Dia adalah Zaidul Akbar, pemuda yang ingin berdiri tinggi diatas puncak dunia, Mungkinkah dia bisa mewujudkannya dengan dukungan yang diberikan oleh sistem.
Ikuti keseruan nya, jangan lupa Like dan dukungan, serta berkomentar lah yang baik. untuk membangun karya yang baik...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jajajuba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tugas Baru Lagi
Zai turun keparkiran dan memencet tombol yang ada di kunci mobil nya.
[BIP BIP] terdengar suara dari jauh dan terlihat lampu yang berkedip. Dia sekali lagi memastikanya dengan menekan tombol.
[BIP BIP] dan lampu depan menyala kembali.
"Woah ini mobil yang sangat keren sekali" ucap nya sambil menyentuh body mobil dengan ujung jari nya.
Zai menarik gagang pintu dan terlihat didalam nuansa kekayaan. Elegan sekali. Lalu dia duduk dan mencoba memencet tombol Power seketika mesin menyala dan suara raungan dari Knalpot terdengar bahagia saat dia menginjak pedal gas nya. "Sungguh kehidupan orang kaya berbeda" batin nya kesenangan
Mobil itu adalah mobil Lamborghini aventador yang hanya di miliki oleh beberapa orang di kota tersebut.
Mobil melaju dengan pelan dijalanan perkotaan. Zai juga menyalakan musik sambil bernyanyi melintasi jalan raya Ahmad Yani yang mulai padat karna sore hari orang banyak pulang dari tempat kerja, atau pun sekolah.
(Ding.... tugas baru terpicu.
Menolong nenek yang lagi tersesat.
Hukuman akan kehilangan kaki karna tak membatu orang yang lagi kesusahan)
Zai langsung memarkirkan mobil nya dipinggir jalan lalu dia keluar dari mobil nya. Sambil mengumpat dalam hati nya "Ko sistem nya maksa sekali sih..... tapi meski tak kau beri tugas pun aku akan tetap membantu" ucap nya sambil mengingat perkataan orang tua nya yang selalu dia dengar sebelum tidur.
"ingat lah nak, meski hidup miskin jangan sesekali kau sombong dan lupa untuk membantu orang yang sedang kesusahan. Jika kau tidak mampu membantu dengan uang, Maka bantu dengan tenaga. Jika kau tak mampu membantu dengan tenaga, Maka bantu dengan doa"
Lalu Zai mengusap dada nya, "Ayah, Ibu semoga kalian tenang di surga" Gumam Zai lalu dia mengedarkan mata nya ke segala arah. Dan mendapati seorang nenek yang lumayan jompo sedang duduk menangis di taman dekat dia berdiri.
Zai mendekat lalu bertanya. "Boleh kah aku duduk disini nek" ucap nya dengan nada rendah. Sambil menyodorkan tissu saat Dia mendengar isak tangis dan suara serak saat menyahut pertanyaan nya.
"Silahkan Nak" nenek itu menyambut tissu yang di berikan oleh pemuda itu dan mulai menghapus air mata nya dan dia perlahan berhenti menangis.
Zai bertanya kembali. "Ada apa dengan mu Nek? Kau terlihat sangat sedih, jika bisa aku akan membantu mu"
"Aku hanya lupa jalan pulang" ucap nenek itu terlihat malu dan dia tersenyum simpul terlihat ada beberapa gigi yang hilang di sana.
"Nenek dengan siapa kesini?"
"Tadi dengan cucu nenek, kami berdua mau periksa penyakit nenek, karna nenek bosan menunggu antrian di sana. Jadi nenek jalan- jalan saja tapi nenek sekarang lupa jalan kembali kerumah sakit Entah ada dimana sekarang"
"Kalau boleh tau? nama Rumah Sakit nenek akan periksa apa? agar aku mudah mencari nya Nek"
Nenek itu menggelengkan kepala nya. Dia juga lupa tentang nama Rumah Sakit dia ingin periksa.
"Kalau begitu, nenek sekarang mau kemana?"
Nenek itu kembali menggeleng kan kepala nya. "Mau pulang" sahut nya setelah itu.
