S1 dan S2
Levita Mutiara yang dikenal sebagai dokter ajaib dari abad 21 mampu menyembuhkan segala macam penyakit. Dengan tangan ajaibnya dia mampu menarik orang dari kematiannya.
Karena kecelakaan mobil yang menimpanya, dia bertransmigrasi ke tubuh seorang cucu perdana mentri yang diasingkan karena bodoh dan dianggap sampah, bernama Bai Xingxing.
Apakah Levita mampu menjalani kehidupannya sebagai Bai Xingxing dan membalaskan dendamnya pada orang-orang yang telah menindasnya selama ini?
Di sisi lain, karena bakatnya dalam pengobatan, membuat banyak orang kagum padanya hingga berhasil mencuri perhatian Kaisar Iblis!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lady_ma97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35 : Malam Perayaan (1)
Bai Xingxing menghadiri perayaan di Istana bersama Tuan Tua Bai. Keduanya segera menaiki kereta kuda yang sama.
"Kakek, apa kita hanya pergi berdua?" Tanya Bai Xingxing, saat tidak melihat paman dan kedua sepupunya.
Tuan Tua menatap cucunya dan menjawab, "Paman dan kedua sepupumu akan menggunakan kereta kuda lain. Sedangkan bibimu, kau tahu sendiri, dia bahkan tidak bisa berdiri, jadi aku menyuruhnya untuk tetap di sini sampai kita kembali."
Bai Xingxing mengangguk.
Bagaimana bibi, apa kau puas dengan hadiahku? Dulu kau selalu mendandaniku dengan buruk saat menghadiri perjamuan, hingga orang-orang berlomba-lomba untuk menghina dan mengejekku. Sekarang, aku membuatmu tidak akan pernah bisa menghadiri perjamuan apapun! Tunggu sampai orang-orang mengetahui kondisimu yang menyedihkan itu, dan kau akan mengerti rasanya mendapatkan banyak hinaan!
Dua kereta kuda yang membawa Keluarga Bai segera melaju ke Istana Kekaisaran.
Di sisi lain, di dalam kereta kuda Tuan Bai dan kedua putrinya..
"Ayah, hari ini ibu tidak ikut menghadiri perayaan di Istana, bukankah itu akan menjadi tanda tanya untuk banyak orang?" Tanya Bai Lu pada ayahnya.
Bai Yu mengangguk setuju, "Benar ayah. Ibu selalu menghadiri setiap perjamuan, apa lagi jika perjamuan itu di adakan di Istana yang beriisi orang-orang penting. Ibu tidak pernah tidak hadir."
Tuan Bai bertanya dengan suara dingin, "Apa kalian lebih suka menjadi bahan tertawaan daripada membiarkan ibu kalian diam di dalam kamarnya?"
Kedua gadis itu bergidik ngeri saat membayangkan betapa malunya mereka jika orang-orang melihat tubuh ibunya yang mirip babi!
Bai Yu merasa merinding seketika, mengingat ibunya yang sekarang menjadi buruk rupa!
Dulu, aku selalu bangga dengan kecantikan ibuku dan selalu ingin orang-orang tahu, bahwa ibuku wanita tercantik. Sekarang, aku justru takut jika orang-orang mengetahui siapa ibuku! Aku merasa dunia sudah terbalik!
Setelah beberapa lama, dua kereta kuda milik Keluarga Bai tiba di depan halaman Istana. Banyak kereta kuda yang sudah berbaris dengan rapi.
Bai Xingxing dan Tuan Tua Bai segera turun dan masuk lebih dulu tanpa menunggu anggota keluarganya yang lain. Orang-orang yang melihat itu tidak lagi terkejut. Sudah menjadi rahasia umum, jika Perdana Mentri Bai tidak lagi akur dengan putra keduanya sejak Bai Manyue berpihak pada Selir Agung Li.
Saat mereka masuk ke Aula Istana, suasana ramai memenuhi ruangan dan semua barisan kursi yang disediakan.
"Xing'er, jangan jauh-jauh dari kakek." Ucap Tuan Tua mengingatkan cucunya.
Bai Xingxing mengangguk. Dia mengerti jika kakeknya khawatir padanya. Saat ini, ada banyak orang penting yang hadir di perayaan ini. Tuan Tua tidak ingin Bai Xingxing mendapat masalah dengan orang yang tidak seharusnya mereka singgung.
Bai Xingxing mengedarkan pandangannya ke sekitar Aula perjamuan. Tanpa sengaja, tatapannya bertemu dengan mata pria bertopeng yang dia lihat saat dia mengobati Tuan Putri.
Bai Xingxing menaikkan kedua alisnya.
