Aruna dan Melvin yang kembali di pertemukan setelah 8 tahun. Mereka dulu 1 sekolah dengan Melvin adalah senior Aruna.
Setelah 8 tahun mereka kembali di pertemukan dengan keadaan yang berbeda. Melvin menjadi seorang aktris terkenal dan Aruna yang menjadi sutradara.
Tetapi ada scandal masa lalu dalam hubungan mereka yang belum selesai. Tentang kedekatan mereka dulu dan kenapa berpisah. Setelah sekian lama di pertemuan kembali dan Aruna yang sudah bersama seorang anak laki-laki berusia 8 tahun.
Bagaimana kah cerita di antara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31 Apa Yang Terjadi.
Melvin langsung melihat Aruna dan melihat wajah Aruna yang semakin panik. Nafas Aruna yang bahkan naik turun yang tetap tidak bisa mengendalikan diri. Seperti ada sesuatu yang terjadi membuat Aruna merasa tidak tenang dan begitu gelisah
"Mama menemui kamu?" tebak Melvin yang sekarang sudah bisa menduga apa yang terjadi dengan Aruna pasti berhubungan dengan Karina.
"Diamlah! Aku tidak ingin mama kamu tahu. Jika kita ada di sini," ucap Aruna pelan yang terlihat semakin panik.
"Kau begitu takut Aruna. Malam itu juga kau diam saja saat Mama membuat kacau di acaramu. Apa yang terjadi sebenarnya padamu Aruna," batin Melvin yang bisa melihat jelas ketakutan itu dan justru membuat dirinya merasa khawatir.
Akhirnya Karina memasuki mobil dan meninggalkan Perusahaan yang membuat Aruna menghela nafas yang merasa lega.
"Ada apa sebenarnya?" tanya Melvin yang membuat Aruna mengangkat kepala dan kembali saling melihat dengan Melvin.
Tatapan mata Melvin yang seolah ingin tahu apa yang terjadi pada Aruna.
"Mama datang menemuimu dan apa ini bersangkutan dengan kejadian tadi malam? Apa mama mengatakan sesuatu pada kamu? Apa yang di lakukan Mama Aruna?" tanya Melvin.
"Atau mama datang untuk membatalkan kontrak pekerjaan di antara kita berdua?"
Semua yang ditanyakan Melvin adalah kebenarannya yang terjadi.
"Apapun tujuan mama kamu bertemu denganku. Itu sudah tidak berguna lagi. Yang terpenting aku tidak ingin berurusan dengan kamu dan mama kamu. Jadi tolong jauhi aku," jawab Aruna dengan penegasan.
"Kamu selalu menyuruhku menjahui kamu. Aku tidak pernah mendekati kamu dan aku sudah menegaskan jika aku hanya profesional dalam pekerjaan!" tegas Melvin.
"Kalau begitu seperti yang aku katakan jangan pernah menegurku!" tegas Aruna.
"Kenapa kamu begitu takut Aruna dengan semua itu denganku. Apa yang sebenarnya dikatakan Mama kepada kamu? kenapa kamu begitu takut pada mama. Apa kamu mendapat ancaman?" tanya Melvin semakin penasaran.
"Dia tidak ingin kamu berada di film ini dan aku tidak mau mencari masalah dengan mamamu!" jawab Aruna dengan tegas.
"Hanya itu saja?" tanya Melvin yang tidak dipercaya dan berusaha untuk mencari tahu kebenarannya.
Aruna terdiam yang tidak tahu harus mengatakan apa lagi.
"Aruna apa sebelum ini mama pernah bertemu dengan kamu? Apa 8 tahun lalu mama juga bertemu dengan kamu?" tanya Melvin yang merasa ada sesuatu yang mengungkit masa lalu.
Deg!!!!
Jantung Aruna berdebar dengan kencang saat mendengar kata-kata Melvin.
"Itu hanya masa lalu, aku sudah mengatakan tidak ada yang perlu di bahas lagi!" jawab Aruna yang berusaha tenang.
"Tapi sikap kamu yang membuatku justru penasaran. Kamu menyuruhku menjauhi kamu, kamu begitu takut pada Mama. Jadi katakan yang sebenarnya?" tanya Melvin dengan tegas.
"Tidak ada yang harus aku katakan!" tegas Aruna dengan menaikkan volume suaranya.
"Jika kamu tidak ingin mengatakan apa-apa, maka dengan terpaksa aku mencari tahu sendiri...
"Jangan pernah mencari tahu apapun tentangku!" Aruna memotong pembicaraan Melvin yang penuh dengan penekanan yang terlihat takut
Wajahnya begitu cemas. Jika apa yang di katakan Melvin terjadi. Seperti ada sesuatu hal besar yang dia sembunyikan.
"Apa yang kamu sembunyikan Aruna! Sehingga kamu begitu takut?" tanya Melvin dengan suara rendah dengan tatapan mata yang mencoba mencari tahu ada ada dengan Aruna.
"Aku tidak menyembunyikan apapun dan aku berharap kamu tidak pernah mengganggu urusan pribadiku Melvin!" tegas Aruna.
