Arabella adalah gadis yang selalu mendapat julukan gadis apatis, gadis batu, gadis sombong, gadis angkuh dan masih banyak lagi julukan yang melekat padanya karena sikapnya yang antipati, dingin dan acuh tak acuh pada apapun disekitarnya.
Karena sikapnya itu membuat orang-orang di sekitarnya menjauh dan membencinya bahkan banyak yang mencacinya. Hal itu pula yang membuat seorang Elang Bahuwirya sangat membencinya.
Lalu apa jadinya jika Bella menjadikan sikapnya itu hanya sebagai topeng belaka. Topeng yang ia gunakan untuk menutupi segala luka di hatinya.
Dan bagaimana permainan takdir akan membawa Elang yang sangat membenci Bella malah saling terikat sebuah benang merah karena jebakan dari Bella.
"Walau di dunia ini hanya tersisa satu wanita, aku tetap tidak sudi mencintai gadis angkuh dan sombong sepertimu!!" ~Elang~
"Aku juga tidak mengharapkan itu!!" ~Arab
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
"Berhenti!!" Elang sama sekali tidak mendengarkan peringatan Bella untuk berhenti. Elang justru memejamkan matanya lalu memiringkan sedikit kepalanya ke samping.
Bella tentu saja tidak pernah kalah dengan pendiriannya. Sudah geram karena Elang tidak mendengarkan ucapannya, dengan berani Bella lagi-lagi menendang Elang. Tapi kali ini di tulang keringnya, bukan di benda pusakanya lagi. Niat Elang untuk mempermainkan Bella di balas kontan oleh wanita itu.
"Awwww **** Bella!!" Elang menggeram kesakitan. Elang menjauhi Bella dengan melompat menggunakan satu kakinya. Elang menjatuhkan tubuhnya di ranjang empuk milik Bella.
"Kau bar-bar sekali!!" Elang memegangi kakinya sambil berguling ke kanan dan kiri karena merasakan sakit.
"Lebay sekali, ini hanya dengan kak kosong. Bagaimana jika aku pakai heels? Langsung masuk rumah sakit pasti!!" Ledek Bella sebelum pergi membersihkan dirinya.
***
Bella keluar kamar mandi sudah segar dengan pakaian rumahannya.
Bella bersedekap memandangi Elang yang sudah terlelap di atas ranjangnya. Bella kebingungan kenapa pria itu tidak risih tidur di ranjangnya, bukanlah dia tidak mau seranjang dengan Bella.
Bella turun dari lantai atas, dari anak tangga sudah terlihat ibu dan anak yang sedang menikmati makan malam mewah di rumah yang di tumpangi mereka.
"Bella? Kamu mau makan malam ya, sini duduk!!" Marisa menepuk kursi di sebelahnya mempersilahkan Bella duduk.
"Bi Sumi!!" Panggil Bella di dekat Marisa dan Mirna.
"Kamu butuh sesuatu? Biar tante yang ambilkan. Kamu mau apa?" Mirna sudah bangkit dari duduknya.
"Iya Non, ada apa?" Bi Sumi datang dari belakang lmasih membawa serbet terlampir di bahu kanannya.
"Bi Sumi ingat baik-baik!! Mulai sekarang Bibi hanya boleh masak kalau saya yang suruh masak. Jangan pernah masak buat orang yang hanya numpang di rumah ini. Apalagi masak dari bahan makanan yang di beli dengan uang saya. Dan tugas Bi Sumi juga bukan untuk melayani mereka termasuk mencuci pakaian dan membersihkan kamar mereka. Biarkan mereka melakukan semuanya sendiri karena mereka hanya numpang di sini!!" Bella mengatakan itu dengan lantang dan lugas bahkan di hadapan orang yang Bella maksud.
"Baik Non" Terlihat senyuman tipis di bibir Bi sumi.
"Alhamdulillah pekerjaan Bibi jadi berkurang hihi" Batin Bi Sumi bersorak gembira.
"Bella, kenapa kamu bilang begitu sama Bi sumi sayang. Tante sama Marisa kan ngga bisa masak dan Tante juga nggak punya uang untuk beli makanan" Mirna syok dan sedih mendengar penuturan Bella.
"Itu terserah Anda, kalau mau tetap tinggal disini ikuti peraturan saya. Dan saya rasa gaji anak kesayangan Anda ini sudah lebih dari cukup jika hanya untuk membeli makanan kalian berdua, karena kalian sudah gratis tinggal di sini!!"
"Bella, kenapa kamu jadi sekejam ini? Mama selalu sayang dan baik sama kamu, tapi balasan kamu seperti ini? Mama juga adik dari Tante Mira, jadi sudah seharusnya Mama berhak tinggal di sini!!" Marisa sudah mulai geram dengan Bella. Dia selama ini sudah bersabar dengan sikap keras kepala Bella. Tapi semakin lama semakin muak.
"Adik tiri maksudnya? Mereka tidak ada hubungan sarah sama sekali. Tapi Keputusan ada di tangan kalian, terima silahkan tidak juga silahkan pergi dari sini!!" Bella mengibaskan tangannya.
