Menceritakan beberapa kisah pendek romansa kehidupan, juga perjalanan dalam mencari kebahagian yang sejati.
Hal-hal yang umum terjadi di sekitar kita maupun yang tidak bisa kau pikir sebelum nya. Semua tertuang dalam kisah-kisah mengharukan dan mendebarkan.
Semoga kalian dapat terhibur dengan kisah pendek ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lan05, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gerald & Anastasya 7
Saat ini seluruh keluarga De'mare sedang menuju villa keluarga mereka yang berada di sekitaran kaki gunung yang menyuguhkan pemandangan alam yang indah. Mereka berharap dengan berkunjung ke villa mereka ini dapat membuat Anastasya lebih rileks dan melupakan sejenak permasalahan nya.
"Ku dengar Uncle David membuat taman bunga besar di belakang villa, apa benar.?" Tanya Kansas anak sepupu Anastasya dengan antusias.
"Ya benar... uncle membuat taman bunga di belakang villa."
"Wahhh.. aku tidak sabar, apa aku boleh kesana Uncle.?"
"Aku juga mau ikut."
"Aku juga." Ujar beberapa anak yang tidak sabar untuk segera ke taman bunga.
"Iya boleh kalian bebas bermain disana."
"Yeaayyyy." Seru anak - anak itu riang.
"Daddy membuat taman disana? sejak kapan.?" Tanya Anastasya yang baru tahu Daddy nya membuat taman bunga di villa mereka.
"Iya baru tahun lalu beres.. kau pasti suka."
"Aku selalu suka tentang hal-hal yang berbau bunga." Ujar Anastasya yang juga tidak sabar dengan taman yang dibuat Daddy nya.
***
Tak lama mereka pun sampai di villa, David telah menyuruh pekerja nya untuk membersihkan dan membeli bahan-bahan makanan untuk beberapa hari kedepan karena keluarga nya akan cukup lama disana.
Anastasya langsung melangkahkan kaki nya kebelakang villa bersama Daddy nya, Sementara Mommy nya tidak ikut karena akan menyiapkan makan siang untuk mereka semua. Walaupun tidak turun tangan langsung memasak tapi Mommy nya itu terbiasa untuk mengatur setiap kondisi rumah. Termasuk makanan yang akan mereka santap nanti.
Dirinya sudah tidak sabar ingin melihat taman bunga yang Daddy nya buat untuk nya. Dirinya amat sangat menyukai bunga maka dari itu saat bersama Gerald pun tempat yang paling istimewa bagi mereka adalah taman.
Pertama Anastasya masuk dirinya telah disuguhkan lorong yang dipenuhi tanaman yang indah.

"Daddy membuat ini dengan sungguh - sungguh sesuai yang kau sukai." Ujar David yang kini tengah memandu anak nya di taman yang ia buat terkhusus untuk putri semata wayang nya.
"Mommy mu juga berusaha keras mencari tanaman - tanaman dengan kualitas baik hingga bisa tercipta seperti ini." Lanjut David.
"Aku tidak tahu harus mengungkapkan rasa senang ku ini seperti apa Dad." Ujar Anastasya dengan suara bergetar menahan rasa haru yang menyeruak dalam hati nya.
"Rasa nya semua ini terlalu sempurna untuk ku." Anastasya sudah tidak bisa menyembunyikan tangis bahagia nya atas hadiah yang saat ini ia terima. Sementara dirinya telah mengecewakan orang tua nya.
"Heyy.. it's okay honey you're my world, you're my everything for us... akan ku lakukan semua nya untuk kebahagian mu, remember kebahagian mu adalah yang utama bagi Mommy dan Daddy."
"Thank you Dad, thank you so much." Dengan erat Anastasya memeluk Daddy nya amat sangat berterima kasih karena selalu memberikan yang terbaik untuk nya.
"Sudah jangan menangis lagi, ini belum yang utama nya sayang. Ayo Daddy akan tunjukkan hasil pemikiran Daddy dan Mommy ini." Ajak David menuntun anak nya untuk semakin masuk ke taman yang telah mereka persiapkan.

"Lihat di saat kamu sedang ingin tenang kamu bisa kesini saja, kamu bisa menikmati tanpa terganggu oleh orang-orang."
"Disana juga Daddy membuat tempat untuk kita kumpul, dan bersantai." Tunjuk David kearah gazebo.

