Semua sudah diatur kita hanya menikmati alur yang sudah ditentukan dan juga ditakdirkan untuk kita.
Alisha seorang Dokter umum yang mengambil spesialis di salah satu rumah sakit. Wanita cantik yang sehari-hari menggunakan hijab yang memiliki wajah teduh yang menenangkan semua orang yang siapa saja melihat dirinya.
Siapa sangka calon pewaris rumah sakit itu dijodohkan pada dia.
Dalam usia yang sangat muda Alisha harus menikah dengan Adrian sang calon pewaris rumah sakit. Adrian sangat terpaksa menikah dengan Alisha. Karena tidak ingin hak waris rumah sakit jatuh kepada orang lain.
Pernikahan yang indah yang pernah menjadi impian Alisha yang ternyata tidak sejalan dan semulus itu. Bagaimana tidak dia harus menikah dengan laki-laki yang tidak menginginkannya.
Alisha harus menjalani rumah tangganya yang tidak seperti rumah tangga pada umumnya. Laki-laki yang dia nikahi bersikap tidak baik.
Lalu apakah Alisha akan bertahan dalam pernikahannya atau justru akan mundur?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33 Kemarahan Alisha.
Adrian ternyata tidak menemui Willona yang ternyata Adrian yang berada di pinggir jalan di dalam mobil yang terletak di dekat jembatan dan juga banyak kendaraan yang melintas.
Adrian tampak frustasi dengan memejamkan mata yang bersandar di jok mobil dengan tangannya yang sejak tadi memijat kepalanya. Sesekali terlintas kembali apa yang dia baru saja dia lakukan kepada Alisha.
"Argggghhh!" umpat Adrian yang tiba-tiba saja memukul setir mobil dengan tangannya. Adrian seperti menyadari apa yang dia lakukan kelewat batas.
"Kenapa aku jadi menyentuh dia!" ucapnya dengan emosi.
Mungkin saja Adrian merasa sudah menjilat ludah sendiri. Pernah mengatakan tidak akan sedih menyentuh Alisha dan pada kenyataannya dia sudah melakukan hal. Atau mungkin juga Adrian menyesal karena menyentuh Alisha dengan sangat kasar yang sangat tidak pantas dia lakukan..
Dratttt Dratttt Dratttt Dratttt.
Adrian melihat ponselnya yang ternyata Wilona yang memanggil. Adrian menghela nafas kasar dan langsung mengangkat panggilan tersebut.
"Sayang kamu di mana. Aku sudah menunggu kamu sejak tadi dan acaranya akan berakhir," ucap Willona yang berbicara sangat gelisah.
"Maaf Willona aku tidak bisa hadir, aku masih ada pekerjaan," jawab Adrian.
"Kok gitu sayang," sahut Willona.
"Maaf!" ucap Adrian yang langsung mematikan panggilan telepon itu.
Adrian melihat arloji di tangannya dan ini sudah pukul satu malam. Malam ini Wilona memang berulang tahun dan Adrian pasti ingin ada bersama sang kekasih di acara ulang tahun yang tepat jam 12.00 malam tetapi dia sudah telat 1 jam.
Adrian sudah malas untuk ke mana-mana dan lebih memilih untuk tidak jadi menemui Willona. Karena pemikirannya yang benar-benar stres.
**
Alisha sempat tertidur sebentar saat setelah membersihkan diri dan saat dia bangun Adrian tidak juga kembali. Alisha memilih untuk sholat malam seperti biasa.
Dalam sujudnya Alisha mengadahkan kedua tangan ke atas dengan menangis sesenggukan dan Alisha mengadukan semua pada sang pencipta. Bagi Alisha semua ini terasa sangat sakit.
Dia tidak berbicara dan hanya menangis sesenggukan. Bukan hanya rasa sakit fisik yang dia alami yang mungkin juga batinnya yang memang sangat terluka akibat perlakuan Adrian yang memaksa dirinya untuk melakukan hal itu.
Alisha masih terlalu muda untuk menghadapi pernikahan itu. Tetapi kembali lagi sebenarnya pernikahan itu bukan kesalahan Adrian. Alisha yang mengambil keputusan itu dengan gambaran konsekuensi yang sudah diperlihatkan padanya.
Ceklek.
Suara pintu kamar terbuka yang ternyata Adrian pulang ke rumah. Adrian mendapati Alisha yang masih tetap berdoa dengan postur tubuh yang dilihat dari punggungnya yang sesenggukan dan bahkan terdengar suara tangis itu.
Jujur saja mendengar suara tangisan itu membuat telinga Adrian sakit seolah Alisha adalah korban. Adrian bahkan sampai menutup pintu kamar dengan kuat dan ternyata itu sama sekali tidak mengganggu Alisha untuk tetap mengadu kepada Tuhannya.
Adrian melihat di atas ranjang yang masih terdapat bercak darah yang ternyata tempat tidur itu belum dibersihkan. Darah perawan istrinya yang diambil secara paksa.
Sampai akhirnya Alisha selesai sholat dan berdiri. Alisha cukup kaget melihat Adrian yang sudah berada dalam kamar dan Adrian juga sekarang menghadap dirinya menatap tajam.