"Dan untuk Bi Sumi, jangan pernah sekalipun diam-diam membantu mereka karena takut sama mereka. Ingat di rumah ini ada cctv, jadi saya bisa tau apa yang kalian semua lakukan!!"
"Baik Non, Bibi paham!" Jawab Bi Sumi menganggukkan kepalanya.
Mirna dan Marisa sudah tidak bisa berkutik lagi. Mereka memang tidak punya pilihan lagi selain tinggal di rumah Bella.
"Sekarang Bi Sumi bantu saya masak. Saya mau masak buat SUAMI saya yang sedang tidur di atas!!" Bella sengaja menekankan kata suami sambil melirik Marisa.
"Jadi Elang ada di atas Bell?" Marisa terlihat senang, hingga beranjak meninggalkan meja makan.
"Jangan berani menginjakkan kaki kotor mu di kamarku!!" Bella menahan lengan Marisa yang sudah siap berlari menghampiri pujaan hatinya.
"Tapi aku hanya ingin menemui Elang sebentar saja Bella" Marisa memasang wajah memelasnya, berharap Bella akan mengijinkannya bertemu dengan Elang.
"Aku tidak peduli, ayo Bi!!" Bella meninggalkan ke dua wanita yang di bencinya itu.
Bella menyiapkan beberapa masakan di bantu Bi Sumi. Bella memang jarang sekali makan di rumah kecuali saat Bella ingin memasak seperti sekarang ini. Bi Sumi yang sudah sedari dulu bekerja untuk Mira pun sudah paham dengan kebiasaan Bella.
Bella mulai jarang makan di rumah sejak kejadian beberapa tahun lalu, dimana ia terkapar tak berdaya setelah memakan makanan yang tersaji di meja makan rumahnya sendiri. Sejak saat itu Bella selalu hati-hati dengan makanan yang ia makan, hingga saat tragedi keracunan minuman di taman waktu itu. Beruntung nyawanya masih tertolong untuk ke dua kalinya. Tidak, mungkin untuk ke sekian kalinya.
Bella kembali ke kamarnya untuk membangunkan Elang. Pria bertubuh atletis itu masih pada posisinya semula, belum berubah sama sekali.
Bella mendekati Elang memencet hidung mancungnya. Sepertinya hal itu menjadi kesukaan Bella saat membangunkan Elang.
"Kau!!" Elang sempat kehilangan pasokan oksigennya.
"Kenapa selalu ingin m*mbun*hku??!!" Geram Elang.
"Aya makan!!" Bella hanya mengucapkan itu tanpa meladeni omelan Elang, dan meninggalkan Elang begitu saja.
"Astaga, kenapa ada wanita menyeramkan seperti itu??" Elang bergumam melihat punggung Bella menjauh.
"Tidak usah menggerutu, cepatlah!! Aku tidak ingin ada orang m*ti kelaparan di rumahku!!" Bella mendengar jelas apa yang Elang ucapkan.
"Astaghfirullah mulut mu Bella!!" Elang beranjak dari ranjang dengan menahan kesal, terlihat wajahnya yang memerah dan bibirnya mengatup rapat.
"Elang!!" Marisa menghampiri Elang yang baru saja tiba di meja makan.
"Cih" Bella melihat Marisa tak suka.
"Elang, biar aku ambilkan makannya ya? Kamu mau makan apa?" Marisa sudah mengangkat piring milik Elang.
"Emm apa aja" Elang sesekali melirik ke arah Bella. Sedikit canggung karena Marisa melayaninya di depan istrinya sendiri.
"Ini makanlah!!" Marisa duduk di samping Elang berseberangan dengan Bella, sementara Elang duduk di ujung meja.
Sementara Bella tetap tenang mengisi piringnya dengan hasil masakannya. Setelah itu Bella leboh memilih beranjak dari sana dengan membawa piring serta segelas minumannya.
"Mau kemana?" Elang menahan tangan Bella.
"Lepas!! Mata ku sakit jika terus melihat pasangan tak tau diri di rumahku sendiri!!" Bella menghentakkan tangan Elang, karena gerakan Bella yang terlalu keras membuat air di dalam gelas Bella sedikit tumpah ke celana Elang. Tapi Bella tak peduli, Bella hanya menatapnya sekilas lalu pergi ke taman belakang untuk menikmati makan malamnya yang sempat terganggu.
"Elang, celana kamu basah. Gimana dong? Bahkan Bella nggak minta maaf sama kamu Lang!!" Bella mengambilkan Elang tisu untuk mengeringkan celananya.
"Tidak papa, memang aku yang salah!!" Elang menatap Bella yang duduk di kejauhan dari pintu kaca samping meja makan. Marisa yang mengikuti arah pandang Elang merasakan sakit di dadanya. Marisa takut Elang sudah mulai melunak dan mencintai Bella.
-
-
-
-
-
-
Happy reading😘
Semoga suka, dan jangan lupa tinggalkan jejak mu 😘😘