"Disana Daddy juga telah membuat Danau buatan.. taman dengan kombinasi Danau akan terlihat segar jadi Daddy buat sekalian. Bagaimana menurutmu.?" Ujar David yang sangat antusias menunjukkan hasil pemikiran nya dan istri nya.
"Lihat bahkan mereka sudah menikmati nya." Tunjuk David kearah keluarga nya yang sudah disana semua menikmati pemandangan asri disini ditambah dengan suasana sejuk yang menambah ketenangan bagi mereka.

"Bagus banget Daddy i love it... aku kesana boleh.?" Tanya Anastasya yang ingin segera mengelilingi taman ini.
"Tentu saja sayang.. kalau gitu Daddy ingin menyusul Mommy mu, kamu ga apa - apa sendiri.?"
"Ga apa - apa Dad."
" Ya sudah have fun sayang... love you." Ujar David mencium kening anak nya lalu berlalu pergi.
"love you too." Balas Anastasya
Anastasya pun melangkah dengan perlahan bermaksud mengelilingi taman ini namun langkah nya terhenti kala melihat Gerald yang sudah ada disini lagi di depan nya persis. Bukankah tadi dia bilang ada urusan kenapa sekarang sudah ada disini lagi.
Anastasya sedikit takut kali ini dengan raut wajah yang ditampilkan Gerald padanya. Hingga tanpa sadar dirinya melangkah mundur seakan ingin menjauh dari Gerald yang saat ini tampak sedikit kacau dan menyeramkan menurut nya. Saat Anastasya akan kembali mundur. Gerald langsung melangkah kan kaki nya dengan cepat dan menahan Anastasya.
"Bisakah kita bicara serius kali ini.?" Tanya Gerald yang sudah melunakkan sedikit mimik wajah dan suara nya kala melihat ketakutan dari wajah Anastasya pada nya.
"Tidak ada yang harus kita bicarakan lagi Gerald." Ucap Anastasya ketus berusaha melepas genggaman tangan Gerald.
"Ada Ann.. banyak yang harus kita bicarakan, terutama kau." Tegas Gerald hingga tanpa sadar mengencangkan genggaman nya pada Anastasya.
"Sa..kit Gerald." Rintih Anastasya kala genggaman Gerald semakin kuat di pergelangan tangan nya.
Gerald pun tersadar dan mengendurkan sedikit genggaman nya. Dirinya merasa bersalah kala melihat pergelangan tangan Ann yang sedikit memerah akibat cengkraman nya. Tanpa kata Gerald pun membawa Anastasya dengan sedikit paksaan menuju gazebo taman yang tadi dia lihat saat menuju kemari.
Anastasya akhir nya hanya bisa pasrah melihat tingkah Gerald yang kini sangat menyeramkan bagi nya. Tatapan nya seakan menusuk dan sangat marah. Walaupun Anastasya juga merasakan Gerald masih menahan amarah nya. Tapi marah karena apa sementara tadi pagi ia rasa Gerald masih baik-baik saja.
Setelah sampai di Gazebo yang hanya ada mereka berdua saja Gerald langsung menuntun Anastasya untuk duduk dan dirinya duduk berhadapan dengan Anastasya.
Anastasya hanya diam saja menunggu Gerald yang berbicara terlebih dahulu.
"Siapa Leon.?" Tanya Gerald to the point.
Ada rasa terkejut yang di rasakan Anastasya kala nama Leon terucap oleh Gerald.
"Aku tidak tau siapa Leon, kenapa bertanya padaku.?" Ujar Anastasya dingin sebisa mungkin dirinya tidak menunjukkan kegelisahan nya pada Gerald.
"Maafkan aku Ann.. tapi aku sudah menyelidiki semua nya, aku hanya meminta penjelasan mu itu saja." Ujar Gerald yang melembutkan nada bicara nya agar Anastasya merasa di tekan oleh nya.
"Menyelidiki apa.?" Anastasya bertanya dengan nada tajam, dirinya merasa was-was dengan peryataan Gerald ini.
"Aku menyelidiki kehidupan mu selama di luar negeri." Jawab Gerald tenang.
"Kau tidak berhak untuk ikut campur dalam hidup ku lagi Gerald, kita sudah tidak ada hubungan apapun!" Dengan nada tinggi Anastasya kembali berucap rasa nya ketenangan nya sudah habis.
Tangan nya sedikit gemetar kala emosi mulai menguasai nya. Detak jantung nya semakin meningkat rasa panik kini timbul dalam pikiran nya. Apa yang harus ia lakukan kalau semua orang tahu masalah nya. Dirinya tidak mau mengecewakan orang tua nya.
