IG elis.kurniasih.5
Hanin Aqila seorang wanita sederhana yang baru mengenal cinta. Namun siapa sangka kekasih yang ia pacari selama setahun ini adalah pria beristri. Hanin tak pernah tahu itu. Istri dari kekasihnya pun bukan sembarang orang, wanita itu adalah adik dari pria yang bernama Kenan Aditama, pemilik bisnis properti dan eksport terbesar se ASIA.
Cap pelakor dan wanita penggoda melekat di diri Hanin. Hidupnya pun harus berurusan dengan keluarga Aditama yang terkenal angkuh dan sombong.
"Aku akan menikahi wanita penggoda itu, agar dia tak lagi menggoda suami adikku." Ucap Kenan dingin, sambil melihat keluar jendela.
Walau Kenan belum menikah, tapi ia sudah memiliki kekasih yang ia pacari selama lima tahun.
Bagaimanakah hidup Hanin selanjutnya? Akankah Kenan mampu mempertahankan pernikahan sang adik? Atau justru Kenan malah benar-benar menyukai wanita yang di sebut sebagai wanita penggoda itu?
Simak yuk guys
Terima kasih 😘😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kisah cinta yang rumit
“Eh, udah sih ngga usah di cuci. Biar sama bibi aja,” ujar Irma yang melihat Hanin berdiri di depan wastafel.
Hanin hendak mencuci piring, setelah mereka selsai menikmati makan malam.
“Ih, ngga apa-apa kali, cuma nyuci piring doang,” jawab Hanin yang tetap membersihkan piring itu dari sisa-sisa makanan.
“Kamukan tamu, Nin,” kata Rizky yang juga masuk ke dapur untuk menaruh piring miliknya ke wastafel itu.
“Ih, aku tuh dapet tumpangan gratis aja udah makasih banget. Makasih ya A Iki, Irma. Maaf aku ngerepotin.”
“Tuh, nih anak nyebelin kan A! Dari tadi bilang makasih terus, udah kaya sama orang lain aja tau ngga,” ucap Irma Ketus.
Irma dan Rizky berdiri tak jauh dari Hanin. Rizky merangkul istrinya yang sedang hamil besar. Sedangkan, Hanin tersenyum nyengir, menoleh ke arah pasangan itu sembari tangannya berlumuran busa berputar di atas piring.
“Semoga kamu betah di sini,” ucap Rizki.
“Betah kok, soalnya di sini banyak makanan.” Hanin kembali menampilkan jejeran giginya yang rapih.
“Dasar tukang makan,” cibir Irma. “Tapi ngeselin, Yank. Hanin tuh tukang makan ngga gendut-gendut. Aku makan dikit aja jadi daging,” ucap Irma lagi dengan nada manja pada suaminya.
Rizki tersenyum.
“Kalau gue emang banyak pikiran, Ir.” Hanin tertawa.
“Yaudah, gue ke kamar dulu ya! Lu juga istirahat, besok pagi kita berangkat bareng.” Irma mendekati Hanin dan menepuk bahunya. Pasangan suami istri itu pergi meninggalkan Hanin yang hampir selesai membersihkan piring.
Hingga saat ini, Hanin belum memberitahu Irma bahwa dirinya sudah menikah. Irma hanya tahu, bahwa sahabatnya ini selalu di teror oleh kakak dari istri mantan kekasihnya. Hanin pun tidak cerita pada Irma tentang sosok pria yang membuat hidupnya tidak tenang sejak tiga bulan terakhir ini.
Hanin melangkahkan kakinya ke kamar tamu yang di sediakan Irma. Ia menjatuhkan tubuhnya kasar ke atas tempat tidur.
“Hah, akhirnya aku terbebas dari pria arogan itu,” gumamnya.
Nanum, tiba-tiba Hanin tersenyum sendiri. Tatkala, ia ingat ketelatenan Kenan dalam merawatnya saat sakit. Hanin pun kembali mengerdikkan bahunya sembari menutup wajah, ketika mengingat singkong premium. “Ya ampun, ternyata seperti itu bentuknya.” Membayangkannya saja, wanita itu sudah malu.
Sementara, di kamar lain dengan kota berbeda, seorang pria tampan bertubuh atletis itu pun tengah berbaring di atas tempat tidur. Sejak kehilangan jejak wanita yang baru dua hari ia nikahi di bandara, otak Kenan tak berhenti memikirkan istriny. Wajah cantik Hanin selalu menari-nari di kepalanya, belum lagi ekspresi lucu Hanin, yang membuat Kenan mengulas senyum, seperti sekarang. Kenan tengah tersenyum, mengingat wajah menggemaskan itu.
Kemudian, ia bergegas mencari ponselnya dan menekan nomor Vicky.
Tut... Tut.. Tut...
Panggilan telepon Kenan belum juga diangkat oleh asistennya itu.
Tut.. Tut... Tut...
“Halo.” Vicky mengangkat panggilan itu.
“Lama banget, nagapain lu? Lagi ML di club?” tanya Kenan bertubi-tubi.
“Ck, ngga. Gue di apartemen. Istirahatlah, punya bos banyak mauya, pusing gue,” jawab Vicky malas.
“Terus gimana? Udah ketemu?”
“Ketemu apaan? Gue nyari aja belom.”
