S2 Selir Modern
Nessa yang berniat mencari hiburan, justru bertemu dengan seorang pria.
"Kenapa kau selalu mengikuti ku? Aku sudah menolong mu, pergilah!"
"Nona, izinkan aku untuk mengabdi padamu. Aku bisa bela diri ataupun menjadi pelayan mu nona!"
Bagaimanakah kisah cinta mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebebasan
Leo menghela napasnya. Memikirkan kejadian saat itu membuat kepalanya berdenyut. Kejadian yang menjadi salah satu kesalahan bagi Erlan pada Nessa.
"Minumlah dulu." Ucap suara lembut itu. Erlan menoleh ke samping, terlihat istrinya datang dengan kopi yang diminta nya.
"Kau tidak masalah kita pergi kan?" Tanya Erlan.
"Tidak, lagipula... Aku yakin pada keputusan mu." Ucap Shera.
"Tapi aku pernah membuat keputusan yang salah." Ucap Erlan menatap lurus ke depan. Shera meletakkan nampan yang dibawanya dan melangkah mendekati suaminya.
"Itu sudah berlalu. Bukankah sebaiknya kita lupakan? Lagipula, Nessa sudah kembali pada kita." Ucap Shera menenangkan suaminya.
"Mungkin untuk sekarang, atau beberapa waktu. Bagaimana jika Nessa mengingat nya? Aku tidak suka dengan pria itu. Meksipun aku bisa menyingkirkan nya, tapi...." Shera mengusap dada suaminya. Berharap, Erlan lebih tenang. Suaminya terus merasa bersalah, atas kecelakaan yang menimpa putri mereka.
"Percayalah padaku... Putri kita tidak akan mengingat nya." Jelas Shera dengan penuh keyakinan.
Erlan menatap wajah istrinya. "Percayalah...." Ucap Shera kembali.
"Sungguh?" Tanya Erlan.
"Iya, karena putri kita akan segera kembali seperti semula. Seperti sebelum kecelakaan itu terjadi, dia adalah keturunan harrison. Darah nya, rupanya dan sikap nya menuruni dirimu."
"Aku merasa, kau seperti cenayang." Ucap Erlan yang membuat Shera terkekeh kecil.
"Ya, aku cenayang yang cantik." Ucap Shera dengan percaya diri.
"Jadi...."
"Pekerjaan ku belum selesai sayang." Ucap Erlan yang mulai melihat tingkah istrinya.
"Lalu? Kenapa? Kau lanjutkan saja pekerjaan mu. Aku hanya ingin membantu mu menghabiskan kopi nya, aku mau tidur." Jelas Shera.
Erlan memejamkan matanya sejenak, hembusan napas melewati indra pendengarannya dengan jarak yang sangat dekat. Aroma tubuh Shera membuat pikirannya jadi terganggu. "Aku akan menghukum cenayang cantik ini!" Shera tersenyum menggoda ketika Erlan menarik tubuhnya dan membuat dia menduduki paha dengan senjata yang siap bertempur itu.
"Aku terima." Balas Shera, keduanya menyatukan bibir mereka. Shera merasa senang, setidaknya rasa cemas suaminya memudar. Shera masih ingat sebelum kecelakaan itu terjadi. Putrinya tampak seperti orang lain, dia bukan orang yang b0d0*h untuk itu. Dia tau, ada jiwa lain yang mengisi tubuh putrinya. Karena itu dia sekarang meyakinkan suaminya, bahwa kesalahan yang dibuat sebelumnya, tidak akan terjadi lagi.
Erlan menahan kepala istrinya sambil bermain-main di lidah yang membuat nya candu itu. Meskipun anak-anak mereka sudah menginjak remaja dan dewasa, tapi kemesraan mereka tidak pudar.
******************
"Bagus! Kau sudah menidurkan ibu mu itu. Mana uang hasil penjualan hari ini!"
"Andre! Kau dengar tidak?"
"Andre!" Tapi sosok yang dipanggil tampak tidak peduli, dia sedang mengambil nasi yang ada di depannya.
"Anak si@lan ini! Kau...." Mata coklat itu melotot ketika tangannya yang siap memberikan layangan kasar ditahan.
"Kau sudah berani ya.... Hah! Lepaskan!"
"Kenapa aku harus lepaskan? Kau ingin memukul ku. Bukan!"
Brak! Suara benturan itu terdengar seiring dengan tubuh yang terjatuh itu. "Kenapa? Kaget? Terkejut? Aku melawan mu."
"Kau lupa aku siapa? Kau pikir kau bisa hidup tanpa bantuan ku? Hah?" Andre tersenyum dengan tatapan seringainya.
"Aku tidak lupa... Kau pria yang aku sendiri tidak ingin memanggil nya lagi. Kau tidak pantas dengan panggilan itu!"
"Dasar kurang ajar! Kau sudah bosan tinggal disini?"
"Bukan aku! Tapi kau yang pergi!" Jelas Andre.
"Hahahha, kau lupa? Surat rumah ini, ada padaku!" Ucapnya dengan penuh kepercayaan.
"Oh ya? Mungkin dulu... Tapi sekarang, tidak lagi!"