Bukankah pria itu yang bersama Putra Mahkota tempo hari? Dia juga pria yang mendapatkan hormat dari Kaisar, bukan? Siapa sebenarnya pria itu?
Bai Xingxing tidak ingin memikirkan hal-hal yang tidak penting untuknya. Dia segera memalingkan wajahnya untuk mencari keberadaan Pangeran Huang.
Tiba-tiba, seseorang menepuk bahunya dari belakang. Bai Xingxing membalikkan tubuhnya dan mendapati Pangeran Huang bersama Qi Yan.
Pangeran Huang tersenyum dan menyapa Bai Xingxing, "Nona Bai.."
"Pangeran, ada beberapa hal penting yang perlu kubicarakan denganmu." Ujar Bai Xingxing dengan wajah serius.
Keduanya segera pergi untuk mencari tempat yang lebih nyaman untuk mengobrol.
Di sisi lain, Putra Mahkota yang melihat Bai Xingxing bersama Pangeran dari Kekaisaran Xing Fen, mengerutkan keningnya.
Sejak kapan Nona Bai mengenal Pangeran Huang?
Putra Mahkota menyipitkan matanya dan bertanya pada Xi Mobai, "Xiao Xi, menurutmu, apa ada sesuatu antara Pangeran Huang dengan Nona Bai?"
Xi Mobai hanya melirik dengan wajah datar, "Jangan suka penasaran dengan urusan orang lain."
"Aku hanya ingin tahu, bukan penasaran." Sinis Putra Mahkota.
"Apa kau pikir ada perbedaan antara keingintahuan dan penasaran? Jika kau berkata ya, lebih baik kau berteman dengan babi, jangan berteman denganku!" Ujar Xi Mobai kesal.
Putra Mahkota mendengus kasar, "Huh, dasar pria sensitif!"
Putra Mahkota menyentakkan lengan bajunya dan pergi meninggalkan Xi Mobai dengan bahu dingin.
Xi Mobai tidak peduli dengan kelakuan temannya yang sangat konyol. Pandangan matanya hanya tertuju pada Bai Xingxing dan Pangeran Huang yang berada di sudut yang sedikit jauh dari keramaian.
Sepertinya gadis itu membahas tentang pengobatan Pangeran dari Xing Fen itu..
Di sisi lain, Bai Xingxing dan Pangeran Huang terlihat berbicara dengan serius.
"Pangeran, aku membutuhkan waktu untuk mencari bahan utama untuk membuat obat yang bisa menyembuhkan sumsum tulang. Kemungkinan, aku bisa memberikan obat itu padamu dalam waktu dua hari. Untuk sementara, kau bisa memakan pil penambah darah ini untuk menjaga agar tubuhmu memiliki cukup darah untuk beraktivitas tanpa merasa lelah." Jelas Bai Xingxing sambil memberikan sebuah kotak berisi sepuluh butir pil penambah darah.
* Anggap saja warna pilnya merah hehe..
Pangeran Huang menerima kotak itu, "Baiklah Nona Bai. Aku akan tinggal di Kekaisaran Mogui sampai kau berhasil membuat obat itu."
Qi Yan yang mendengar keputusan majikannya merasa keberatan. Dia sangat cemas, "Pangeran, kita tidak bisa terlalu lama berada di sini. Sebentar lagi perayaan ulang tahun Janda Ratu, jika kita tidak segera kembali, Yang Mulia akan memarahi anda."
"Kita hanya akan berada di sini dua hari. Perayaan ulang tahun nenek masih satu minggu lagi. Kita masih punya waktu untuk kembali ke Istana." Ucap Pangeran Huang sambil menatap pelayannya yang cerewet dengan kesal.
Bai Xingxing hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakukan kedua pria itu.
Pelayan ini mirip sekali dengan Xu Luo, sama-sama cerewet.
Bai Xingxing yang takut kakeknya akan khawatir, segera pamit, "Pangeran, acara akan segera dimulai, jadi aku akan pergi dulu."
Pangeran Huang hanya mengangguk dan memutuskan untuk kembali ke tengah Aula.
Bai Xingxing berjalan menghampiri kakeknya yang terlihat sedang mencarinya.
"Kakek.."
Tuan Tua Bai menoleh dan mendapati cucunya sudah kembali.
"Xing'er, kau dari mana? Kakek pikir kau tersesat di antara kerumunan." Ucap Tuan Tua Bai dengan suara cemas.
Bai Xingxing memegang tangan kakeknya, "Maaf kakek, ada temanku yang mengajakku mengobrol, jadi aku menemaninya sebentar."
Tuan Tua hanya mengangguk, "Ayo cari tempat duduk, Yang Mulia sebentar lagi akan tiba."
Setelah menunggu beberapa saat, suara pengawal terdengar keras..
