Divya G. Ratore gadis cerdas lulusan luar negri. Ia mempunyai karir yang cemerlang. Tidak dengan cintanya.
Ia selalu saja mengalah ,memberikan cintanya kepada orang lain. Sebenarnya ia sangat capek menjalani nya. Setelah selesai masalah yang satu, munculah yang lainnya. Divya lelah, sampai sampai ia berniat tidak ingin berkomitmen lagi.
Namun, siapa sangka Divya tiba - tiba di jodohkan dengan orang ia kenal. Namun, naas awal pernikahan nya sudah dimasuki oleh orang ketiga . Dan si*lnya orang ketiga itu tengah hamil janin milik suaminya. Kejadian itu ,ia bertemu dengan pria asing tapi, seperti orang yang kenal lama.
Akankan Divya bertahan dan menerima bayi dari wanita lain suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Anggraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seorang Pria tampan dalam Mimpi
" Dady, ayo kita ke taman! Makan bubur bersama di taman," ajak Fai kepada ayahnya yang sedang duduk dengan ponselnya di kursi depan pos satpam.
Daniyal berjalan menyusul putranya juga Divya. Pada akhirnya, mereka bertidak duduk di bangku taman layaknya keluarga yang harmonis.
Taman luas dipenuhi oleh bunga - bunga cantik. Tengah - tengah taman ditanami bunga mawar melingkar cantikcantik warna warni. Ada bunga Mawar merah,biru muda, biru tua,kuning,putih,pink, hijau, sampai warna hitam pun ada. Tanaman mawar itu di Pagari oleh dinding yang melingkar. Kemudian, ada jalan dan di gelombang lingkaran kedua terdapat sungai yang ditumbuhi oleh bunga teratai. Terlihat cantik dan anggun berwarna warni.
Diatasnya terdapat satu jembatan kecil yang indah di nagari oleh bunga anggrek ungu yang menggoda.
Sedangkan bangku taman terdapat sebelum kolam teratai. Dikelilingi oleh berbagai macam warna bunga anggrek. Pink, merah, biru, kuning,Oren , juga putih bersih.
" Tamannya sangat indah Dady!" kagum Fai melihat taman yang dipenuhi oleh banyak tanaman bunga. Divya tersenyum mendengar nya. Ia juga sangat menyukai taman ini.
Tentunya , ia pernah menceritakan taman impiannya yang indah seperti ini, kepada Dhaki. Ternyata, Pria itu diam - diam membuatnya. Namun, sayang nya rumah dan tanam ini pasti sudah dilihat oleh Aldona terlebih dahulu sebelum dirinya. Divya memandang ke depan dengan tatapan nanar.
Daniyal juga mengagumi taman yang indah ini. Ia melihat kearah Divya yang menatap taman dengan pandangan nanar.
" Sebenarnya, apa yang tengah wanita ini hadapi?"batinnya.
Fai mulai menyendok bubur itu dengan hati - hati.
Lamunan keduanya buyar oleh suara Fai.
" Wow mommy buburnya lezat banget. Dady cobain deh!" Fai menyodorkan sesendok bubur kedalam mulut ayahnya. Tanpa di duga, Daniyal menerimanya. Divya tersenyum.l lembut.
" Enak juga ya,"batinnya mengunyah bubur itu.
Daniyal mengambil sendok yang tersisa . Mengambil bubur dan memakannya sendiri. Setelahnya Daniyal , juga Fai terhanyut dalam rasa bubur buatan Divya. Sampai, bubur satu baskom itu hampir habis.
" Dadi ihh! Jangan dihabiskan!"
***
Tingg...
" Gak mau mas! Aku maunya cuman bubur semangkuk bukan satu sendok begini!" kesal Aldona menepis sendok berisi sisa bubur di tangan Dhaki.
Dhaki naik pitam. Wajahnya mulai memerah .