"Hemmm. Boleh tidak lihat KTP nenek biar aku periksa alamat rumah nenek. Nanti aku antarin" ucap nya sambil tersenyum
Nenek itu pun mencari cari di tubuh nya. Namun dia lupa juga membawa tas yang berisi kartu identitas nya. Lalu dia menggeleng lagi,
"Fuiiiih..." Zai menghela nafas nya. "Ini akan sulit... ayo aku bantu mencari cucu nenek" ucap nya lalu berjongkok, nenek itu mengerti kemudian dia naik kepunggung Zai.
"Siapa nama mu nak?" Tanya Nenek itu.
"Namaku Zaidul Akbar nek. Tapi nenek bisa memanggil ku Zai saja" ucap nya sambil berjalan mengikuti jalan.
"Berapa umur mu sekarang?" Tanya nenek lagi
"Baru awal Sembilan belas Nek, Ada apa memang nya?"
"Tidak beda jauh dengan umur cucu nenek. Tapi cucu nenek perempuan" ucap nenek itu lagi...
................
"Nek..... Neneeeeeek" teriakan seorang wanita muda menggema.
Dia sangat gelisah, baru di tinggal sebentar ambil nomor antrian, tau-tau nya setelah dua ketempat duduk sebelum nya nenek nya sudah tidak ada disana. nenek nya hilang.
"Nek.... dimana kau nek?" Teriak nya dengan mata sembab sambil terus melangkah kearah tepi jalan yang dekat dengan Rumah Sakit yang akan memeriksa penyakit nenek nya.
Wanita itu terus saja berjalan sambil berteriak memanggil Nenek nya..
Sementara Di lain tempat Zai mengajak nenek itu mencari tempat makan lebih dulu sambil meminta Sistem untuk melacak dimana Rmah Sakit terdekat.
Setelah menemukan Lokasi Rumah Sakit yang dituju, Zai langsung berkata. "Aku sudah tau lokasi Rumah Sakit terdekat Nek. Biar aku antar nenek kesana" ucap nya
"Baik lah..!" Lalu nenek itu Menghabiskan makanan nya
"Sistem, Ambil uang tunai satu juta dari dana, bisakan?"
(Bisa tuan, tuan tinggal memilih dalam bentuk mata uang apa. Semua mata uang dunia bisa sistem tunaikan)
"Bagus... kau sangat membantu ku Sistem. Terima kasih banyak"
(Ding..... Memuji sistem mendapat hadiah berupa uang sejumlah sepuluh juta rupiah. Uang akan berada di dalam rekening sebentar lagi.
[Dreeeeet....]
Zai mengambil ponsel di saku celana nya lalu membuka pesan yang baru saja di terima nya.
[Selamat siang, kami dari BRI memberitahukan kepada pemilik aku dengan nomor 68251189 telah melakukan transaksi transfer pada pukul 10:30 sejumlah 10,000,000 dan jumlah saldo : Rp 30,000,000.
Pada saat ini Zai tercengang melihat notifikasi dari Bank Bri yang baru saja di terima nya. "Sungguh ini sangat gila, sekali lagi terima kasih sistem" Zai ingin memuji lagi. Namun tidak ada reaksi dari sistem.
Setelah itu Zai melanjutkan langkah berjalan ke arah kasir lalu membayar Harga apa yang mereka makan dengan kartu Atm di tangan nya.
"Ini kartu sama struk nya, terima kasih sudah makan di tempat kami" ucap kasir tersenyum lembut menampil kan barisan gigi yang putih sambil menangkupkan kedua tangan nya.
Zai mengambil lalu dia berjalan ketempat nenek yang masih duduk di kursi tempat makan tadi, lalu dia berjongkok dan nenek kembali naik kepunggung nya...
"Sungguh pemuda yang berbakti" ucap beberapa orang yang melihat perlakuan pemuda itu kepada nenek nya.
Mereka kagum akan sipat dan sikap yang di tunjuk kan oleh pemuda itu dalam berkata atau pun bertindak, "sulit mencari pemuda yang seperti itu lagi. Ooh andai anak ku seperti itu" kata nya lagi sambil mengingat kelakuan anak nya yang agak nakal.
Zai terus berjalan. Hingga beberapa nenit dia sudah memasuki kawasan rumah sakit itu.
Ciputra Mitra Hospital itu lah nama yang tertulis di papan nama Rumah Sakit itu....