NovelToon NovelToon
Kembali Di Hari Sebelum Bencana AKHIR

Kembali Di Hari Sebelum Bencana AKHIR

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Hari Kiamat / Fantasi Wanita
Popularitas:52.1k
Nilai: 5
Nama Author: Roditya

Vivian, kelinci percobaan dari sebuah lembaga penelitian, kembali pada satu bulan sebelum terjadinya bencana akhir zaman.

selama 8 tahun berada di akhir zaman.

Vivian sudah puas melihat kebusukan sifat manusia yang terkadang lebih buas dari binatang buas itu sendiri.

setidaknya, binatang buas tidak akan memakan anak-anak mereka sendiri.
.
.

bagaimana kisah Vivian memulai perjalanan akhir zaman sambil membalaskan dendamnya?
.

jika suka yuk ikuti terus kisah ini.

terimakasih... 🙏🙏☺️😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roditya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31. Merasakan bahaya.

Dengan langkah gontai, William, Kris, dan ayah William mengikuti Vivian untuk meninggalkan ruang bawah tanah tersebut.

"Kalian dari mana saja?." Tanya Rose yang kebetulan telah menemukan mereka bertiga setelah mencari selama 20 menit.

Melihat tidak ada jawaban dari semua orang, Rose menjadi malu.

"Itu... Bos Tiger menyuruhku untuk mencari kalian. Dia takut, kalian akan tersesat di tempat yang baru pertama kali kalian datangi." Rose mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Vivian tidak perduli dengan apa yang ada di pikiran wanita itu. Karena semenjak orang tuanya meninggal akibat kedinginan. Ia sudah men-cap Rose sebagai orang yang tidak bisa di ajak bekerja sama.

Bagaimana mungkin Vivian akan terus mengajak bekerja sama.

Sedangkan Rose saja tidak bisa melindungi orang tuanya padahal mereka tinggal dalam satu atap yang sama.

Hal itu saja sudah mendapatkan nilai minus dari Vivian yang membenci penghianatan.

"Kenapa kalian melihatku seperti itu? Apakah ada yang salah denganku?." Rose melihat ke arah dirinya sendiri dan tidak menemukan apapun yang aneh.

"Tidak ada yang aneh. Hanya saja..." Perkataan William terpotong oleh kedatangan suami Rose.

"Rose! Apa yang kamu lakukan di sana! Kenapa lama sekali!." Suami Rose tampak sangat tidak sabar.

Gugup. "Aku... Aku hanya... Aku sudah menemukan rekan-rekanku." Rose berjalan mendekati suaminya dengan ketakutan.

"Kenapa kalian masih disini! Sudah untung bos Tiger menghargai kalian dan menyuguhkan hidangan yang sangat lezat untuk kalian. Dasar tidak tahu diri!." Suami Rose meninggalkan istrinya yang ketakutan sambil marah.

Pluk

William menepuk pundak wanita itu, Rose. "Bersabarlah." Ucapnya.

Tersenyum. "Aku tidak apa-apa." Rose lalu memimpin untuk kembali ke ruang makan.

Mendekati tempat tujuan, Vivian merasakan bahaya yang sangat kuat.

"Apakah menurutmu ada sesuatu yang aneh di sini?." Vivian berbisik di telinga Peter.

Sebagai mantan prajurit, tentu saja Peter juga merasakan perasaan bahaya yang dirasakan oleh Vivian.

"Lebih baik kita berhati-hati mulai sekarang." Peter lalu memberi kode kepada Kris, William, dan juga ayah William..

"Apakah kalian tidak terlalu curiga?." Tanya William yang tidak percaya dengan naluri Vivian dan Peter.

"Ck. Mereka hanya menyuruhmu untuk berhati-hati, Bukan untuk membunuh orang. Apa salahnya kita lebih berhati-hati. Apalagi di situasi yang sedang kacau seperti saat ini." ucap Kris geram setelah mendengar jawaban William yang seolah meragukan insting Vivian. Meragukan Vivian, sama dengan menjadi musuhnya.