"Kau merasa sangat terhina dan sampai menangis seperti itu!" tanya Adrian.
"Lalu besok pagi apalagi yang akan kau lakukan hah! kau akan mengadu kepada Eyang jika aku memperkosa mu!" umpat Adrian yang kembali terpancing amarah dan memang setiap apapun yang dilakukan Alisha pasti salah di mata Adrian.
Alisha yang benar-benar sangat capek menghadapi Adrian yang selalu saja menyalahkan dirinya dengan mencari-cari kesalahannya dan Alisha langsung berlalu dari hadapan Adrian. Tetapi tangannya tiba-tiba saja di cengkram Adrian yang menghentikan langkah itu.
"Aku belum selesai bicara padamu. Bisa-bisanya kau menangis seperti ini hanya karena aku menyentuhmu dan padahal itu yang kau inginkan..."
"Aku tidak pernah menginginkan itu!" tegas Alisha yang langsung menjawab tudingan dari suaminya itu dengan suara yang cukup keras.
"Masih saja mengelak dan sekarang bersikap seolah menjadi korban yang seolah sangat terhina dengan apa yang telah aku lakukan..."
"Jika iya kenapa?" sahut Alisha yang menantang Adrian.
"Aku suamimu dan seharusnya itu sudah menjadi tugasmu!" tegas Adrian.
"Suami!" Alisha tersenyum getir mendengar kata-kata Ita.
"Jika kamu adalah suamiku maka perlakuan aku sebagai istri dan bukan memperlakukan aku sebagai hewan. Apa aku salah jika aku marah ketika mendapatkan perlakuan seperti ini darimu hah!" tegas Alisha yang tidak kalah marah.
"Apa yang kau dapatkan itu adalah risiko dari kau yang menerima pernikahan ini...."
"Aku menerima pernikahan ini karena Eyang!" teriak Alisha yang ternyata kalau sudah marah bisa lebih menakutkan daripada Adrian.
"Aku sama sekali tidak mengenal keluarga kalian. Aku mengenal Eyang dan aku tidak ingin melihat Eyang mati di depanku. Hanya karena aku tidak menuruti permintaan Eyang dan sementara kamu sebagai cucu hanya memikirkan warisan yang akan kamu dapatkan jika menikah denganku. Aku sudah cukup diam dan menerima semua apapun yang kamu lakukan kepadaku, kamu menuduhku dan marah lalu melakukan semua tindakan keji itu," tegas Alisha.
Adrian yang tumben-tumbennya terdiam dengan tatapan mata yang menatap mata Alisha yang benar-benar penuh kemarahan dengan butiran air mata yang terus saja jatuh membasahi pipi mulus itu.
"Aku mengorbankan masa mudaku untuk pernikahan ini dan yang aku dapat adalah semua ini dan perlakukan seperti binatang. Kau tidak memberiku ampun. Kau tidak tahu betapa sakit yang kurasakan!" tegas Alisha dengan suara menekan dan bahkan memanggil Adrian sudah tidak dengan kata formal lagi.
"Bagaimana jika semua tuduhan yang kau berikan kepadaku terbukti tidak benar. Lalu apa semua bisa kembali lagi seperti semula?" tanya Alisha.
"Kalau begitu terima semua ini sebagai resiko!" tegas Adrian.
"Jangan Kau pikir aku juga senang melakukan semua ini. Aku sudah mengatakan kepadamu jika aku juga tidak sedih menyentuhnya dan aku justru merasa sangat jijik....
"Aaaaaaaa!!!!!!!!" Alisha yang tiba-tiba berteriak dengan melepaskan tangannya dari Adrian dan memegang kepalanya.
Adrian sama sekali tidak melanjutkan kata-katanya ketika melihat Alisha yang benar-benar tidak bisa mengendalikan diri.
"Terus mengatakan jijik kepadaku. Jadi menurutmu aku tidak jijik melihat perlakuanmu kepada ku hah!" balas Alisha dengan suara menggelegar dan bahkan sambil menunjuk Adrian.
"Berani kau meninggikan suara di depanku," sentak Adrian yang semakin terpancing.
"Kenapa jika aku melakukan itu. Kau akan mengatakan aku istri durhaka. Bagaimana aku tidak durhaka jika kau saja sebagai imam tidak pernah becus!" tegas Alisha yang semakin menjadi-jadi.
"Alisha kau...." Adrian geram yang mendekati Alisha.
"Jangan mendekatiku!" tegas Alisha dengan mengangkat tangan yang menyuruh Adrian untuk stop.
"Jika kau jijik padaku. Maka aku lebih jijik dengan semua sentuhanmu kepadaku," sahut Alisha yang benar-benar sudah memancing amarah Adrian.
"Kau ingin aku melakukan hal yang lebih parah lagi kepadamu hah! dengan kau bersikap seperti ini hah! tegas Adrian yang mendekati Alisha dan Alisa berusaha mundur.
Tiba-tiba Alisha mengambil vas bunga yang ada di atas meja dan langsung memecahkan
Pranggg .
Suara pecahan yang begitu kuat mampu membuat langkah Adrian terhenti dan sangat terkejut dengan tindakan yang dilakukan Alisha.
Bersambung.