NovelToon NovelToon
SESURGA BERSAMAMU

SESURGA BERSAMAMU

Status: tamat
Genre:Tamat / Pengantin Pengganti / Aliansi Pernikahan / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:21k
Nilai: 5
Nama Author: Desty Cynthia

Tunangannya sama Luna, menikahnya sama Zenata. Kok bisa?
Lalu bagaimana dengan Luna? Apakah Athala akan memaafkan Zenata atas kecelakaan ini? Atau hanya akan membuat Zenata menderita?
Kisah cinta yang rumit antara dendam dan penyesalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mulai Cemburu

Mamih Aleesya menemani menantunya ke rumah sakit untuk memeriksa mata Zena. Sementara anak-anaknya kuliah dan Alana juga Athala bekerja. Tak lama omah Winda menyusul. "Gimana Zena?" Tanya omah Winda.

"Masih diperiksa di dalam mah, mudah-mudahan Zena bisa segera dapat pendonor ya mah." Lirih mamih Aleesya. "Amin sayang, semoga cucu menantu mamah bisa sembuh." Lanjut omah Winda.

Zena diperiksa dirumah sakit keluarga Dewantara. Jadi Alana dengan mudah bulak balik melihat keadaan kakak iparnya. "Sayang kok kesini? Emang enggak ada pasien?" Tanya omah Winda. "Udah beres omah, nanti sore dilanjut. Kangen omah." Alana memeluk omah kesayangannya.

"Omah juga kangen sekali sama Alana."

-

-

-

Zena sudah selesai dengan pemeriksaannya. Dia dibantu perawat keluar dari ruangan dokter. Zena menunggu di luar bersama Alana.

Sekarang giliran mamih Aleesya dan omah Winda menemui dokter. "Alhamdulillah keadaan Zena sedikit membaik, insya Allah operasi bisa segera di laksanakan. Namun ada sedikit kendala." ucap dokter Dika.

"Kenapa dok?" tanya mamih Aleesya.

"Kami belum mendapatkan donor yang cocok untuk Zena. Tapi kami akan berusaha semaksimal mungkin. Sebetulnya kemarin ada kabar dari bank donor, bahwa ada seorang pria yang ingin memberikan donor untuk Zena. Namun dia ingin bertemu dengan Zena. Karena, dia akan mendonorkan mata almarhum istrinya." lanjut dokter Dika.

"Bisa dok. Kapan?"

"Baik, akan segera kami kabari secepatnya."

Selesai bicara dengan dokter, akhirnya mamih Aleesya dan omah Winda bisa bernafas lega mendengar ada pendonor mata yang ingin mendonorkan matanya untuk Zena. Mereka juga sudah mendapatkan identitas pendonor itu.

"Alana mana?" Tanya omah Winda yang celingukan mencari Alana. "Katanya ada pasien gawat darurat omah." Jawab Zena dengan lembut. Omah Winda mengangguk pelan.

Tak lupa mamih Aleesya juga menceritakan semuanya pada Zena "Alhamdulillah mih, terima kasih mih, omah! Kapan kita bertemu orangnya mih?" tanya Zena.

"Nanti dokter akan kasih kabar lagi nak." jawab omah Winda. Zena mengangguk dengan rasa bahagia, akhirnya dia punya harapan untuk melihat dunia lagi.

-

-

-

Di sela-sela pekerjaan yang dijalani Athala tiba-tiba dia teringat Luna. Dia membuka laci meja kerjanya disana ada photo dirinya dan Luna.

"Kenapa kamu harus pergi secepat ini Lun? Maafkan aku yang sudah menikah saat kuburan kamu masih basah, aku hanya ingin memberi hukuman pada dia yang telah membuatmu pergi." Lirih Athala sembari mengelus photo itu.

TOK TOK TOK

CEKLEK

"Ehm boss maaf mengganggu! Tadi nyonya telepon, katanya ada calon pendonor yang ingin bertemu non Zena." Ucap Juna.

Tanpa melihat ke arah Juna masih dengan fokusnya menatap photo itu "Ya udah tinggal ketemu aja kok repot!"

"Tapi dia duda boss!" sahut Juna lagi "Terus kenapa kalau duda?" Jawab Athala dengan ketus.

"Duda tampan boss, dokter spesialis, udah gitu pengusaha sukses sama seperti tuan Alarich, terus_"

BRAK

Athala menggebrak meja dan menyimpan photo itu. "Ayo kita temui orang itu!" Athala mengambil jasnya lalu pergi melewati Juna.

"Halah cemburu juga kan? Dasar gengsian!" Gumam Juna sangat pelan namun masih bisa terdengar oleh Athala.

