Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja ada yang memanggil Rara dengan sebutan Mommy.
Rara yang baru pulang bekerja tiba-tiba saja di kagetkan oleh gadis kecil yang begitu cantik nan imut namun yang membuat Rara kaget adalah panggilan gadis kecil itu kepadanya.
" Mommy " Dengan kedua mata yang berbinar dan senyum yang mengambang di bibirnya membuat gadis cantik itu semakin menggemaskan.
Rara yang terkejut ia langsung melihat kearah belakang dan melihat kesekitar namun Rara tidak melihat siapapun disana.
Bagaimana kelanjutannya? yuk simak cerita selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6. MAKAN MALAM 1
Rara keluar dari kamar mandi dengan kepala menggunakan handuk kecil yang di lilit, Rara juga sudah menggunakan pakian santai.
Bibir Rara melengkung ketika melihat Caca yang sedang terlelap tidur dengan tangan yang memeluk boneka beruang.
" Ya ampun gadis kecilku ternyata tidur, apa aku mandi sangat lama sengga caca terlelap hehehe.. " Rara tersenyum melihat pemandangan di atas tempat tidurnya.
Dengan langkah pelan Rara menyelimuti tubuh mungil caca lalu ia mengecup kening Caca " Bobo yang nyenyak ya sayang " Gumam Rara
Rara naik keatas tempat tidur lalu ia juga ikut terbaring di samping caca. Mereka terlihat seperti ibu dan anak yang sedang tidur sore.
Hp Rara sedari tadi terus berbunyi banyak pesan dan panggilan masuk kedalam hp Rara.
Caca yang merasa kebisingan oleh suara hp Rara, ia pun bangun dan mengangkat telpon tersebut.
Halo..
...
Caca melihat ke samping " Mommy sedang bobo "
Tut...
Sambungan telpon tiba-tiba saja mati membuat Caca menaikan kedua bahunya lalu ia kembali membaringkan tubuhnya lalu ia memeluk Rara dengan mata yang memandangi kecantikan Rara.
Rara yang tadinya terlelap namun ia terbangun karena tangan mungil caca yang mengusap wajah Rara
" Sayang, kamu sudah bangun " Lirih Rara dengan suara yang khas bangun tidur.
" Mommy cantik sekali " Puji Caca
Rara tersenyum " Kamu juga sangat cantik sayang "
Di balik sikap manis Rara dan Caca ternyata ada sang ibu yang sedari tadi berdiri di ambang pintu sambil memeng hp.
Ahem...
Deheman ibu membuat calon anak dan ibu itu langsung menoleh kearah suara " Ibu "
" Hehehe.. Ibu tadinya mau bangunin kalian untuk makan malam tapi ternyata kalian sudah bangun " Kata Ibu sambil memasukan hp ke dalam baju dasternya.
" Baiklah kalo begitu ibu tunggu di meja makan ya " Lanjut Ibu yang langsung meninggalkan kamar Rara.
Rara langsung bangun dari tidurnya ia mengikat rambut lalu tersenyum " Caca pasti dah laper ya, kalo begitu ayok kita cuci muka dulu setelah itu kita makan malam " Ajak Rara yang langsung di anggukan oleh caca.
Mereka langsung masuk kedalam kamar mandi bersama, mereka benar-benar seperti ibu dan anak.
Sedangkan di meja makan Ibu tak henti-hentinya bercerita kepada suaminya tentang apa yang ia lihat tadi.
" Ayah, Apa Ayah akan setuju jika putri kita menikah dengan anaknya jeng Dian? " Tanya Ibu antusias
" Ayah tidak menuntut anak kita harus menikah dengan sipa, selama pria itu baik dan bisa membahagiakan putri kita kenapa tidak " Timbal Ayah
" Ayah tidak keberatan jika putri kita nikah dengan duda anak satu? "
Ayah melihat kearah Ibu lalu ia membuang nafasnya pelan " Sebenernya Ayah agak keberatan dengan status duda tapi Ayah juga tidak mempermasalahkan soal status yang penting anak kita bahagia " Ucap Ayah " Apa lagi Nak Kita sangat kenal Nak irfan sedari kecil " Lanjut Ayah
Senyum ibu langsung mengembang mendengar ucapan Ayah " Kalo ayah dah setuju, Ibu akan comblangin putri kita dengan Nak irfan " Seru Ibu
" Bukannya putri kita sudah memiliki kekasih? " Tanya Ayah
Wajah ibu langsung masam " Jika pria itu berniat serius dengan putri kita mana mungkin sampai saat ini Ia tidak pernah berkunjung ke rumah kita " Kata Ibu yang memang kurang suka dengan riki
Ayah hanya manggut-manggut " Kalo boleh Ayah kasih saran, Ibu jangan mengambil keputusan sepihak kasian putri kita nanti "