Kimberly tidak menyangka keluarganya akan tega dan sejahat itu menjadikan dirinya sebagai gadis pelunas hutang, sedangkan kekasihnya dinikahkan dengan adik tirinya.
Kimberly lebih terpukul ketika mengetahui calon suaminya buruk rupa dan lumpuh, di tambah sikap lelaki itu sangat kejam serta Arogant. Tak peduli yang dia siksa lelaki atau perempuan, yang calon suaminya tahu hanya menindas.
Apakah pernikahan mereka berjalan harmonis atau berakhir perceraian?
Ikuti yuk Novelku yang Ke 41
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Mantan Kekasih
"Selama ini aku tidak menyangka kalau kamu ternyata serendah itu. Hanya demi uang menjual harga dirimu, dasar wanita murah*n." Hina pria itu.
"Bela, sudah selesai kamu memfitnahku?" Tanya Kimberly sambil menahan amarahnya tanpa memperdulikan ucapan mantan kekasihnya.
Mereka adalah Bela dan Tio mantan kekasih Kimberly di mana mereka berencana pergi untuk membeli cincin pertunangan.
Ketika Kimberly di jual oleh keluarganya, Bela langsung menghubungi kekasih Kimberly untuk memberitahukan kalau Kimberly kabur dari mansion demi seorang pria tua yang kaya raya.
Awalnya kekasihnya Kimberly yang bernama Tio tidak percaya membuat Tio datang ke mansion. Ketika Tio sampai di mansion milik orang tua Kimberly, mereka bertiga yang terdiri dari orang tua Kimberly dan sekaligus orang tua Bela serta Bela membenarkan kalau Kimberly memang kabur dari mansion demi seorang pria kaya.
Tio sangat kecewa dengan Kimberly sekaligus dendam terhadap Kimberly. Membuat Tio berencana akan menghancurkan kehidupan Kimberly karena telah tega mengkhianati dirinya.
Tio yang ingin membalaskan dendam terhadap Kimberly membuat Tio terpaksa menerima cinta Bela dan bersedia menikah dengan Bela agar dirinya mudah menjalankan rencana jahatnya terhadap Kimberly.
"Kak Tio, lihatlah Kak Kimberly merasa tidak bersalah dan menganggap aku memfitnahnya." Adu Bela sambil memeluk lengan Tio dengan manja.
"Cihhhhh... dasar munafik." Ucap Tio.
"Paman lebih baik kita pergi dari sini." Ucap Kimberly yang malas berdebat sambil membalikkan badannya dan berjalan ke arah mobil.
"Baik Nona." Jawab bodyguard tersebut sambil ikut membalikkan badannya.
'Ingin rasanya membungkam mulut mereka berdua karena telah menghina Nona Kimberly.' Sambung bodyguard tersebut dalam hati sambil menahan amarahnya.
"Hei jala x ng jangan pergi!" teriak Tio yang sengaja mempermalukan Kimberly.
Bodyguard tersebut yang tidak bisa menahan amarahnya langsung membalikkan badannya kemudian berjalan ke arah Tio.
Bugh
Bugh
"Tutup mulutmu kotor mu!" Bentak bodyguard tersebut sambil memukul wajah Tio sebanyak dua kali.
"Akhhhhhhhh !" Teriak Tio ketika sudut bibirnya mengeluarkan darah segar di tambah hidungnya juga mengeluarkan darah segar.
Tio mengumpat sambil memegangi wajahnya yang sangat sakit sedangkan Kimberly yang mendengar teriakan Tio membalikkan badannya dan langsung menahan tangan bodyguard milik Ray agar tidak memukul Tio.
"Jangan kotori tangan Paman, lebih baik kita pergi dari sini." Ucap Kimberly sambil melepaskan tangannya yang memegang bodyguard tersebut.
Bodyguard tersebut menghembuskan nafasnya dengan perlahan untuk menahan amarahnya setelah mereda bodyguard tersebut membalikkan badannya dan berjalan ke arah mobil begitu pula dengan Kimberly.
"Apakah pria itu mantan kekasih Nona?" Tanya bodyguard tersebut ketika berada di dalam mobil.
"Ya." Jawab Kimberly singkat.
"Apakah Nona masih mencintainya?" Tanya bodyguard tersebut sambil mengendarai mobil dengan kecepatan sedang.
"Tidak." Jawab Kimberly singkat lagi.
"Kenapa tidak mencintainya?" Tanya bodyguard tersebut penasaran.
"Aku sudah di jual oleh keluargaku jadi tidak sepantasnya menyimpan perasaan untuk pria itu terlebih perkataan pria itu membuatku semakin membuatku mudah melupakannya." Jawab Kimberly sambil menatap ke arah jalan dari jendela kaca tanpa menyebut nama Tio karena dirinya akan belajar melupakan Tio.
Bodyguard tersebut hanya terdiam begitu pula dengan Kimberly.
"Aku tadi menahan tangan Paman bukan karena aku masih mencintai pria itu tapi aku tidak ingin mengotori tangan Paman untuk memberikan pelajaran ke mereka." Ucap Kimberly yang tidak ingin ada kesalahpahaman mengingat bodyguard tersebut adalah orang kepercayaan calon suaminya yang bernama Ray.
"Saya mengerti Nona." Jawab bodyguard tersebut.
"Oh ya, kita langsung pulang atau pergi ke supermarket lain?" Tanya bodyguard tersebut mengalihkan pembicaraan.
