Kehidupan mewah serba berkecukupan tidak menjanjikan sebuah kebahagiaan. Contohnya saja Evelina, memiliki segalanya. Apapun yang dia inginkan bisa ia dapatkan. Namun, Eve selalu merasa kesepian, hatinya terlalu gunda mengharapkan perhatian kedua orang tuanya yang terlalu sibuk dengan dunia mereka.
Suatu hari, karena selalu meninggalkan putri mereka sendirian. Kedua orang tua Eve memutuskan untuk menjodohkan putri mereka dengan salah satu anak dari sahabatnya.
Pertanyaan nya, akankah Eve bisa bahagia? menikah muda dan bergabung dengan keluarga baru apa bisa membuat kesepian itu hilang?
Mau tahu jawabannya? yuk ikutin kisah perjalanan cinta Eve dan Joenathan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceritaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Seperti yang Bu Jenita perintahkan, Eve menghadap ke guru BK. Meskipun tidak bersalah dia tetap harus mematuhi perintah guru kesayangan nya itu.
Eve masuk ke ruang BK , dia menemui Bu Angle selaku guru BK.
"Eve!" Gumam Bu angle ketika melihat Eve memasuki ruangannya.
"Maaf Bu, saya di suru menghadap ke ibu karena perbuatan yang tidak saya lakukan." Tutur Eve.
Bu angle tidak merespon, dia hanya menyuruh Eve duduk di depan meja konselingnya.
Eve pun mengerti kode yang Bu angle berikan, ia langsung duduk berhadapan dengan Bu angle.
"Apa benar kamu yang menyebar foto foto itu?" tanya Bu angle.
"Tidak Bu, saya baru datang dan langsung masuk ke kelas, bahkan ketika saya tiba di sekolah, sekolah sudah mulai ramai." Ucap Eve.
Bu angle menghela nafas dalam, menghadapi Eve harus ekstra sabar, karena ini bukan pertama kalinya gadis ini masuk ke ruangannya ini.
"Eve, foto foto itu memang tidak ada yang salah. Tapi, menyebar di area sekolah itu tidak wajar dan tidak benar Eve." Terang Bu angle mencoba memberi pengertian.
Eve melongo, harus seperti apa dia menjelaskan agar mereka mengerti.
"Bu, jika saya yang melakukannya, pasti ada yang melihat saya menempelnya Bu. Jelas jelas saya datang 10 menit sebelum bel!" tutur Eve tak habis pikir.
"Lalu, kenapa kamu mengancam Jia dan membuatnya terluka?"
Oh apalagi ini, Eve menahan nafas. Tuduhan yang di berikan kepadanya sungguh tidak masuk akal.
"Apa dia memiliki bukti kalau saya mengancam atau menganiaya dirinya?" tanya Eve, membuat Bu angle terdiam.
Eve mulai kesal, ia mulai berpikir telah salah memilih tempat sekolah. Mengapa guru gurunya begitu bodoh dan mudah di tipu oleh orang seperti Jia.
Apa karena dirinya selalu membuat ulah sehingga mereka mulai jengah dan tidak mau berpikir jernih tentang masalah ini, dan menganggap sudah pasti Eve yang salah.
Oh astaga, haruskah selamanya dirinya di anggap bersalah?.
Eve kembali menarik nafas dalam, kemudian menghembuskannya secara perlahan. Eve tidak bodoh, dia hanya butuh ketenangan untuk berpikir.
"Baiklah Bu, untuk membuktikan saya benar membuat Jia terluka atau tidak. Ayo kita lakukan visum. Pasti ada jejak tangan saya di lukanya atau di tubuhnya. Karena saya yakin, hari ini saya belum bersentuhan dengan anak Dajjal itu" Usul Eve membuat Bu angle kaget. Pemikiran Eve sangat luas, dia sampai memikirkan hal itu.
"Apa kamu yakin?" tanya Bu angle meyakinkan Eve.
"Yea of course, lakukan hari ini juga!" Tegas Eve.
Bu angle menatap wajah Eve lekat, tak ada rasa takut di matanya. Bu angle yakin Eve tidak bersalah.
"Kenapa diam Bu? mencelakakan teman adalah perkara besar Bu, ini sangat bahaya. Dan ibu juga harus ingat. Mencemarkan nama baik juga perkara besar. saya ingin ini di selesaikan sampai tuntas!" Sambung Eve lagi.
Bu angle tampak berpikir, kemudian mengangguk. Dia juga harus menentukan siapa yang benar dan salah. Ini juga akan jadi pelajaran bagi siswa siswi lain.
Cctv sudah di cek, dan Jia mengatakan Eve melakukannya di toilet. Sangat tidak masuk akal.
"Baik lah Eve, kamu boleh ke kelas terlebih dahulu. Nanti akan ibu tindak lanjuti" ucap Bu angle.
Eve mengangguk, kemudian dia pamit setelah menunduk memberi hormat.
