Nara adalah anak bungsu dari tiga saudara, Kedua Kakak nya selalu hidup di perhatikan oleh orang tua nya. Segala sesuatu pasti di turuti, Beda hal nya dengan Nara yang selalu tersisih dalam keluarga, karena dia bukan lah anak dari istri sah nya Tono.
Suatu hari Nara berjuang untuk hidup dan mati karena di tabrak oleh Nayla Kakak nya sendiri, Saat sedang sekarat. Seorang pria misterius menyelamatkan nya dan mendidik Nara menjadi sosok yang kuat, Lima tahun kemudian Nara kembali lagi dan membalas sakit hati nya kepada keluarga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Di ajak Celia
Sekitar pukul sebelas malam Celia mendatangi Nara yang sudah tertidur pulas, Sebenar nya dia kasihan juga melihat gadis yang baru akan di lantik ini tertidur dalam posisi duduk. Mungkin saja Nara memang sengaja menunggu nya karena tadi sudah janjian, Namun Celia tak bisa membiarkan rasa iba nya terus menguasai hati, Nanti bila Nara kebablasan manja maka dia sendiri yang akan mendapat hukuman dari Edwin. Jabatan nya sebagai pembunuh bayaran nomor satu bisa di geser oleh orang lain, Maka Celia langsung membangun kan Nara yang baru pulas pulas nya tertidur. Nara kaget melihat Celia yang sudah berdiri di hadapan nya dengan pakaian yang sangat cool, Di sendiri juga memakai celana dan baju yang sudah Celia siap kan dari awal. Hanya saja dia merasa Celia sangat lah keren, Timbul di hati nya ingin keren juga menjadi Celia, Nara belum melihat seberapa tangguh wanita yang ada di hadapan nya ini bila sedang menghadapi lawan.
Bahkan lawan saja bisa langsung tumbang hanya melihat bayangan Celia, Hati Nara terpaku pada gadis ini dan bertekad akan berusaha agar bisa tangguh dan kuat seperti Celia. Hanya saja Nara tak tahu latihan seperti apa yang akan ia hadapi nanti nya untuk menjadi sekeren Celia, Harus kuat fisik dan juga kuat mental.
"Kita berangkat sekarang, Makan lah ini supaya kau tak mengantuk." Celia memberikan sebutir obat.
Nara mengambil dan meminum nya dengan air, Mereka berdua segera berjalan pergi. Nara sangat kesusahan mengumbangi jalan Celia yang sangat cepat, Langkah nya juga begitu tegap. Tak seperti dia yang sangat lelet karena menahan sakit pada tulang nya, Bukan karena saja saja sebenar nya. Tapi memang Nara ini gadis yang sangat lelet bila di suruh sesuatu yang darurat, Apa saja bisa ia kerjakan asal kan sabar menunggu.
"Aku sudah bilang pada Tuan Edwin bahwa tak bisa menjamin keselamatan mu." Peringat Celia yang sudah dua meter di depan Nara.
"Tulang kaki ku sakit untuk berjalan, Kak." Rintih Nara.
"Itu hanya tulang, Kau tak perlu semanja itu!" Sentak Celia.
Ternyata Celia juga bisa galak, Nara mengabaikan semua rasa sakit nya demi bisa tegar seperti panutan nya satu ini. Meski langkah nya masih ketinggalan di belakang, Namun Nara tetap berusaha agar bisa seimbang berjalan dengan Celia.
"Kita naik tangga?" Kaget Nara ketika sudah tiba di sebuah gedung yang sangat megah bertuliskan apartement.
"Lalu kau mau gimana? Aku biasa nya pakai tali untuk manjat keatas, Kau bisa memang nya." Tantang Celia
"Tali?!"
Nara terbelalak kaget mendengar bahwa Celia bisa naik ketas menggunakan tali saja, Sungguh sangat pandai gadis yang ada di hadapan nya. Rasa kagum Nara semakin menjadi dan ingin segera menjelma sebagai gadis yang kuat hidup di dunia ini, Toh nanti tanpa keluarga jahanam nya dia juga bisa hidup sendirian bila sudah kuat seperti Celia. Hanya perlu kerja untuk mengumpulkan uang, Dari para kerja dengan keluarga Tono. Setengah mati dan tak mendapat uang sepeser pun, Baju yanh di pakai juga hanya baju bekas sisa kedua Kakak nya. Bahkan kadang sengaja di rusak dulu agar Nara memakai nya seperti gembel, Lebih baik dan sangat baik dia di sini saja walau pasti akan banyak tantangan.