"Aku tidak bermaksud seperti itu, hanya saja mereka sudah dengan baik hati memberikan kita hidangan yang mewah." William mencoba menjelaskan.

"Maksudmu hidangan daging man*sia?." Ejek Kris.

William terdiam setelah mendengar ejekan Kris.

'Ya. mengapa aku melupakan fakta penting seperti itu? Bukankah anak rose juga di bunuh oleh bawahan Tiger? anak buah seperti bos. Tidak mungkin anak buah bertindak tanpa adanya persetujuan dari atasan.' Batin William. Ia juga kemudian mengambil sikap waspada bersama dengan ayahnya.

Menoleh kebelakang. "Apa yang sedang kalian diskusikan." tersenyum. "Bolehkah aku bergabung dengan pembicaraan kalian." Rose memandang mereka berlima dengan rasa ingin tahu.

"Tidak ada, kita hanya mendiskusikan kapan kita akan segera pulang dari sini. Bagaimanapun, perjalanan dari sini menuju apartemen membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam. Jika kita tidak buru-buru pulang, takutnya salju akan turun dan suhu menjadi lebih dingin dari sebelumnya." Kris mencoba memberi penjelasan yang dapat diterima akal.

Diam sejenak. "Aku kira ... Kalian akan menemaniku hingga besok. Aku masih ingin menginap, suamiku yang menyuruhnya." Rose memasang ekspresi sedih karena ditinggalkan.

"Tidak mungkin kami menginap di sini. Mereka juga membutuhkan makanan untuk hidup, kan?." Vivian menjawab dengan sarkas.

Mengerutkan kening. "Apa yang sedang kamu bicarakan Vivi? Bos Tiger tidak pernah menganggap kita sebagai orang luar. Mereka bahkan rela memberikan hidangan terbaik yang mereka punya untuk memberi makan kita. Bagaimana orang seperti itu menjadi orang yang jahat?. Bos juga sudah menjelaskan kepadaku bahwa kematian anakku murni karena kesalahan anak buahnya. Dia juga sudah meminta maaf kepada aku."

"Jika seperti itu yang kamu yakini. Maka terus pegang teguh lah keyakinanmu itu, jangan mengajak-ajak orang lain. Karena orang lain juga punya prinsipnya sendiri." Vivian mengeluarkan senjata api dari ruang kedalam ranselnya dengan sembunyi-sembunyi.

"Berhati-hatilah. Aku melihat ada tiga orang yang mengikuti kita dari tadi." Peter memberi peringatan kepada rekan-rekannya dengan suara pelan.

"Benarkah? Di mana? Kenapa aku tidak melihatnya." Kris melihat ke kiri dan ke kanan

"Sudah jangan dicari lagi. Lebih baik persiapkan dirimu untuk sebuah pertempuran. Jika informasi yang kita dapat sebelumnya memang benar, maka gedung ini merupakan markas Tiger yang merupakan bos bawah tanah terbesar di kota ini sebelum terjadinya bencana.

Saat ini mereka telah sampai di depan pintu ruang makan.

Rose tampak ragu untuk membuka pintu tersebut.

"kenapa kamu tidak membuka pintunya?." tanya William saat melihat gelagat rose yang sangat aneh dan ragu-ragu.

"Aku... Aku..." Tes... Rose menangis di depan kelompok tersebut.

Bruk

Berlutut.

"Maafkan Aku hiks, aku terpaksa melakukan ini semua. Mereka menyandera sepupuku, aku tidak tahu harus berbuat apa lagi. Tolong jangan benci aku hiks hiks." Rose memohon sambil berlutut.

BRAK

Pintu dibuka dari belakang Rose dengan keras.

Menjambak. "Dasar wanita tidak tahu di untung. Kenapa kamu mengungkapkan hal seperti itu!." Marah suami Rose kepada wanita itu.