" Kamu itu bagaimana si? Sudah untung masih ada sisa sedikit, malah di buang! Setelah ini aku Tidka mau mencarikan apapun yang kamu mau!"bentak Dhaki. Kemudian, Dhaki berlalu meninggalkan Aldona sendirian.
Aldona terdiam, kaget. Baru kali ini Dhaki sangat marah sampai membentaknya.
" Ini semua gara - gara Divya!" Aldona malah menyalahkan Divya atas apa yang dia perbuat.
" Tidak tahu terima kasih, sudah untung di usahakan mendapatkan bubur. Ya, walaupun satu sendok . Tapi kan, harus tetap bersyukur,"umpat Dhaki berjalan menuju taman.
Terlihat istrinya tengah bercanda bersama pria lain dan juga anak kecil. Hatinya menjadi panas.
" Divya!" pekik nya. Ketiga orang itu menoleh kearah sumber suara.
" Hebat ya kamu, kamu pelit sama suami sendiri. Tapi, malah loyal kepada lelaki lain bawa anak lagi!"Marahnya sampai ke ubun- ubun.
Bagaimana tidak kesal, istri sendiri malah pelit berikan bubur sama suami.Sedangkan, sama laki - laki lain malah dibiarkan makan banyak.
" Apa masalahnya? Dia anak kecil. Kamu sudah dewasa. Kamu minta bubur ini untuk si Aldona. Enak banget hidupnya. Kamu lupa, bahkan waktu tunangan aja , aku mau beli cilok harganya cuman 5000 perak aja kamu ungkit - ungkit . Padahal, cuman satu tahun sekali mintanya. Sedangkan Si Aldona , dia minta sate sapi setiap hari tiga kali juga kamu sanggup kan? Cih,"Divya sangat kesal dengan suaminya.
" Bagaimana, dia bisa tahu. Aku selalu bawa sate sapi tiap hari 3 kali sehari untuk Aldona,"batin Dhaki. Wajahnya berkeringat dingin. Ia sudah ketahuan ternyata.
" Ja- jangan asal nuduh dek!" ucap Dhaki tergagap.
" Cik, udah ada buktinya kok. Cctv minimarket cctv jalan raya, cctv gedung,cctv kantor. Udah lengkap kok, kalau kamu mau melihatnya. Nanti aku perlihatkan,"Divya memberitahu apa saja yang ia tahu, berbagai cctv ia telah telusuri.
" Om,. Jangan marah - marah! Nanti cepat tua!" nasihat Fai. Daniyal masih menikmati buburnya, tanpa menghiraukan sepasang suami istri yang bertengkar.
" Dady, ayo kita pulang!" ajak Fai.
" Loh, kok pulang boy? Kamu kan makannya sedikit?" tanya Divya heran, kenapa bocah ini ingin cepat pulang.
" Aku mau bawa aja kek rumah Tante, boleh kan?" tanya Fai berharap.
" Tentu saja , sebentar ya, Tante ambilkan cap nya dulu," Divya hendak berdiri . Namun, dicegah oleh Fai.
" Tidak usah Tante, biar aku bawa saja sama baskom nya, boleh kan?"pinta Fai.
Divya terlihat berpikir, " Em, baiklah bawa saja boy,"Fai tersenyum.
" Dady! Jangan habiskan!" pekik Fai melihat ayahnya masih saja menikmati bubur itu.
Sedangkan, Dhaki hanya diam memperhatikan interaksi mereka layaknya penonton.
" Terimakasih Tante buburnya, Fai suka. Kapan - kapan Tante buat di rumah Fai aja ya,"pinta Fai berharap Divya bisa membuat kan buburnya di rumahnya langsung.
" Tentu," Divya terjongkok mengusap kepala Fai lembut.
Daniyal diam sedari tadi tidak tahu apa yang ia pikirkan. Setelah Fai masuk kedalam mobil. Mobil pun, pergi dari kediaman Divya.