“K*mpret lu, ini udah seharian tapi lu belum mulai nyari bini gue?” tanya Kenan dengan meninggikan suaranya.
Di seberang sana, Vicky malah tertawa.
“Sumpah, gue baru liat lu panik nyariin cewek, Ken.”
Vicky masih terkikik geli. Memang Kenan paling anti yang namanya mengejar wanita. Kalau pun ia berpacaran dengan Vanesa, itu karena memang wanita itu yang terus mendekati Kenan.
“Ck, tawa aja lu, Gue serius.”
“Gue juga serius.” Kemudian, Vicky memelankan tawanya.
“Besok gue mulai pencarian,” kata Vicky lagi.
“Kelamaan, lelet banget sih.” Kesal Kenan.
“Iya, besok. Sekarang gue benar-benar capek, Ken. Tega banget lu.”
“Ya udah, besok gue tunggu.”
Vicky masih tertawa, walau Kenan sudah mematikan panggilan telepon itu.
Kenan meletakkan ponselnya di meja kecil yang berada persis di samping ranjang dan merebahkan tubuhnya. Kenan mengangkat kedua tangannya keatas dan menumpukan kepalanya.
“Mungkin, aku mulai menyukaimu. Hanin, istriku.” Kenan tersenyum menyebut kata ‘istriku’ di sela gumamannya.
“Istriku.” Kenan kembali menggelengkan kepala.
Menikahi Hanin adalah keputusan yang paling cepat dan paling gila dalam hidupnya. Kenan adalah pria yang penuh perhitungan dalam hal apapun, apalagi ini adalah sebuah pernikahan. Tak pernah ada dalam bayangannya bahwa ia akan menikah dengan usia yang menurutnya masih tergolong muda, walau sebenanrya Kenan sudah menginjak usia kepala tiga dan tidak muda lagi. Namun, ia pernah menargetkan diri, akan menikah di usia 35 keatas, tepatnya di saat semua bisnis yang ia jalani berkembang pesat dan hanya tinggal menikmati hasilnya saja.
Sedangkan di rumah yang berbeda, Gunawan larut dalam minumannya. Sejak pulang dari rumah Rasti, Gunawan langsung mengurung diri di ruang kerja. Ia mengeluarkan semua koleksi minuman beralkohol itu. Hati Gunawan sesak, saat kakak ipar sekaligus sahabat yang sudah tak lagi menjadi sahabat itu menegaskan bahwa dirinya telah menikahi Hanin, gadis yang masih ada dalam hatinya. Ia sadar, bahwa Kenan memang tidak bisa di lawan. Ia pun sadar bahwa ia memang telah sangat menyakiti adik kesayangan Kenan.
“Aku benar-benar sudah tidak bisa lagi meraihmu, Han,” gumam Gunawan, meletakkan kepala pada meja kerjanya dengan deraian air mata.
Kiara melewati ruang kerja suaminya yang sedikit terbuka. Walau saat ini, ia sudah berusaha untuk bersikap cuek, tapi tetap saja terkadang ia ingin mengetahui apa yang dilakukan suaminya. Kiara penasaran dengan apa yag dilakukan suaminya di ruangan ini, karena sudah seharian ia tak keluar bahkan melewati makan malam, walau di rumah Rasti tadi mereka sudah makan sore bersama.
Hati Kiara kembali perih, mendengar gumaman sang suami yang cukup kencang, di tambah rintihan suara Gunawan yang terdengar pilu.
“Kamu sangat mencintai wanita itu, Mas,” lirih Kiara dan mencoba untuk tersenyum.
Ia menghapus jejak air mata yang mengalir begitu saja di pipinya yang mulus. Kiara melangkahkan kakinya ke kamar dan mengambil selembar kertas yang ia simpan di dalam lemari. Sebuah kertas yang pernah Gunawan berikan untuknya, tapi ia bersikeras untuk tidak menandatangani kertas itu.
Kiara mengambil pulpen dan membubuhi tandatangannya di atas kertas itu. Ia pun semakin yakin untuk berpisah dari sang suami, meski saat ini Gunawan tak lagi menyinggung tentang perceraian. Namun sepertinya, Kiara sudah ikhlas melepaskan pria yang lebih dari empat tahun menjadi suaminya.
Keempat insan ini tengah bergelut dengan pikirannya masing-masing. Hanin dan Kenan yang membayangkan bagaimana pernikahannya nanti? Serta Gunawan yang larut dalam kesedihan dan Kiara yang sudah memantapkan keputusan. Di tambah satu insan lagi, yang tengah merenung di sebuah kamar apartemennya. Pria yang masih menaruh cinta yang besar pada Kiara dan ingin sekali merebut adik kesayangan Kenan itu, jika ada kesempatan.
Sungguh, kisah cinta yang rumit. Kelima orang ini terjebak dalam satu lingkaran. Namun, tidak tahu, siapa di antara mereka yang akan keluar sendirian tanpa pasangan.
ternyata dunia novel benar2 sempit, sesempit pikiran Gun Gun 🤭
ingat umur daaaad...!!!!
ternyata mami Rasti sama dgn Hanin kehidupan masa lalu nya..🥺
CEO tp g ada otak nya,,mesti nya kamu tuh cari dlu kebenaran nya Ken sebelum menghukum Hanin..kamu tuh kaya CEO bodoh g bisa berprilaku bijak..benar2 arogan..😠