Plak.

Sebuah cetakan telapak tangan muncul di wajah Rose yang putih.

"Apa yang kamu lakukan terhadap seorang wanita!." William tidak tahan lagi melihat perlakuan kasar suami Rose terhadap istrinya. Ia pun mencoba memisahkan keduanya.

"Apa urusanmu denganku yang mengajari istrinya sendiri cara bertahan hidup!." Suami Rose menjadi berang karena William yang menghalanginya menghajar sang istri. Ia pun segera mengeluarkan pistol dari saku jaketnya dan mengarahkan pistol tersebut ke arah William.

"Kalian semua orang m*ti! Tidak perlu ikut campur dengan urusan keluargaku! Mau aku apakan istriku, itu adalah hakku sebagai seorang suami!. Tidak perlu orang luar sepertimu untuk mengajari ku." Tunjuk suami Rose dengan pistolnya ke arah William.

"Will!." Ayah William panik melihat moncong pistol yang diarahkan ke anaknya.

Plok

Plok

Plok

Suara tepuk tangan datang dari dalam ruangan.

"Pertunjukan yang sangat mengesankan." Ucap Tiger sambil menyilangkan kakinya di sebuah kursi dengan dilayani oleh tiga orang wanita sekaligus.

"Makan yang banyak sayang~ a~" Seorang perempuan berbaju seksi di udara yang dingin berkata dengan manja kepada Tiger.

Vivian yang melihat, merasa miris dengan wanita itu yang menjual harga dirinya kepada orang semacam Tiger. Dia bahkan rela mengorbankan kesehatan fisik dan mentalnya untuk melayani pria tersebut.

Bagaimana tidak.

Demi melayani Tiger, wanita itu mengenakan pakaian yang sangat tipis di suhu yang hampir mencapai minus 60 derajat.

Bibirnya saja bahkan sudah membiru dan badannya gemetaran karena udara dingin. Tapi bisa-bisanya dia bersikap seperti itu kepada Tiger. Miris.

1
Mitha yoga
aku suka punya ruang dan kumpulin makanan yang banyak hehe/Good/
Mitha yoga
suka cerita yang tokohnya punya ruang.
aku juga pengen hehe...
Mitha yoga
aku suka berhalu...
pengen juga punya ruang hehe
adie_izzati
makanya jadi perempuan jgn sembarangan berzina...klo mau anak buat dgn cara betul...tahu nga mahu di madu, kenpa pilih jln salah. paling gue nga suka dgn jalan fikiran begini, byk drama...
adie_izzati
what the hell?.. ngapa nga guna ruang angkasa?.. apakah sengaja minta ditiduri?.. for what?.. anak?..banyak ny cara lain tuk dpt anak tp memilih jadi murahan?..miriss..
adie_izzati
Luar biasa
Roditya
sama-sama.
author juga terimakasih atas dukungannya 😊
Etty Rohaeti
terima kasih Thor
Aisyah Suyuti
seru
Lina Octavianti
Luar biasa
Salsabila Arman
lanjut
NR
iya..keren kok ceritanya
Salsabila Arman
lanjut
sahabat pena
berbaik sangka sangka saja vi.. siapa tau setelah tau john anaknya peter hubungan kalian akan di halalkan 🤣😄
sahabat pena
vivian janganlah lari dari peter hadapi dan berbicara jujur lah. biar kalian bahagia selalu
sahabat pena
haish vivian yg mau ketemu ayang hatinya jedag jedug tuh🤣🤣🤣🤣
🌸nofa🌸
luar biasa
sahabat pena
ya sudah gaskeun vivian 🤣🤣🤣🤣ternyata kalian berjodoh 🤣🤣
Salsabila Arman: lanjut
total 1 replies
SugaWife
nah kan,emang Peter orangnya
CaH KangKung,
👣👣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!