Bercertia tentang anak laki2 yang segala kelebihannya di sembunyikan oleh teman masa kecilnya
Ketika SMP mereka pun mulai berpacaran, namun selama hubungan mereka. Anak laki2 itu justru malah di perlakukan seperti babu.
Puncaknya ketika SMA, anak laki2 itu kerap kali di buat layaknya seperti anjing peliharaann yang selalu patuh dan menurut pada gadis teman masa kecilnya itu.
Namun, setelah sekian lama di posisi itu, anak laki2 itupun akhirnya merasa muak dan memutuskan gadis teman masa kecilnya itu.
Bagaimana kira2 kehidupan anak laki2 itu setelah putus dari teman masa kecilnya itu..?
Yuk simak ceritanya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizSlide, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 : Take two..
Setelah proses pertama selesai Seiji pun melihat kembali hasil rekamannya di temani oleh Karin..
"Itu bagus sekali Seiji, aku tidak percaya kau melakukannya.." ucap Karin
"Benarkah? Tapi di beberapa bagian aku merasa ada yang kurang.." kata Seiji
"Tapi sudah sangat bagus bagiku.." kata Karin
Seiji pun menunjukan beberapa bagian dimana dia merasa pengambilan nada yang dia lakukan ketika rekaman pertama dirasa kurang tepat ataupun beberapa kekeliruan pelafalan.
"Ah, benar juga. Ketika di perlambat terasa kesalahan beberapa pelafalannya.." ucap Karin
"Itu benar, aku sedikit gugup tadi.." kata Seiji
"Lalu apa kau akan mengambil rekaman lain..?" tanya Karin
"Mungkin aku hanya akan mengambil beberapa bagian yang kurasa kurang tepat saja.." ucap Seiji
Karin merasa ingin membantu Seiji, dia bersungguh2 ingin ada dan menemani setiap usaha yang Seiji lakukan pada kegiatan barunya itu.
Dengan agak gugup dan malu2 Karin pun berkata..
"A-apa aku bisa membantu apapun itu..? Aku.. Aku ingin terus melihatmu bernyanyi seperti sekarang, setidaknya bolehkah aku membantu.." ucap Karin
Mendengar itu Seiji sedikit bertanya2 dalam hatinya, apa yang Karin maksud terus melihatnya bernyanyi..
"Apa dia mendukungku sampai sebegitunya? Apa dia benar2 menyukai ketika aku bernyanyi? Yah kurasa ada yang bisa dia lakukan, selama dia senang dengan itu makan biarlah.." fikir Seiji dalam hatinya
Seiji pun berkata..
"Jika kau tidak keberatan, kau bisa menekan tombol play dan menyesuaikan bagian2 yang ingin aku rekam ulang pada pemutar musiknya. Kau juga bisa mengatur stop dan mulai rekaman melalui PC.." ucap Seiji
Seiji pun menunjukan caranya pada Karin, dan ternyata Karin merasa kalau itu cukup mudah. Karin pun senang karena dia bisa membantu walau hanya sebagian kecil.
Setelah Karin mengerti, proses pengambilan ulang beberapa bagian yang di rasa kurang pun di lakukan.
"Apa kau sudah siap..?" tanya Karin
"Tentu, ayo mulai pada bagian itu.." jawab Seiji
...♪♫ Music ♫♪...
...♪♫ Rapurei sarteku koukai no hibi ni ♫♪ (Di hari2 yang penuh penuh penyesalan yang di ulang2 ini)...
...♪♫ Onishagasarenai you aragattemo ♫♪ (Walau ku melawan agar tak terhanyut)...
...♪♫ Modoranai omokage ga sasou ♫♪ (Wajahmu yang takkan membujukku)...
...♪♫ Kioku no naka kokoro ushinatteiku wasuretteiku nara ♫♪ (Ku kehilangan rasa yang ada di ingatanku dan jika itu benar2 akan terlupakan)...
...♪♫ Urishikiru itami wo uketometa mama hashiridasu dake ♫♪ (Ku hanya akan mulai berlari dengan menerima rasa sakit yang menumpuk ini)...
...
Proses rekaman ulang di bagian yang dirasa kurang pun selesai.
Karin langung menghentikan musik dan kameranya seperti yang Seiji ajarkan padanya tadi. Kini mereka sedang menonton ulang hasil perekaman kedua..
"Ini sangat bagus Seiji.." ucap Karin
"Ya, kurasa itu cukup bagus.." kata Seiji
"Benar, apa kau masih harus mengeditnya nanti..?" tanya Karin
"Hmm? Ya, aku sudah melihat tutorial mengedit video rekaman semacam ini. Mungkin membutuhkan waktu tapi kurasa aku cukup memahaminya.." kata Seiji
Karena merasa haus, Seiji pun pergi kedapur untuk mengambil minuman dan sedikit camilan untuk mereka.
