminggu kedepan saja .
Makan siang sudah tersedia,tapi Nadine enggan membuka mata nya karena memang dia sangat ngantuk sekali. Dia merasa benar-benar lelah ,mungkin karena sudah lama sekali dia ngak berjalan kaki keliling pasar seperti pagi tadi .
"Kak....bangun lah,udah jam berapa ni? " ucap Namira dengan suara kencang nya, dia merasa kesal dan marah karena Nadine memang sangat susah untuk dibangunkan jika sudah tidur siang .
"Sebentar lagi" jawab Nadine yang langsung menutupi wajah nya dengan bantal.
"Kak,aku lapar ni" teriak Namira hingga akhirnya Nadine terbangun ,dia duduk sambil menatap kesal ke arah Namira yang sudah tersenyum.
"Ayo bangun dan makan,setelah itu terserah kakak saja " ucap Namira,dia harus membangunkan sang kakak jika tidak maka dirinya akan habis dimarahi oleh ibu nya .
Namira berjalan keluar dan diikuti oleh Nadine, mereka menuju meja makan. Disana sudah terlihat ayah nya duduk disamping sang ibu ,membuat Nadine mengernyitkan dahi nya cukup dalam .
"Yah,kok keluar ? Harus nya ayah jangan banyak bergerak ,istirahat saja dikamar. Nanti kakak yang bawain makan siang buat ayah " ucap Nadine yang menatap ayah nya kemudian melirik ke arah Namira yang diam saja dan mengambil makanan nya .
"Ngak apa-apa kak,ayah juga bosan didalam kamar " ucap Namira dengan santai
Ada dirinya juga kakak nya ,mana mungkin mereka membiarkan ayah nya kesakitan. Pasti nya mereka akan menjaga ayah nya dan merawat nya, apalagi luka dikaki sang ayah tidak lah terlalu parah sehingga ngak perlu berdiam diri dirumah hanya saja tidak banyak gerak.
Nadine hanya menghela nafas nya dengan kasar saja ,dia tidak bisa mengatakan apa pun lagi karena memang Namira lebih mengerti mengenai urusan kesehatan. Dia hanya sering ikut-ikutan saja, ngak terlalu mendalami mengenai ilmu kesehatan .
Setelah makan siang,Nadine ingin kembali tidur tapi dia tidak bisa tidur sama sekali sehingga dia ikut duduk bersama di halaman rumah mereka yang kecil. Di sana ibu nya sedang menata bunga -bunga ,baik Namira atau pun Nadine tidak terlalu menyukai bunga sehingga mereka hanya bisa memandangi nya saja .
Beberapa jam kemudian mereka makan malam bersama,setelah nya mereka tidur karena besok mereka mulai menjalani aktifitas nya seperti biasa nya .
Pagi pun tiba,seperti biasa nya .Liam menjemput Nadine dan bertemu dengan Namira disana ,Namira yang selalu menyambut kedatangan liam seperti suami nya saja.
"Sudah siap? Ayok" ajak Liam sambil tersenyum,dari tadi dia ditemani oleh Namira di ruang tamu rumah kedua orang tua Nadine.
"Sudah,ayok. Kami pergi dulu istri nya Liam " ucap Nadine sambil tersenyum,karena Namira suka sekali dipanggil istri nya Liam.
Jika ingin sesuatu pasti Nadine memanfaatkan hal itu dan pasti nya juga Namira bersedia menuruti keinginan Nadine, karena memang dia sangat ingin suami mirip Liam.
"Nanti kamu pulang duluan saja,aku masih ada rapat lagi . Mau membahas masalah kemarin lagi,kita belum ada investor . Mereka masih nyari sih kata nya " ucap Nadine yang sudah berada didalam mobil ,dia merasa khawatir jika Liam menunggu nya nanti karena bisa dipastikan ibu nya Liam akan marah pada nya lagi.
"Aku akan tunggu,lagian ibu ku akan ke rumah teman nya nanti. Jadi aku bisa anter kamu pulang lebih dulu baru jemput ibu " jawab Liam dengan pelan,dia tau kalau Nadine takut di marahi ibu nya .
"Aku ngak apa-apa kok,aku bisa pulang sendiri. Lagian tiga hari lagi aku sudah ambil cuti buat pernikahan kita ,jadi ngak usah nungguin aku " ucap Nadine,dia ngak mau nanti nya di telpon oleh ibunya Liam.
"Aku akan tunggu kamu di lobi seperti biasa " ucap Liam dengan tegas
Nadine hanya diam saja ,liam tak bisa dibantah sama sekali. Hal itu lah yang tidak disukai Nadine dari Liam,Liam selalu ingin menang sendiri . Makanya dia lebih memilih untuk diam saja dan mengalah pada Liam.
Tak lama mereka sampai didepan perusahaan, Nadine turun lebih dulu dan diikuti oleh Liam. Mereka berjalan bersama hingga sampai di divisi masing-masing ,Nadine dan Liam mulai mengerjakan pekerjaan nya.
Bersambung
jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