"Ikuti setiap gerakan ku!" peringat Celia ketika tiba di depan pintu apartement yang di tuju.
Nara hanya mengangguk memperhatikan semua nya, Celia mengeluarkan pisau dari pinggang nya dan membuka pintu dengan sangat lihai. Nara memperhatikan gerakan Celia ketika membuka pintu, Menurut nya sangat mudah karena hanya di tekan dan di putar.
"Jangan bergerak semau mu, Lihat saja apa yang aku lakukan." Titah Celia.
"Iya."
Celia sangat waspada dengan musuh walau sekalipun musuh nya hanya orang biasa, Karena nasib buruk tak ada yang tahu. Incaran nya adalah gadis yang sedang tidur di atas pangkuan pria bertubuh gempal dengan kepala botak, Di lihat dari wajah nya yang masih muda, Nara bisa menebak bahwa ini adalah sepasang kekasih yang sedang selingkuh. Hanya saja cara orang kota saat membalas sangat sadis, Langsung main bunuh dengan menyewa pembunuh bayaran yang sangat mahal.
Sreeeet.
Celia menarik gadis yang berbaring di atas pangkuan itu sehingga membuat sang gadis menjerit kaget, Baru saja akan membuka mulut Pisau Celia sudah menusuk batang leher nya sehingga darah muncrat membasahi karpet berbulu tersebut. Bukan hanya satu tusukan saja,Celia juga menyayat leher gadis itu seperti sedang memotong ayam.
Nara membeku di tempat menyaksikan bagai mana sadis nya Celia menghabisi musuh, Mayat gadis itu tergeletak di atas lantai. Sedangkan sang pria masih tak sadar bahwa kekasih nya tewas begitu saja di tangan pembunuh bayaran, Nara mengira ini sudah selesai karena gadis itu sudah mati, Namun Celia masih berjongkok dan mengoyak baju yang seperti jaring laba laba saja.
"Perhatikan semua nya dengan baik." Celia menatap Nara.
"Apa yang mau Kakak lakukan?" Nara agak takut sekarang.
Celia menarik tangan Nara hingga gadis ini terjatuh di sebelah nya, Dengan tangan Nara dia menusuk perut gadis tadi tepat pada dada nya hingga turun kebawah. Darah menyembur dari luka itu dan Nara histeris seketika, Celia tak peduli dan tetap mencengkeram erat tangan nya Nara agar terus menggores sampai habis.
"Cukup, Ku mohon hentikaaaan." Pekik Nara.
"Kalau kau gagal maka aku juga akan di buang karena kau adalah tanggung jawab ku sekarang, Ambil ginjal nya atau ku ledakan kepala mu!" Ancam Celia menodongkan pistol nya.
Tangan Nara gemetaran karena sekarang di landa dengan rasa takut yang sangat besar, Celia menodong kepala nya dengan pistol dan bila salah gerak saja maka nyawa Nara akan hilang.
"Aku tidak bisa, Kak." Nara mencoba untuk minta belas kasihan.
"Maka matilah saja!" Bentak Celia.
Dor.
Kaca pecah berantakan karena di tembak oleh Celia, Detik itu juga pria yang jadi jalang langsung bangun. Dia sangat kaget karena berada dalam kondisi yang sangat membingungkan, Apa lagi setelah melihat mayat selingkuhan nya yang sedang di bedel oleh tangan Nara.
"Siapa kalian?!" Bentak pria botak.
"Jangan bermulut lebar!" Bentak Celia memasukan pistol kedalam mulut pria ini.
Tentu saja tubuh pria ini membeku di tempat karena sangking takut nya dengan kesangaran nya Celia, Tak bisa mau berbuat apa apa, Bahkan untuk memanggil anak buah nya pun dia tak punya kesempatan lagi. Terpaksa hanya melihat tubuh kekasih nya di robek robek oleh pembunuh bayaran yang pasti adalah suruhan istri nya.
😆
Tapi bagus sih, berani nulis kyk gini
sadis sih,,tp tetep aja dendam tetap menyala,,kalo ga ada edwin nara tinggallah nama..