Ketika Seiji pergi kedapur, Karin melihat vido rekaman Seiji lagi dan benar2 terlihat serius mencari kekurangan ya g ada disana.
Karin sepertinya juga sangat tertarik dengan hal semacam ini, bahkan ketika Seiji kembali ke studio, dia tidak menyarinya karena sangat fokus.
"Serius sekali, apa ada yang salah lagi di bagian lain..?" tanya Seiji
Karin sedikit terkejut dan menoleh kearah Seiji dan berkata..
"Ah kurasa meski terdengar bagus, beberapa pelafalan dalam bait dalam bahasa inggris nya ada sedikit kurang pas.."
"Tapi kurasa itu tidak menjadi masalah besar, mengingat ini rekaman pertamamu. Kurasa wajar jika ada hal2 semacam ini bukan.." ucap Karin menjelaskan
Mendengar penjelasan Karin, Seiji kagum pada ketelitian Karin dalam detil2 seperti itu. Dia merasa dengan adanya Karin disini, kekurangannya dalam hal ketelitian dan beberapa hal lain bisa di temukan dan mereka saling melengkapi.
Ini membuat Seiji kepikiran untuk mengajak Karin untuk membantunya lagi untuk proses rekaman lainnya di kemudian hari.
"Karin, apa kau suka dengan hal2 semacam ini juga..?" tanya Seiji
Karin sempat bingung dengan maksud Seiji menanyakan itu padanya, sebelumnya dia memang tidak pernah tertarik dengan hal semacam ini.
Tapi ketika dia melihat keseriusan Seiji sebelumnya, dia mulai merasa tertarik dengan hal ini.
"Y-ya aku mulai sedikit tertarik ketika melihatmu tadi, dan kurasa ini cukup seru dan menyenangkan.." ucap Karin
"Seru dan menyenangkan ya.." gumam Seiji
Karin heran melihat Seiji yang terkihat merenung dengan sedikit bergumam di hadapannya.
"Apa aku menganggumu disini..?" tanya Karin
"Ah tidak, itu tidak benar. Aku hanya berfikir untuk menawarkan mu untuk membantuku pada setiap rekaman yang aku lakukan dengan mencari beberapa kekurangan dalam rekaman ku.." kata Seiji
"Tapi aku tidak berfikir kau akan menerimanya, karena itu akan membuang banyak waktu luangmu. Terlebih, aku tidak bisa memberi apapun sebagai balasannya untukmu saat ini mengingat aku belum memiliki penghasilanku sendiri.." sambung Seiji
Mendengar itu membuat Karin jantung berdebar dengan kencang, ini seperti isi hati dan keinginannya untuk terus membantu Seiji pada setiap kegiatannya mengcover lagu tersampaikan.
Itu membuat Karin merasa senang dan sangat bahagia. Tanpa sadar Karin langsung berdiri memeluk Seiji dengan penuh rasa senang dan juga bahagia.
Melihat Karin yang begitu bahagia sambil memeluk tubuhnya membuat Seiji sedikit salah tingkah dan jantungnya juga bedebar dengan sangat kencang.
Dia tidak tahu harus berbuat apa, dia hanya merasakan sesuatu yang lembut di dadanya ketika Karin memeluknya dengan erat.
Baik itu Karin dan Seiji sama2 merasakan degup jantung satu sama lainnya dalam pelukan itu, ketika sadar, Karin bingung harus apa pada momen awkward ini.
Jika dia melepaskan pelukannya pada Seiji, itu akan membuat mata mereka bertemu dan tentu merasa malu. Namun jika terus seperti ini, dia juga tidak dapan menahan dirinya untuk semakin jatuh cinta pada Seiji.
Lalu tiba2 pintu studio terbuka dan seorang gadis masuk.
Itu adalah Kyoko yang baru saja pulang setelah menghabiskan waktu dengan bermalam bersama pacarnya.
Seiji dan Karin yang menyadari seseorang tiba2 masuk langsung bergegas melepaskan pelukan mereka dengan wajah merah padam.
Kyoko tentu melihat itu dengan jelas dan menggoda adiknya dan Karin.
"Hoo.. Apa aku menganggu kalian disini?" tanya Kyoko dengan nada meledek
Seiji dan Karin hanya terdiam sambil memalingkan pandangan satu sama lain.
"Baiklah, aku akan pergi, silahkan lanjutkan. Maaf jika menganggu.." ucap Kyoko seraya hendak kembali menutup pintu pergi
Namun Seiji langsung menghentikan kakaknya itu dan menjelaskan apa yang terjadi diantara mereka.
Setelah mendengar penjalesan Seiji, Kyoko pun mengerti dan sejak awal dia tidak mempermasalahkan hal itu.
Karena bagi Kyoko, Seiji sudah berusia 17 tahun dan sudah dewasa, tentu dia bisa memperkirakan mana yang baik dan yang tidak untuk dirinya sendiri dan siap mempertanggung jawabkan segala perbuatannya.
kukira cinta, ternyata permisi ya..