"Kita pergi ke supermarket lain saja Paman." Jawab Kimberly yang tidak ingin Ray dan bodyguard milik suaminya tidak sarapan pagi dan makan malam.
"Baik Nona." Jawab bodyguard tersebut.
'Aku akan menceritakan apa yang barusan terjadi ke Tuan Muda Raynaud agar mereka mendapatkan hukuman yang pantas.' Sambung bodyguard tersebut yang masih menaruh dendam terhadap mereka berdua.
Setelah itu mereka saling terdiam hingga lima belas menit mereka sudah sampai di supermarket. Kimberly membeli barang-barang yang dibutuhkan selama satu minggu.
Setelah selesai membeli kebutuhan Bodyguard tersebut mendorong troli ke arah kasir. Ketika Kimberly membuka tas untuk mengambil ATM langsung di larang oleh bodyguard tersebut.
"Maaf Nona, biar saya yang membayar barang belanjaan ini." Ucap bodyguard tersebut.
Kimberly hanya menganggukkan kepalanya kemudian bodyguard tersebut membayar semua belanjaan mereka. Selesai membayar mereka langsung pulang mengingat sudah jam tiga siang.
Dua puluh lima menit kemudian mereka sudah sampai di mansion milik Tuan Muda Raynaud.
"Nona istirahat saja, biar saya yang merapikan semua belanjaan ini." Ucap bodyguard tersebut sambil membawa barang belanjaan ke arah dapur dengan di bantu Kimberly.
"Tidak Paman, lebih baik aku yang merapikan sekalian aku akan masak karena sebentar lagi makan malam. Lebih baik Paman temani Kak Ray siapa tahu ada yang dibutuhkan." Ucap Kimberly.
"Baik Nona." Jawab bodyguard tersebut sambil meletakkan beberapa kantong plastik di atas meja makan.
Kimberly hanya menganggukkan kepalanya kemudian membongkar barang belanjaan untuk diletakkan di tempat yang mudah di jangkau hingga setengah jam kemudian Kimberly sudah selesai.
Seperti apa yang tadi dikatakan oleh Kimberly kalau Kimberly akan masak. Kimberly mengeluarkan bahan-bahan untuk di masak dan diletakkan di meja dapur. Kimberly mulai sibuk mengelola masakan untuk nanti malam.
Di tempat yang sama hanya berbeda ruangan di mana bodyguard tersebut berada di kamar Tuan Muda Raynaud.
"Apa ada kejadian?" Tanya Ray tanpa basa basi.
"Ada Tuan." Jawab bodyguard tersebut.
"Ceritakan apa yang terjadi." Pinta Ray.
Bodyguard tersebut menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutup tutupi sedangkan Ray hanya berdiri membelakangi bodyguardnya.
"Itulah yang terjadi Tuan." Ucap bodyguard tersebut mengakhiri ceritanya.
"Buat laki-laki itu tinggal di kolong jembatan begitupula dengan keluarga Kimberly!" Perintah Ray sambil membalikkan badannya dan menatap ke arah bodyguardnya sambil menahan amarahnya.
Ray tidak marah terhadap bodyguard ataupun Kimberly namun dirinya sangat marah terhadap perkataan Bela dan Tio yang merendahkan Kimberly sekaligus menghina Kimberly di depan umum.
"Baik Tuan." Jawab bodyguard tersebut.
"Mereka tidak tahu malu dan tidak tahu terima kasih padahal Kimberly sudah berkorban dengan dijadikan gadis penebus hutang tapi malah Kimberly di hina dan direndahkan seperti itu." Ucap Ray.
"Aku tidak mau tahu, bagaimana caranya agar Bela dijadikan gadis penebus hutang sama seperti yang di alami oleh Kimberly. Tapi aku ingin Bela sangat menderita yaitu dijadikan penghangat ranjang oleh pria yang terkena penyakit berbahaya agar Bela tertular penyakitnya." Sambung Ray.
"Baik Tuan." Jawab bodyguard tersebut dengan patuh.
"Sekarang di mana Kimberly?" Tanya Ray yang tiba-tiba merindukan Kimberly.
"Lagi masak Tuan karena sebentar lagi makan malam." Jawab bodyguard tersebut.
"Baiklah, kalau begitu Paman istirahatlah sebentar dan setelah itu kita makan bersama." Ucap Ray.
"Tapi Tuan, lebih baik Tuan makan bersama Nona Kimberly sedangkan saya istirahat di kamar." Ucap bodyguard tersebut.
"Paman sudah aku anggap sebagai orang tuaku jadi sampai kapanpun kita makan bersama walau pada nantinya aku menikah, kita tetap makan bersama." ucap Ray dengan tegas.
"Baik Tuan." Jawab bodyguard tersebut yang tidak tega menolak permintaan Ray.
Ray hanya tersenyum membuat bodyguard tersebut ikut tersenyum.
"Kalau begitu, Paman mau ke kamar." Pamit bodyguard tersebut.
Ray hanya menganggukkan kepalanya kemudian berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket begitu pula dengan bodyguardnya.
"Ini baru permulaan karena besok siang ada lagi kejutan di mana kalian mendapatkan kejutan yang tidak pernah kalian bayangkan sedikitpun." Ucap Ray sambil masuk ke dalam kamar mandi.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Sambil menunggu up silahkan mampir ke karya temanku dengan judul :
pdhl ga harus setiap dialog ada suara hati jadi feel-nya kurang