Allena , zevan,sean dan Neo bersahabat sejak bayi hingga umur masa remaja, ke empat nya erat bak perangko yang kemana saja selalu ber empat.
mampu kah mereka melewati semua ujian yang menerpa persahabatan mereka? atau mampu kah mereka melawan gejolak rasa yang semakin lama semakin tumbuh.
see you ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon epayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kelemahan zevan,
Sudah 4 hari Allena masih juga koma, berbagai cara sudah dokter lakukan sekarang hanya tinggal menunggu keajaiban saja.
Zevan terus menatap wajah pucat Allean, ia di perbolehkan masuk tapi hanya beberapa menit tidak lama.
"lea Lo lagi mimpi apa sampe gak mau bangun dan liat gue," ucapnya sendu mengusap pipi Allean , meski terkadang kabel oksigen.
"dunia seakan berhenti , hidup gue hampa tanpa Lo lea, Lo harus bangun dan bales perbuatan mereka ,Lo juga harus nya tonjok dan hajar gue , Sean dan Neo yang udah lancang menjamah tubuh Lo. Bangun lea , satu yang harus Lo tau, gue cinta sama Lo." sambung nya lagi, mengusap air mata yang mengalir di pipinya , zevan mengecup tangan Allena berkali kali, menaruh tangan dingin itu di pipinya.
"jangan tinggalin gue, kali ini gue pengen jadi orang egois lea, Lo jangan pergi kayak mama , yang ninggalin gue begitu aja , Lo harus bangun dan kita lewati masa masa indah lagi." ucapnya ,
bolehkan zevan egois , ia hanya menginginkan Allena nya kembali. Menghabiskan hari yang indah bersama Allena nya,
Bahakan zevan lupa di luar sana masih ada dua lelaki yang menatap sendu ke dalam, mereka juga ingin memiliki Allena.
"lea gue harap Lo bangun," mencium kening Allena lama sekali,
hingga suster memanggilnya Karna waktu nya sudah habis.
"Allena gue nggak tinggalin Lo ko, gue tunggu Lo di depan , bangun ya cantik Bobonya jangan lama lama." ucap zevan tersenyum tapi air matanya terus mengalir.
Bahkan suster yang menjaga Allena sampai tersenyum haru, ia mengusap ujung matanya.
Zevan sekali lagi melihat ke arah Allena yang masih asik tertidur , "gue cinta Lo lea," batinnya .
Lalu keluar dan menutup pintu nya.
Di luar mami , Sean dan Neo menatap nya ,
"gue kangen jahilin dan gigit Ale, ngapa dia Bobonya lama banget, mimpi apa ya, apa mimpi nikah sama gue kali?".celetuk Neo, karna suasana di sana sangat tidak enak,
"mimpi mu," seru Sean dan zevan berbarengan.
Mami tersenyum mendengar nya , ia tau mereka menginginkan Allena lebih, bukan lagi sekedar sahabat , mami tau tatapan dan perilaku ke tiganya.
semoga keputusannya kali ini benar, membawa Allena jauh dari orang orang yang selama ini menyayangi juga menyakitinya, sudah cukup.
Mami menatap ketiga nya sendu,
"mami lakuin ini buat kamu sayang, buat kebaikan kita. Setelah ini mami janji akan selalu ada untuk kamu, mari berjuang bersama sayang," ucap nya dalam hati.
Sean yang melihat mami bengong lantas menyentuh tangan mami lembut.
Karna nya mami tersentak kaget,"kenapa Sean?"
"Sean liat mami bengong terus dari tadi, mami gak papa kan?" tanya Sean
"oh, nggak gak papa ko, mami cuma lagi kangen Allena aja," ucap nya,
mereka bertiga pun sama kangen Allena , kangen Suara tangisan dan rengekan Allena..
"semoga ada keajaiban ya mi, Neo kangen berat." ucap Neo , menaruh kepalanya di pundak mami.
"iya," lirih mami menjawab ,
"kalian nggak nyiapin buat kuliah nanti,?" tanya mami ,mengalihkan kesedihan mereka.
"belum mi, rasanya raga ku nggak bisa gitu beralih ke yang lain, belum tenang aja kalau Allena belum bangun." jawab Neo,
"iya, kayak percuma gitu loh." sambung Sean,
"tetap aja , harus di persiapkan, dengan ada atau nggak nya allena. Kehidupan kalian harus terus berjalan." nasihat mami,
"takdir kehidupan seseorang nggak ada yang tau, mami tau kalian pasti sedih , mami pun sama. Tapi tetap kehidupan pasti terus berlanjut."sambung nya ,
Sean , zevan dan Neo mengangguk.