" Bagus ya kamu lebih memilih mengantarkan pria lain daripada suami ku sendiri,"seru Dhaki yang tertinggal dari belakang.
" Apa si mas, udah ah aku mau istirahat!" Divya berjalan menuju kamarnya.
Dhaki membiarkan istrinya kali ini. Lain kali dia akan sangat tegas kepada istrinya itu. Tapi, sepertinya ia melupakan wanita yang tengah mengandung anak nya.
" Lepaskan gue !" Teriak seorang wanita yang di pasung.
" Diam!"pekik Vino ia geram dengan tahannya yang sedari tadi berteriak - teriak.
" Lepaskan gue Beg*!"umpat Melati yang menjadi tahanan Vino.
" Aku bilang, diam! Kamu Tidak mengerti ya bahasa manusia?" kesal Vino.
Plak
Vino menampar wajah Melati dengan sendal swalow nya. Maklum lah di ruangan gelap penuh darah, tentunya ada sandal khusus yaitu swalow. Sandal simpel tidak membuat kaki gerah. Dan tentunya kelihatan santai.
" Sial*n!" umpat Melati. " Gue mau pup*s anj*r!" Melati ternyata ingin buang air kecil.
" Ehh, Ngomong dong dari tadi!"kesal Vino. Ia mulai membuka pasung kaki Melati. Tidak dengan tangannya.
" Gimana gue mau ceb"k nya ny*t?" kesal melati .
" Udah lu tinggal diam di bawah pancuran air aja, kan beres , Sana!" Vino mendorong tubuh Melati kedalam kamar mandi yang dirancang dari dinding besi , atas ,kiri, kanan, depan , belakang,bahkan bawah.
"Hiks..hiks.hiks..gadingku udah mati..hiks..hiks.." Tidak disangka Melati malah menangis tersedu-sedu di WC duduk. Ia mengingat gading tangan kanan sekaligus kekasihnya.
" Kepala kamu, hiks..hiks..hiks.." Melati Tidak bisa berkata-kata kala mengingat bayangan kepala kekasihnya yang di tent*Ng oleh Divya tadi.
" Hiks..hiks..hiks..aku akan membawa nya untuk mu sayang. Hiks..hiks..hiks.." tangisannya semakin kencang.
***
" Kamu liat kekasihmu mas! Semua dapur di berantakan dia. Aku tidak mau tahu, kalian harus bersihkan dapur ini sampai kinclong,tanpa dibantu oleh pembantu!" perintah Divya kepada Aldona dan suaminya.
" Kamu lancang sekali Divya! Aku ini suamimu, kenapa kamu perintah - perintah begitu?" Dhaki tidak terima. Ia merasa tidak di hargai sebagai seorang suami.
" Kenapa? toh kalian yang membuat dapur ini berantakan kan? Siapa yang berbuat harus menyelesaikannya sendiri. Yasudah, kalau kamu tidak mau bereskan. Kamu suruh aja tuh si Aldona yang membereskannya sendiri! Aku tunggu satu jam, kalau tidak beres. Yasudah," Divya bersikap BODO amat. walaupun, rumah ini mas kawinnya dan atas namanya. Tapi, yang menempati rumah ini pertama kali adalah kekasih suaminya. Itu yang membuat Divya sangat kecewa.
Biar saja dapur berantakan setiap harinya.
Toh dia berniat tidak mau masak lagi di sana.
Divya berjalan menuju kamarnya, " Waktunya istirahat, lelahnya," Divya pun tertidur dalam hitungan satu detik.
" Divya Bee, maaf kan aku ya. Tolong jangan gegabah oke!" Terlihat seorang pria gagah di depan mata Divya tengah mencegahnya.
Namun, Divya bingung, kenapa laki - laki itu mencegahnya. Tunggu itu bukannya?
Bersambung..
dasar tokoh utamanya bodoh
udah tau dari awal cuman nurutin kemauan orang tua.kasih tau dong orang tuanya mana ada orang tua mau anaknya sengsara