Bagaimana jika seorang CLARISA ALANA XINDREA yang ceria akan orang sekitar, ramah dia akan bermanja pada orang terdekat nya, walau begitu dia seorang ahli beladiri, dan ber IQ di atas rata _rata, seorang Primadona , jangan lupakan paras nya yang amat sangat cantik dan imut menjadi incaran lelaki di Universitas nya harus mengalami transmigrasi..!!dan sial nya ia harus ber transmigrasi ke tubuh seorang cupu yang di benci oleh keluarga nya.. bernama AURORA
_______________________
dia AURORA LOVANIA ANDERSON seorang cupu yang menjadi bahan bahanan bully di sekolahnya , di benci oleh keluarga nya, tidak mempunyai teman,namun ada sesuatu yang ia sembunyikan, bagaimana jiwa Clarissa dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya...
up 3 kali satu minggu ya sayang...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yulia setiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 8
Happy Reading
*
*
*
Apakah sesakit itu Aurora sampai meminta kematian pada Tuhan Lirihan itu, perkataan itu, tangisan itu, Ia ingin merengkuh tubuh rapuh itu.
Tanpa sadar air mata nya telah mengalir di ikuti rasa sesak di dadanya,Ia melamun sambil menangis menyesal.
Namun lamunan itu seketika buyar mendengar rintihan dari aurora ,Ia membulat kan mata nya melihat pemandangan di depan nya.
Tubuh Aurora hampir ambruk , Dengan cepat ia berlari menuju balkon dan menahan tubuh Aurora.
Deg.
Ia mematung melihat darah begitu banyak mengalir dari hidung sangat adik,'Adik' apakah masih pantas ia di sebut seorang kakak .
Ia menggeleng kan kepalanya untuk mengembalikan kesadaran nya,Dengan cepat ia membawa tubuh aurora ke kamar dan membaringkan nya di kasur lipat nya.
Keadaan Aurora sangat memprihatin kan darah nya masih mengalir,Rafael dengan cepat mengambil tisu untuk menghentikan pendarahan tersebut. Aurora telah pingsan atau pura-pura pingsan .
"Dek, hiks bangun hiks jangan tinggalin kakak dek hiks. " Mohon Rafael dengan sesegukan.
"Dek hiks maafin kakak.Hiks kakak bodoh selama ini ngacuhin kamu hiks. " Sesal Rafael.
Rafael dengan telaten membersihkan darah yang mengalir itu,Dan setelah bersih ia melihat dengan cepat wajah sangat adik.
Deg
Ia mematung melihat apa yang ada di depan nya,Wajah sangat adik yang awalnya jelek dan kusam sekarang terlihat cantik bukan sangat sangat cantik.
Wajah itu Damai dalam tidur atau pingsan nya. Wajah putih mulus, hidung bengir, pipi tembem, bibir semerah ceri sangat indah.
'Terpesona hehh' batin aurora terkekeh.
'Mari kita buat dia panik' batin nya kembali dengan smirk nya.
Kembali sadar dari lamun nya ia panik bukan main,Melihat Aurora yang berkeringat dan kejang-kejang sambil mengigau.
"Aku m-mau pulang hiks "
"Gak mau di pukul s-sakittt hiks"
"J-jahat"
"Mau p-pulang"
Aurora bergumam lirih dengan tangis dan terus bergumam 'pulang'.
"Dek, dek bangun hiks jangan ngomong gitu dek hiks. " Panik Rafael.
"Jangan pergi dek kasih kakak kesempatan hiks".
"Dek, bangun hiks BANGUNNN!!! ." panggil Rafael dengan teriakan di akhir kata nya.
Teriakan itu membangun kan Bagaskara dan juga Justin karna kamar mereka semua ada di lantai 2.
Kedua pemuda itu lantas bergegas ke asal suara yang mereka yakini adalah kak Rafael.Namun mereka heran satu mendengar itu dalam kamar Aurora.
"Kak!! Ada apa kenapa teriak!!? " Ujar panik Justin .
Sedangkan Bagaskara mematung melihat keadaan Aurora ,Ia melihat banyak bekas tisu yang berlumuran darah di lantai kumuh itu.
'Apa mungkin itu dari au-aurora. ' batin Bagaskara.
Bagaskara dan Justin di buat mematung ketika melihat wajah sang adik'sangat imutt'batin kedua nya.
'Wah wah mangsa bertambah ternyata mari kita buat mereka panik hahah' batin Aurora sambil tersenyum iblis.
hah
Hah
Hah
Deru nafas Aurora tidak menentu, seketika para pemuda itu mengalihkan pandangan nya menuju pada Aurora. Mereka panik segera justin duduk di sebelah kiri nya Aurora.
Sedangkan Rafael di sebelah kanan dan Bagaskara di bagian bawah .