"YANG MULIA KAISAR DAN PERMAISURI ZHOU TIBA!"
Para tamu segera berdiri dan membungkuk untuk memberi salam.
"Hormat untuk Yang Mulia Kaisar dan Permaisuri Zhou. Semoga diberkati oleh surga hingga seribu tahun!"
Kaisar Ziran melambaikan tangannya, "Duduklah.."
"Terimakasih Yang Mulia.."
Para tamu kembali duduk dengan tenang di kursi.
Kaisar Ziran dan Permaisuri Zhou segera duduk di kursi kebesarannya. Selir Agung Li dan dua selir lainnya berada di samping kanan. Sementara, Putra Mahkota, Pangeran Keuda, Pangeran Ketiga dan Tuan Putri berada di sebelah kiri.
Kaisar Ziran menatap semua tamunya, "Zhen ucapkan terimakasih kepada semua orang yang hadir dalam perayaan kesembuhan Putri Zi Mei."
"Zhen juga ingin berterimakasih kepada keluarga Bai yang malam ini menjadi tamu kehormatan dalam perayaan ini. Kalian sangat beruntung karena memiliki keturunan dengan bakat yang sangat luar biasa." Lanjut Kaisar Ziran.
Permaisuri Zhou tersenyum dan menatap Bai Xingxing, "Nona Bai, kemarilah, aku punya sesuatu untuk diberikan kepadamu."
Bai Xingxing segera bangkit dan menghampiri Permaisuri Zhou.
"Nona Bai, sebagai balasan atas bantuanmu, aku akan memberikan hadiah untukmu. Terimalah." Permaisuri Zhou menyerahkan sebuah kotak.
Bai Xingxing sedikit terkejut saat mendapati sebuah gantungan giok.
Seorang Permaisuri, yang dengan suka rela memberikan sebuah gantungan giok kepada seseorang, itu berati seseorang tersebut berada dibawah perlindungan Permaisuri.
Bukankah itu berati, secara tidak langsung Permaisuri ingin Bai Xingxing berada dipihaknya?
Itulah yang dipikirkan para tamu yang hadir.
Bai Xingxing tersenyum kecil dan segera membungkuk untuk berterimakasih, "Yang Mulia, terimakasih atas kemurahan hati Yang Mulia."
Permaisuri Zhou memanggil putrinya untuk mendekat, "Xiao Mei, kemarilah putriku."
Putri Zi Mei melangkah dengan pelan dan anggun untuk menghampiri ibunya. "Ibu.."
"Xiao Mei, ini Kakak Xing'er." Jelas Permaisuri Zhou pada Putri Zi Mei sambil menunjuk Bai Xingxing. "Kakak Xing'er yang telah menyelamatkanmu dari racun. Ucapkan terimakasih padanya." Ucap Permaisuri Zhou dengan penuh kelembutan.
Putri Zi Mei mendekati Bai Xingxing dan tersenyum manis, lesung pipit kecil menghiasi pipi tembamnya, "Kakak Xing'er, Xiao Mei mengucapkan terimakasih atas kebaikan Kakak Xing'er."
"Mampu menolong Tuan Putri merupakan berkah luar biasa bagi keluarga Bai." Balas Bai Xingxing tenang.
Tuan Tua Bai yang menyaksikan cucunya dari kejauhan, merasa bangga pada cucunya yang selalu memiliki sikap rendah hati.
Di sisi lain, Bai Manyue dan kedua putrinya menatap kesal dan iri pada Bai Xingxing. Mereka tidak menyangka, Bai Xingxing yang selama ini mereka anggap sampah akan mendapatkan kemuliaan dari Keluarga Kaisar.
Bahkan, orang-orang kini mulai memperhatikan Nona Pertama dari keluarga Bai, sejak Keluarga Kaisar mengakui bakatnya yang dikatakan melebihi Santo Mo.
Sementara itu, Santo Mo yang sedang duduk tenang di sebuah kursi, yang mengetahui tentang bakat Bai Xingxing, tidak merasa tersinggung atau tersaingi. Santo Mo justru menatap gadis itu dengan mata berbinar.
Gadis yang luar biasa! Dia bahkan melampaui diriku yang sudah tua ini! Aku harus bisa menjadikan gadis itu sebagai muridku!
Xi Mobai yang duduk berhadapan dengan Santo Mo, menyadari pandangan pria tua itu pada Bai Xingxing. Dia menatap jengah pada orang tua itu.
Pria tua ini pasti berencana menjadikan Bai Xingxing sebagai muridnya! Setelah dia gagal menjadikanku muridnya, sekarang dia menginginkan rubah jenius incaranku! Kau harus bertanya pada Yang Mulia ini, pria tua!