"Aku tidak mengganggumu. Tetapi cara kamu berbicara membuatku penasaran dengan dirimu!" tegas Melvin.
Mata Aruna melotot dan semakin panik. Tanpa dia sadari memang dengan semua sikap yang berlebihan justru membuat Melvin merasa ada sesuatu. Jika Aruna terlihat biasa saja dan apalagi tidak takut saat melihat Karina. Melvin tidak mungkin memikirkan hal lain.
"Cukup Melvin. Aku sudah mengatakan jika di antara kita berdua sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dan kita berdua hanya masa lalu!" tegas Aruna berusaha untuk tenang.
"Tetapi masa lalu kita belum selesai," sahut Melvin.
"Apa Maksud mu?" tanya Aruna dengan alis bertautan.
"Aruna kita tidak pernah putus. Kau mengakhiri hubungan begitu saja tanpa alasan yang jelas. Jadi perpisahan di antara kita berdua tidak ada kejelasan dan bagaimana mungkin kamu mengatakan jika hubungan kita sudah selesai. Ini justru tidak adil untukku!" tegas Melvin yang membuat Aruna kaget dan mendorong Melvin sehingga terjadi jarak diantara mereka berdua.
"Apa katamu? hubungan kita belum selesai. Aku sudah pernah menjalani rumah tangga bersama pria lain dan apa masih kau pikir, aku memiliki perasaan kepadamu. Aku sama sekali tidak memiliki perasaan apapun kepada!" tegas Aruna.
"Dan aku ingatkan kepadamu. Jika bukan aku yang mengakhiri hubungan kita berdua. Tetapi justru kau yang mengakhiri segalanya!" tegas Aruna.
Melvin mengkerutkan dahinya. Wajahnya yang terlihat bingung yang seperti merasa tidak melakukan apa yang dikatakan Aruna kepadaku.
"Jadi aku peringati kepadamu untuk menjauhiku dan Jangan pernah menggangguku. Aku tidak ingin berurusan dengan mu dan juga keluargamu!" tegas Aruna dengan penuh penekanan pada setiap kata yang diucapkan dan Aruna yang tidak mengatakan apa-apa lagi langsung pergi dari hadapan Melvin.
"Aruna tunggu!"
"Aruna aku belum selesai bicara!"
"Aruna!"
Melvin yang terus memanggil Aruna dan dihiraukan Aruna.
"Kenapa sekarang dia berbalik menyalahkanku dan bahkan dia sama sekali tidak mengakui apa yang sudah dia lakukan. Sekarang menyalahkanku. Dia yang mengakhiri semua hubungan ini!" umpat Melvin.
Baik Aruna dan Melvin yang sama-sama menyalahkan satu sama lain tentang masa lalu hubungan mereka berdua. Entahlah apa yang terjadi diantara mereka berdua. Mereka seperti ada kesalahpahaman.
Aruna tidak menyadari. Jika dia yang menyuruh Melvin untuk menjauhi dirinya malah membuat Melvin semakin penasaran. Apalagi semua berkaitan dengan orang tua Melvin. Melihat ekspresi Aruna yang justru membuat dia penasaran
Setelah berbicara dengan Melvin dan kembali mengungkit masa lalu. Aruna berasal di dalam mobil yang menyetir dengan kecepatan tinggi dengan perasaan yang tidak enak. Nafasnya naik turun yang seperti dikejar-kejar
"Argggghhh!" teriaknya yang tiba-tiba menghentikan mobilnya secara mendadak di pinggir jalan.
Dahi Aruna bahkan sampai terbentur pada setir mobil karena ulahnya sendiri.
"Kenapa semua harus seperti ini?" teriaknya yang penuh amarah memukul stir mobil dengan begitu keras.
"Aku sudah berusaha menghindari hal ini dan kenapa? sekarang kami dipertemukan dalam keadaan seperti ini dan Tante Karina kembali mencampuri segalanya," Aruna melampiaskan kemarahannya dengan berteriak-teriak dan juga mengeluarkan air mata dalam mobil.
Flashback.
"Aruna tunggu!" Melvin memanggil Aruna yang berjalan begitu terburu-buru saat pulang sekolah. Melvin berlari dengan kencang akhirnya berhasil menetapkan Aruna dengan memegang tangan Aruna.
"Kak lepas!" Aruna yang melepaskan tangannya dari Melvin.
"Aruna kenapa kamu menghindari ku?" tanya Melvin.
Aruna tidak menjawab dan hanya menunduk saja yang menghindari saling bertatapan dengan Melvin.
"Aruna jawablah. Jangan hanya seperti ini saja," ucap Melvin.
"Aruna!" Melvin memegang ke-2 bahu Aruna dan membuat kepala Aruna terangkat dengan wajah mereka saling melihat.
"Ada apa Aruna?" tanya Melvin.
"Kak! Sepertinya kita jangan berpacaran lagi," ucap Aruna yang berbicara begitu pelan yang sangat hati-hati dalam kata yang diucapkan membuat Melvin kaget dengan dahi mengkerut.
"Apa maksud kamu?" tanya Melvin.
Bersambung