"Pulang hiks"
"M-mau pulang hiks"
Hah
"S-sakittt"
"Jangan p-pukul sakit"
"J-jangann"
Hah
Ahk
suara lirih Aurora terdengar menyayat hati ketiga pemuda tersebut,Deru napas yang tersengal sengal membuat mereka panik.
"Dek, dek bangun ini gimana kak" Ujar panik Justin.
"Bentar kakak panggil dokter dulu kalian jagain aurora!!! " Ucap tegas Rafael.
"Iya kak! " Balas Justin.
Sedangkan Bagaskara ia mematung ingatan tentang pertengkaran tadi terlintas dalam benak nya.
'Kalian gak perlu susah - susah suruh saya cepet pergi sialan!! Karna gak lama lagi itu akan tekabul! !! PUAS kalian HAH!! "
Ingatan itu terus terulang dalang pikiran Bagaskara.
"...Ra"
"...Kara"
"Bagaskara!!"
Panggilan itu membawanya kembali dari lamunan nya itu.Dengan cepat ia duduk di sebelah Aurora.
"Ra hiks maafin gue hiks jangan tinggalin gue hiks ra. Plis jangan hiks gue mau tebus semua kesalahan yang udah gue buat sama lo hiks Aurora BANGUN!!! HIKS" tangis lirih Bagaskara.
Justin yang melihat itu pun menangis dan memohon agar aurora cepat bangun .
'Seru juga hihi'batin aurora.
'Tapi ngantuk,Mending gue tidur aja lagi'batin kembali Aurora.
Sedangkan di sisi lain Rafael menelepon dokter dan menunggu nya ,Sesampainya dokter di rumah Aderson, Rafael segera mengajak nya menuju kamar Aurora.
Dokter tesebut sempat tertegun melihat pasien nya sangat 'cantik dan imut' batin dokter tersebut.
"Dok cepat periksa adik saya!!" Tegas Rafael Segera lah dokter tersebut memeriksa Aurora.
"Nona Aurora sangat kelelahan, akibat nya imun tubuh nya lemah, ia juga seperti nya baru bangun dari koma itu mengakibatkan keadaan tubuh nya yang rentan. Saya sarankan nona aurora jangan terlalu banyak bergerak dan banyak pikiran.Hindari stres berlebih.Ini resep obat nya silahkan di tebus Terima sasih" Jelas sang Dokter. Dia pun pergi dari rumah Aderson.
Karna waktu menujukan malam Rafael menyuruh Bagaskara dan Justin untuk kembali ke kamar nya,Rafael pun bergegas menuju kasur lipat miliki Aurora dan mendekap nya.
"Dek cepet sembuh,maafin kakak, kakak janji bakal jagain kamu. "
Lalu ia kembali ke kamar nya karna tidak ingin menggangu aurora beristirahat.
****
Waktu menujukan pukul 06:00 Aurora terbangun karna sinar menantari pagi yang masuk lewat celah jendela kamar nya.
Dia pun bergegas mandi setelah nya ia memanggil maid Ida untuk mengantarkan sarapan nya ke kamar .
"Semalam gimana ya.Ck, gue ke tiduran lagi, sial. " Kesal Aurora.
Sambil memakan sarapan nya.Ia pun memikirkan apa yang akan ia lakukan ke depan nya
Sekarang untuk pertama ia akan keluar melihat lingkungan barunya, setelah itu mungkin ia akan ke mall untuk belanja keperluan nya yang kurang, seperti peralatan sekolah.
Dan untuk sekolah, ia akan mulai masuk senin depan, hah, melelahkan sekali waktu di kehidupan sebagai Clarissa, ia sudah berkuliah, dan sekarang harus mengulang lagi pelajaran sekolah.
Setelah selesai sarapan, Aurora pun, berjalan menuju lemari lapuknya, membuka sisi Pain lemari yang terdapat beberapa baju layak pakai, tidak banyak sebenarnya hanya beberapa potong baju dan celana, ada rok pendek di atas lutut, dan 2 sepatu snikers, dan beberapa aksesoris dari bren ternama.
Sekarang Aurora memutuskan untuk memakai, rok pendek berwarna hitam, dengan crop top berwarna putih, di padukan dengan hoodie oversize berwarna coklat, sebagai pelengkap ia memakai jam tangan merk terbalik, dan snikers hitam.
Menuju meja rias usang nya, ia memakai skincare routine nya, dan memakai make-up tipis, agar tidak telihat pucat. Ah dan rambut yang sengaja ia gerai.
"No bad.So perfect" Puji Aurora.
Dan, tentang teka teki yang menjadi pikiran nya semalam, tentang potongan baju dan make-up dari bren terkenal, juga ucapan di mimpi , saat Aurora mengatakan memiliki sebuah rahasia, tadi malam semuanya terjawab.
Sebuah rahasia yang benar-benar mengejutkan jiwa Clarissa, tak pernah terbersit di pikiran nya bahwa selama ini, sosok Aurora bukan lah sosok lemah.
***