Athala balik badan dan menatap tajam asistennya itu "Coba ulangi ngomong apa? Mau gaji dipotong atau_"

Juna dengan cengengesan buru-buru lari melewati bossnya. Dasar boss dan asisten sama-sama aneh! Mereka pergi ke rumah sakit menyusul Zena dan yang lainnya.

-

-

-

"Loh Athala, kok kesini? Emang kerjaan kamu udah selesai?" Tanya omah Winda. Athala menyalami omahnya dan tersenyum hangat. "Udah omah, katanya pendonornya mau ketemu? Mana?" Tanya Athala yang celingukan.

"Nanti di kabarin sama dokter Dika, mungkin besok atau lusa." Kata mamih Aleesya. Zena yang mendengar ada suara suaminya merasa senang. Dia merasa, kalau suaminya mulai perduli padanya.

"Yuk kita makan siang dulu, Atha ikut kan?" Tanya mamih Aleesya. Namun Alana tak bisa ikut, dia masih ada praktek.

"Ikut mih, Zena ikut mobil Atha mih! Kamu sana sama mamih!" Athala menunjuk Juna "Oke boss!"

-

-

"Makasih ya mas udah datang!" Ucap Zena dengan lembut.

"Hmm, pede banget kamu! Kalau enggak di telepon mamih juga aku ogah ke sana! Mana aku harus batalin meeting." Gerutu Athala. "Iya maaf ya mas, aku enggak tahu kalau mas sibuk." Jawab Zena pelan.

Drrrttt Drrrrttt Drrrttt

Zena meraba tasnya dan ponselnya berdering. "Maaf mas bisa tolong klik tombolnya?" Zena memberikan ponselnya. Athala menghentikan mobilnya dan mengambil ponsel istrinya. Dia melihat ada nama lelaki, yaitu Irvan.

"Siapa Irvan?" Tanya Atha dengan ketus "Oh itu, salah satu donatur panti mas, beliau juga yang suka ngajar ngaji di panti. Jadi yang telepon kak Irvan?" Tanya Zena lagi.

Athala menjawab ponsel Zena lalu dia menyalakan speaker ponselnya "Hallo Assalamualaikum Zena, gimana kabarnya Zen?" Tanya Irvan di telepon.

"Zena baik! Dan tolong jangan hubungi Zena, dia sudah menikah!" Ucap Athala dengan sinis. "Mas kok gitu ngomongnya?" Zena terheran-heran mendengar perkataan suaminya.

"Menikah? Loh ini siapa yah? Zenanya mana?"

"Ini suaminya, jangan hubungi Zena lagi mengerti?"

TUT TUT TUT

Athala juga memblokir nomor ponsel Irvan. "Astagfirullah mas kenapa? Kak Irvan ba_" belum selesai Zena bicara namun Athala malah mencium bibir istrinya.

Zena melongo dan terkejut. Kenapa suaminya tiba-tiba seperti ini? Zena sama sekali tak membuka bibirnya. Hingga Atha menggigit sedikit bibir istrinya, sampai Zena membuka mulutnya.

Atha menangkup wajah istrinya dan menciumnya lebih dalam. Zena tak menolak sama sekali. Dia juga mencoba membalas ciuman itu namun memang dasar Zena tak ahli seperti suaminya dia merasa kaku.

Atha melepaskan ciumannya dan merapihkan hijab istrinya yang sedikit agak berantakan "Jangan macam-macam dibelakangku mengerti? Apalagi sampai dekat sama cowok lain! Dan jangan sebut nama pria itu di depanku!" Ketus Athala.

"Iya mas, kami cuma te_"

"Sssttt ! Tak ada bantahan! Mau teman atau siapapun!"

Zena tersenyum tipis sekali "Ya Allah apa suamiku sudah mulai cemburu? Apa hatinya sudah mulai terbuka untuk hamba ya Allah?" Gumam Zena dalam batinnya.

Athala menjalankan lagi mobilnya menuju restorant, sepertinya keluarganya sudah sampai disana. Zena hanya terdiam mengingat kejadian menyenangkan tadi. Seandainya saja dia sudah bisa melihat ketampanan suaminya, pastinya dia akan lebih bahagia.

"Aku mencintaimu mas Atha dari dulu dan selamanya. Semoga hatimu bisa terbuka untukku mas. Maafkan aku yang sudah menghancurkan hidupmu. Aku pun sama hancurnya mas!"

1
Malika Shareefaputri27
♥️♥️♥️
Desty Cynthia
Guys kenapa yah tadi babnya hilang2 terus😭 pusing aku tuh😩🤧
Ati Rohayati
Luar biasa
Anto D Cotto
lanjut, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Adnan Az
semangat thor
Yusna Wati
Alhamdulillah athala masih hidup jg semangat ngikutin cerita selanjutnya
Yusna Wati
selamatkan athala klo peran utamamy meninggal gk seru
Malika Shareefaputri27
keren ♥️♥️♥️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!