Nala dan Zayn, dua remaja yang saling jatuh cinta. Nala merupakan gadis yatim piatu yang di rawat oleh tantenya. Namun karena sebuah kebencian Zayn terhadap Tante dari Nala yang merupakan selingkuhan papanya, membuat Zayn salah langkah hingga menyakiti gadisnya. Apalagi perselingkuhan itu terjadi di saat sang mama koma.
Dan di saat yang sama, Zayn mengetahui kenyataan bahwa dirinya bukanlah anak kandung mama papanya.
Lalu siapakah orang tua kandung Zayn??
Bagaimana pula dengan hubungan antara Zayn dan Nala???
Apakah Nala tak berhak bahagia???
Selamat datang di tulisan receh Mak othor 🤭. Semoga berkenan ya bestiiii...
Silahkan mampir, tapi please...kalo emang ngga minar, tolong skip aja dan tapi jangan kasih bintang 1 ya 🙏🙏🙏☺️
Terimakasih 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 31
Nala dan Zayn kembali ke kost mereka. Jadwal mereka besok adalah belanja kebutuhan bengkel. Mungkin memakan waktu beberapa hari sampai ruko itu siap di huni.
"Apa ngga sebaiknya kamu minta tolong sama teman-teman mu mas? Ya ...buat sekedar menata tempatnya."
"Mereka sudah sibuk sama urusan kuliah. Tenang aja, pelan-pelan juga selesai kok!",kata Zayn.
"Iya...tapi aku bantu sebisanya doang kan, masa kamu capek sendiri!", kata Nala.
Zayn tersenyum tipis.
"Udah...ngga apa-apa, ini kan emang tanggungjawab aku! Eum...bentar deh!", Zayn mengambil ponselnya.
"Kenapa?", tanya Nala.
"Mau tanya temen dulu, mereka udah dapat kerja apa belom!", kata Zayn.
Dan setelah itu, ia menghubungi Arda dan Marwan.
[Hallo???]
[Hallo, Da. Ini gue Zayn!]
[Ya Zayn, gimana?]
[Lo sama Marwan udah dapat kerja?]
[Belom nih....masih ngelamar sana sini! Mana bekel dari kampung udah habis lagi]
[Kalo gitu...kalian mau ngga, ikut gue di bengkel. Baru mau buka nih. Kalian sekalian tinggal di sini bareng gue]
[Sama Lo? Terus bini Lo?]
[Ya Lo sama Marwan di bawah gue di lantai atas. Tapi....gue ngga bisa kasih gaji gede lho. Maklum aja ya, baru rintis!]
[Gue mau Zayn! Mau banget! Yang penting kita bisa tinggal di situ gratis. Gaji yang penting cukup buat makan, udah lebih dari cukup!]
[Oke, gue tunggu besok ya. Nanti aku sms alamatnya]
[Siap brooo! Makasih banyak ya bos]
[Hahahah bos?? Bisa aja Lo]
Panggilan itu pun berakhir. Nala tentu ingin tahu siapa teman yang Zayn maksud. Namanya asing, bukan nama teman sekolah.
"Teman kamu yang mana mas?", tanya Nala.
"Itu...Marwan sama Arda. Kita kenal di warung kopi. Kebetulan mereka dari kampung mau cari kerja. Tapi sampai sekarang ngga dapat-dapat. Ya udah ngga ada salahnya kan kita ajak kerja sama."
"Tapi...kalian belum lama saling kenal. Emang ngga apa-apa? Dan...kita tinggal bersama?", tanya Nala.
"Nanti kita atur tempat tinggal mereka di bawah tanpa harus mengganggu privasi kamu sayang, heum???", Zayn mengusap pipi Nala dengan punggung jarinya.
Nala mengangguk tipis. Tentu ia akan merasa risih jika harus seatap dengan laki-laki lain. Tentu berbeda saat di kost seperti ini.
💫💫💫💫💫💫💫
Marwan dan Arda memenuhi panggilan Zayn. Keduanya pun berkenalan dengan Nala.
Jadwal pagi ini adalah menyekat ruangan untuk kamar Marwan dan Arda tanpa harus selalu melewati ruang privasi Nala.
Zayn mendesain sedemikian rupa sampai apa yang ia pikirkan menjadi nyata.