"Kau... Bagaimana...."
"Itu sangat mudah, dan sekarang.... Kau yang angkat kaki dari sini!" Andre menarik tangan pria yang sering memukulnya dan juga ibunya itu.
"Andre..."
'Tenaga nya.... Bagaimana bisa..' ucap nya sambil mencoba melepaskan cengkraman tangan yang dulunya lemah itu.
Andre mendorong tubuh ayahnya sehingga pria itu terjerembab ke tanah. "Kau pikir kau merasa menang? Kita lihat sekarang!"
"Astaga, putraku sendiri mengusir ku. Lihatlah... Dia bertindak kurang ajar pada ayahnya sendiri." Ekspresi wajahnya langsung menghiba, tak lupa dengan tangisnya yang seolah-olah dia tersiksa. Andre hanya berdiri di depan pintu menyaksikan akting pria itu.
"Ada apa Benn?" Tanya orang-orang yang tampak mulai berdatangan.
"Ini, Andre... Dia mengusir ku."
"Astaga... Andre, kenapa kau lakukan itu? Dia ayah mu." Ucap orang-orang.
"Kenapa? Kalian ingin tahu, biar aku tunjukkan!" Andre mengambil ponsel miliknya dan memutar sebuah video dan juga rekaman suara.
"Anak si@lan! Ibumu juga si@lan! Penyakitan! Menyusahkan! Mana uang hasil penjualan hari ini! Mana!"
"Jangan yah, itu untuk pengobatan ibu!"
"Ibumu itu sudah penyakitan! Mana bisa sembuh! Sia-sia saja! Mana uang nya! Kau ingin aku pukuli." Semua orang langsung membelalakkan mata mereka.
Sedangkan Benny, wajah nya jadi berubah. Dia tidak menyangka, putranya yang penakut itu bisa menjadi seperti seekor singa dalam waktu seminggu. "Bohong! Itu editan! Itu tidak benar!"
"Oh ya? Kalau begitu, kalian semua bisa memeriksa di saku bajunya serta jaketnya, ada benda terlarang di sana." Tanpa ba-bi-bu, seorang pria langsung memeriksanya.
"Hei! Apa yang kau lakukan! Tidak ada apapun!" Ucap Benny.
"Kalau tidak ada, kenapa kau takut? Biarkan kami memeriksa." Benny terdiam, dia menjadi khawatir. Bukan... Lebih tepatnya sungguh khawatir.
"Wah... Ternyata kau yang mengedarkan obat-obatan ini di kampung kita!"
"Bukan, itu dari Andre..." Benny masih terus berkilah.
"Sudah ada bukti masih mengelak! Ayo kita lapor polisi!'
"Benar, dia juga mencoba menodai putriku yang menjaga istrinya." Ucap salah satu wanita paruh baya.
"Ayo kita bawa dia ke kantor polisi!" Andre merasa lega setelah kepergian pria itu yang dibawa oleh warga. Selama seminggu ini, dia mengumpulkan energi dan juga bukti-bukti untuk pria itu.
*************
"Lihat!"
"Bunga Lily!" Ucap Nessa dengan riang.
"Terimakasih kakak!" Nessa memeluk Leo tak lupa dengan kecupan manis di pipi kakaknya.
Sudah hampir enam bulan, Nessa berada di Italia. Erlan membawa putrinya menuju kediaman Joseph dan istrinya, yang merupakan Kakek dan nenek Leo, meksipun begitu... Pasangan yang sudah menua itu menyayangi anak Erlan dan Shera, tanpa membedakan-bedakan mereka.
"Teruslah tersenyum seperti itu. Kau tampak lebih cantik, hingga buket bunga ini, tidak ada apa-apanya." Ucap Leo.
"Aku memang cantik! Seperti mommy! Apa kakak hanya membelikan untuk ku saja? Atau untuk calon kakak ipar ku juga?" Ucap Nessa yang menggoda kakak nya itu.
"Tidak ada! Itu untuk adikku yang manis ini. Tidak ada kakak Ipar."
"Ayolah kak, kakak sudah cukup untuk itu."
"Lupakan itu, kakak akan menikah, setelah kau menemukan pangeran mu."
"Bagaimana kalau bukan pangeran?" Tanya Nessa.
"Kalau begitu seorang raja." Ucap Leo.
"Kalau juga bukan raja? Melainkan seorang prajurit, bagaimana?" Tanya Nessa kembali membuat Leo terdiam.
*************
"Bagaimana Daddy?"
"Baiklah, tapi harus didampingi oleh pengawal. Kalau menolak, tidak usah pergi!" Jelas Erlan, putrinya ingin pergi liburan.
"Baiklah, tapi aku ingin liburan selama sebulan." Ucap Nessa.
"Tentu, nikmati waktu mu princess. Tapi ingat, kalau kau melanggar... Daddy akan jemput paksa mu." Ucap Erlan.
"Daddy yang terbaik! Aku sayang Daddy!"
"Daddy lebih sayang padamu."
Bersambung.......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰 🙏
lanjut kak, tetap semangat /Determined/
betul kak, dari pagi tadi ada gangguan sistem sepertinya, karena novel lain juga begitu /Slight/