"gampang lah mi, urusan kuliah mah, daftar kan udah di terima juga, paling nyiapin kebutuhan kayak sekolah biasanya." ucap zevan, mereka memang duduk di sopa , beberapa cemilan ada di atas meja , namun tidak satu pun ada yang memakan.
"permisi, ada yang mau menjenguk lagi silahkan, waktunya 30 menit ya." ucap suster keluar dari ruangan Allena,
di dalam sana memang di sediakan suster khusus untuk memantau perkembangan Allena.
Neo mengangguk dan berjalan mengikuti suster untuk memakai pakaian steril nya, di antara mereka memang Neo yang belum masuk dan melihat kondisi Allena secara langsung.
Neo menatap sendu ke arah Allena , berjalan pelan dan duduk di samping tempat tidur nya.
Mulut nya masih terkunci rapat,tangan nya menggenggam tangan dingin Allena, di ciumnya berkali kali,
"Allena," lirihnya , Neo menaruh kepalanya di samping leher Allena, menghirup aroma gadisnya.
"gue kangen Lo," lirihnya , terisak pelan.
"maafin gue le,"
"gue nggak bisa tanpa Lo,"
"bangun , kita main main lagi kayak dulu, gue janji deh kalo Lo bangun , gue gak bakal gigit Lo lagi."
"Lo hidup gue Allena, bangun yuk , Bobonya jangan di sini, rumah kayu kita nanti jelek kalo lama Lo tinggalin, emang nya Lo gak mau ya bobok bareng gue." ucapnya , Neo seperti mendongeng di telinga Allena , bukannya bangun Allena malah semakin nyenyak tertidur.
"cengeng banget gue le," terkekeh mengusap air matanya.
"sus , boleh cium pipinya nggak?" tanya Neo polos, wajahnya masih sembap.
"boleh," ucap suster yang sedang berjaga,
langsung saja Neo cium pipi juga kening Allena dalam,
30 menit terasa sangat cepat, Neo belum puas menumpahkan kesedihan nya di samping Allena, ia masih ingin memeluk dan mencium Allena sepuasnya. Sampai ia merasa benar benar lega.
"Allena gue tunggu Lo di depan ya, cepet bangun bocil," ucap nya sekali lagi mencium Allena , dan beranjak pergi keluar.
Suster langsung memeriksa keadaan Allena, membenahi tempat tidur dan posisi tidur Allena,
"Allena nama kamu kan, saya yang baru ngelihat kamu aja , rasanya udah suka, bangun dan kamu lihat mereka menunggu kamu setiap hari, berharap kamu bangun dari tidur lelap mu." gumamnya,
dirinya saja ikut merasakan kesedihan keluarga pasiennya , apalagi saat ke tiga anak lelaki tadi , mereka seperti sangat menyayangi dan mencintai Allena.
"Sean, zevan , Neo . Mami pulang dulu ya, kalian jaga Allena , langsung kabarin mami kalo ada apa apa." pesan mami,
"siap mi." jawab ketiganya ,
mami pulang membawa paperbag berisi baju nya , sudah 4 hari mami tidak pulang , dan baru kali ini pulang.
Di perjalanan pulang.
"kalian atur pokonya,jangan sampai ada kendala." ucap nya , mami duduk di kursi belakang , di depan pak supir fokus menyetir.
"iya, jangan sampe gagal, siapin alat alat selengkap mungkin." sambung mami berbicara lewat ponsel nya,
mami diam mendengarkan penjelasan seseorang di balik ponselnya.
"oke, kamu tau kan dri, mereka kayak apa, pokoknya jangan sampe ketauan , keberadaan kami harus kalian tutupi serapat mungkin, aku nggak mau mereka ada di kehidupan kami lagi, aku sakit hati." ucap mami.
"iya , ya sudah . Aku tunggu kabar selanjutnya." sambung mami dan mematikan ponselnya. (mami lyli)
Ia menghela nafas dan melihat keluar jendela, secepatnya ia dan allena akan meninggalkan tanah ini, tanah yang penuh dengan kenangan pahit dan manis.
***
see you ❤️
awas neo sama sean ikut penasaran juga rasanya🤭
lanjut thor 👍
jngn bosen up..up...trus
semangat💪