Bu angle menatap kepergian Eve. Dia tahu Eve sangat pintar, pemikiran nya juga sangat luas. Tapi entah mengapa dia selalu saja membuat masalah.
Bu angle langsung menghubungi Joe, dia meminta Joe membawa Jia ke ruang BK untuk di interogasi. Sebelum melibatkan pihak kepolisian Bu angle harus memastikan permasalahan terlebih dulu. Dia juga harus memikirkan reputasi sekolah jika masalah internal ini sampai keluar.
Joe sudah mendapat perintah dari guru BK. Dia pun segera memanggil Jia dan menyuruhnya ke ruang BK.
"Jia!" Panggil lantang ketika ia masuk ke dalam kelas Jia.
Bukan hanya Jia, tapi seisi kelas terkejut mendengar suara Joe.
Jia bangkit dari duduknya, beruntung guru tidak ada. Jadi dia tidak terkena sangsi.
"Ada apa joe, Lo manggil gue?" tanya nya centil.
"Ikut gue sekarang ke ruang BK!"
Joe menarik tangan Jia, seketika gadis itu berteriak kesakitan.
"Aww.. Joe pelan pelan, tangan gue sakit tahu." pekiknya.
Joe tidak peduli, dia menari lengan Jia dan menariknya menuju ke ruang BK.
Jia semakin panik, dia takut kebohongan nya terbongkar.
"Ngapain sih ajak gue ke sini, gue gak salah apa apa Joe." Rengek Jia.
"Lo harus membuktikan semuanya. Jika Lo benar benar gak salah, maka Lo gak perlu takut!" Balas Joe sinis.
Jia langsung terdiam, tapi dia tetap angkuh dan yakin kalau dia bisa membuktikannya kalau Eve adalah yang salah.
"Bu angle " panggil Joe.
Wanita cantik yang sedang membuat minum langsung menoleh. Bu angle melangkah menuju ke meja nya sambil mengaduk aduk kopinya.
"Duduk!" titah Bu Angle datar. Dari raut wajahnya, terlihat Bu angle sedang tidak memiliki mood yang bagus.
Jia duduk di kursi, sedangkan Joe berdiri di samping meja Bu angle. Kini Jia dan guru BK killer itu saling berhadapan. Jantung Jia sudah berdegup kencang. Tapi, ia tetap berusaha untuk tenang.
"Jia, jelaskan kepada kami bagaimana kejadiannya. Apa kamu punya saksi soal kelakuan Eve?" Tegas Bu angle.
"Ha, hmm tentu saja Bu. semua orang tahu kok kalau Eve selalu mencari masalah dengan saya." Jawab Jia awalnya ragu, tapi pada akhirnya dia tetap berusaha untuk membuktikan bahwa Eve yang bersalah.
"Dia sengaja menempel foto itu, lalu mengancam saya sampai tangan saya terluka!" ucap Jia menunjukkan tangannya yang di perban.
"Kalau begitu ibu akan menindak lanjuti kasus ini. perlakuan Eve sudah sangat keterlaluan." ucap Bu angle.
Mendengar hal itu, Jia merasa sangat senang. Ia berpikir rencananya akan berhasil dengan mulus.
"Karena tidak ada rekaman cctv ataupun saksi yang menyaksikan perbuatan Eve kali ini. maka kita akan melakukan visum." ucap Bu angle lagi.
Duar
Bak di sambar petir, Jia merasa sangat terkejut mendengar hal itu.
"Benar Bu, itu bukan ide yang buruk. Saya juga ingin tahu, Eve atau Jia yang berbohong." sahut jeo.
Seketika wajah Jia berubah pucat, kebohongan nya akan segera terbongkar.
Tidak, ia tidak akan membiarkan hal ini terjadi.
"Bu, kenapa harus visum. Mengapa kita harus melibatkan orang luar Bu?" tanya Jia, ia berusaha agar Bu angle memikirkan kembali rencananya.
"Ini satu satunya cara Jia, agar kasus ini bisa selesai." balas Bu angle sambil meminum kopinya.
"Setuju!" sahut Joe lagi.
Jia terdiam, dia tidak tahu harus melakukan apa lagi.
"Saya akan memaafkan Eve kok Bu. Jangan sampai reputasi kita tercemar karena hal ini." Jia masih terus berusaha menggagalkan rencana Bu angle.
"Tidak bisa, jika masalah ini di biarkan begitu aja. Maka, ini akan kembali terjadi." balas Joe, ia mulai melihat raut ketakutan dari Jia.
Joe emang tidak yakin, jika Eve yang membuat tangan Jia terluka. Meskipun sering membuat onar, hati Joe yakin Eve tidak bersalah.
semoga aja Risna gak jadi penghalang kebahagiaannya Eva.,kalo udah nikah sama Joe
masa guru gak bisa memberikan keringanan buat muridnya, masalah foto ajah dipermasalahkan yang penting kan bukan foto senonoh,aneh banget deh .
Jia yah yg datengin Leo ,mau ajak sekongkol 😏😏😏