Gerald yang melihat Anastasya yang terlihat gelisah dan tidak fokus dengan keras mencoba untuk menenangkan Anastasya.
"Ann.. tenang kumohon kau harus melawan emosi negatif itu."
"Melawan kau bilang! kau tau apa tentang ku." Cecar Anastasya pada Gerald saat dirinya kembali harus mengingat masa kelam nya.
"Maka dari itu katakan padaku Ann... kau tahu aku tidak mengetahui apapun." Ujar Gerald frustasi kala Anastasya yang tidak bisa diajak kerjasama sama sekali.
"Sudah kubilang jangan ikut campur, jalani kehidupan kita masing-masing."
"Kau mau aku beberkan semua bukti itu sekarang." Ancam Gerald, Gerald terpaksa melakukan ini karena seperti nya Anastasya tetap tidak mau jujur.
"Kau mengancam ku... kau mengancam ku Gerald.?" Ujar Anastasya tak menyangka. Rasa amarah dan frustasi seakan menggerogoti nya membuat Anastasya dengan keras mendorong Gerald, Melampiaskan kekecewaan nya.
"Kau sama saja dengan dia!" Jerit Anastasya.
"Kenapa kalian selalu menggunakan kelemahan ku untuk mendapatkan yang kalian mau." Tangis Anastasya pecah saat itu juga.
"Jahat... hikss.. kalian hanya memanfaatkan ku saja."
"Aku hanya tidak mau membuat orang yang ku sayangi kecewa apa aku salah.?"
"Heyy.. look at me, siapa yang akan kecewa padamu sayang.?" Ucap Gerald dengan lembut merapihkan anak rambut Anastasya.
"Kami hanya ingin kau bahagia dengan kehidupan mu.. apapun kondisi mu kebahagian mu lah yang terpenting." Gerald membawa Anastasya ke pelukan nya di saat melihat Anastasya yang sudah lebih lunak.
"Aku hanya takut Gerald.. aku takut kalian kecewa jika aku memberitahukan nya. Aku tidak mau membebani kalian." Lirih Anastasya.
"Boleh aku tahu apa yang membuat mu berpikir seperti itu.?"
Anastasya tidak langsung menjawab namun setelah beberapa menit tidak ada jawaban akhir nya Anastasya mengangguk. Anastasya pikir seperti nya Gerald memang sudah mengetahui garis besar masalah nya.
Mungkin ini saat nya untuk melepas beban yang selama ini membelenggu nya. Mungkin memang Gerald yang dapat ia percayai dan ia andalkan.
"Kau membawa hasil penyelidikan mu.?" Tanya Anastasya.
"Iya.." Jawab Gerald sembari memberikan map yang sedari tadi ia bawa dalam cengkraman nya kehadapan Anastasya.
Saat Anastasya mengambil map yang diberikan Gerald padanya rasa nya amat berat bagi nya untuk membuka. Tiba-tiba rasa panik menyeruak dalam dirinya saat melihat wajah Leon yang pertama ia lihat saat mengambil isi dari map tersebut.
"Obat ku tolong." Panik Anastasya menunjuk tas nya dengan tangan yang gemetar, Anastasya mencoba sekuat tenaga untuk menahan sedikit respon tubuh nya di hadapan Gerald. Dirinya tidak mau membuat suasana panik ini semakin parah.
Gerald dengan cepat mengambil tas Anastasya."Dimana.?" Tanya Gerald mencoba mencari obat yang dimaksud Anastasya.
"Di dompetku."
Gerald pun segera memberikan obat yang telat ia temui di dalam dompet Anastasya.
"Tidak ada minum disini Ann.. kita harus kedalam."
"Tidak apa-apa aku bisa." Tahan Anastasya saat melihat Gerald yang akan menggendong nya kedalam.
Gerald yang melihat Anastasya meminum obat tanpa minum semakin membuat dirinya sakit, seberapa terbiasa nya Anastasya di situasi ini sampai meminum obat tanpa air pun dia bisa.
"Apa sudah lebih baik." Ucap Gerald sembari mengelus tangan Anastasya lembut menyalurkan ketenangan untuk Anastasya walaupun dirinya tidak tahu itu akan berefek untuk Anastasya atau tidak.
Anastasya hanya mengangguk menunggu reaksi obat nya beberapa menit.
"Aku sudah siap." Ucap Anastasya mantap.