"Capek ya?", tanya Zayn pada dua temannya itu.
"Lumayan!", jawab Arda.
"Besok barang dan peralatan untuk bengkel baru datang. Besoknya baru kita buka secara resmi nih bengkel, gimana?", tanya Zayn.
"Siap bos....!!", kata Marwan dan Arda.
"Kalian mau langsung pindah di sini juga ngga apa-apa!", kata Zayn.
"Masih dua hari lagi sih sewa kost kita! Gimana Wan?", tanya Arda pada Marwan.
"Ngabisin jatah tinggal di kost dulu deh, sayang udah bayar heheheh!"
Dan mereka pun bubar lalu kembali ke kost mereka masing-masing.
💫💫💫💫💫💫💫
Waktu terus berlalu. Bengkel yang Zayn jalani pun ramai pelanggan. Meski baru satu bulan, nyatanya pelayanan Zayn dan dua anak buahnya menjadi terkenal dari mulut ke mulut.
"Mas, aku beli makan siang dulu. Mau makan apa kalian?", tanya Nala. Zayn tak mengijinkan Nala memasak. Karena tak ingin melihat sang istri repot, jadi tinggal beli jadi. Mungkin nanti kalau sudah punya anak, pikir Zayn.
"Mas kaya biasa aja!", jawab Zayn.
"Kita juga sama, mba!", jawab Arda dan Marwan.
"Oke....!", kata Nala. Sejak tinggal di ruko, Nala memutuskan untuk memakai hijab meski belum syari. Setidaknya sudah mulai berbenah dan hanya Zayn yang melihatnya.
Nala membeli makanan di warteg yang tak terlalu jauh dari ruko.
Saat berjalan di trotoar tiba-tiba ada orang yang melemparkan amplop coklat padanya.
"Astaghfirullah!", pekik Nala. Namun si pelempar sudah melaju kencang dengan motornya.
Nala mengambil amplop itu lalu membukanya. Dan ternyata berisi foto-foto Zayn yang sedang bekerja dengan dua temannya.
Zayn nampak kumal dengan pakaian yang kotor terkena oli dan lainnya.
Ponsel Nala pun berdering. Nomor yang tak ia beri nama pun muncul di sana karena ia hafal siapa pemiliknya.
[Assalamualaikum hallo....]
[Kembalikan putra ku!]
Deg!
Jantung Nala berdegub hebat.
[Tante....]
[Sudah cukup kamu membawanya menderita dan miskin seperti itu. Saya mamanya, perempuan yang sudah memberinya kehidupan layak sejak kecil. Tapi kamu datang dan membuatnya harus bekerja sekasar itu?? Kembalikan Zayn pada saya ...kembalikan!!]
Suara ibu mertuanya yang begitu memohon terdengar sangat kasihan di telinga Nala.
[Maaf Tante...tapi saya....]
Tut...Tut...panggilan di akhiri. Nala tertegun di buatnya. Dengan pikiran yang kacau, ia pun melanjutkan menuju ke warung makan langganannya.
Dan setelah memesan semuanya, ia kembali ke ruko.
Terlihat dengan jelas wajah Zayn kelelahan. Keringat yang mengalir di pelipisnya dan wajah kotor berdebu juga penuh bekas oli.
Tapi masih terlihat ada tawa di wajah pemuda tampan itu saat bercanda dengan pelanggan dan juga dua sahabatnya.
"Makan dulu!", pinta Nala.
"Iya tanggung sayang!", jawab Zayn. Nala pun menuju ke kasir. Ia menyimpan foto-foto suaminya tersebut di bawah buku yang ada di dalam laci.
Hanya ia yang biasa membuka laci. Jadi ia tak khawatir jika Zayn akan melihatnya.
"Yuk makan sama-sama, suapin ya Yang!", kata Zayn mengejutkan Zayn. Nala sedikit tergagap dan buru-buru menutup lacinya.
"Heum, iya! Manja amat! Malu tahu sama mereka?!", bisik Nala sambil melirik Marwan dan Arda.
"Biarin! Aakkk...!", kata Zayn minta di suapin. Dan Nala pun menyuapi bayi besarnya tersebut dengan telaten.
💫💫💫💫💫💫💫
terimakasih 🙏🙏🙏
berakhir dengan happy ending Alhamdulillah