Terbangun dari koma, status Alisha telah berubah menjadi istri Rafael. Saat dia masih terbaring tidak sadarkan diri, ayahnya telah menikahkan Alisha dengan Rafael, laki-laki yang menabraknya hingga koma dan mengalami kelumpuhan.
Alisha tidak bisa menerima pernikahan itu, terlebih sikap Rafael sangatlah jauh dari kata suami idaman. Alisha terus memaksa Rafael untuk menceraikannya. Namun, Rafael dengan tegas menolaknya.
Mampukah Alisha bertahan? Atau Rafael menyerah dan menceraikan Alisha?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ceraikan Aku ~ Bab 5
Alisha memejamkan mata tidak berani menatap Rafael yang hatinya sedang diselimuti amarah. Meski dia sangat ketakutan, tapi Alisha tidak berani berbuat apa-apa. Yang bisa dilakukannya saat ini hanyalah diam, diam, dan diam. Salah bicara sedikit saja, Rafael bisa kembali meledak dan itu pasti sangat buruk.
Sementara itu, laki-laki yang baru saja membanting vas bunga itu, kini sedang mengatur napas supaya emosinya tidak lagi meledak. Dia memang mengalami gangguan emosi yang sudah diderita beberapa tahun terakhir.
Cukup lama mereka terdiam, hingga Rafael berhasil mengendalikan dirinya. Dia menarik kursi di meja rias, lalu duduk di samping Alisha yang masih ketakutan dengan suaminya sendiri.
"Apa kamu takut denganku?" tanya Rafael tanpa menoleh pada Alisha. Pandangannya lurus menatap puluhan ikan yang menghiasi kolam miliknya.
"Saat kamu melihat orang asing mengamuk di depanmu, apakah kamu tidak akan takut? Kita orang asing yang dipertemukan karena takdir, tapi bukan takdir menikah yang aku inginkan. Pernikahan bagiku adalah sumber kebahagiaan. Menikah artinya membangun kebahagiaan, jika menikah dengan orang asing yang tidak aku cintai dan dia tidak mencintaiku, apa aku bisa bahagia?"
Alisha melirik Rafael yang sama sekali tidak mau menoleh padanya. Pandangannya tetap lurus ke depan.
"Memangnya siapa yang bilang kalau kamu bercerai denganku kamu akan bahagia? Kamu tidak punya orang tua, tidak punya keluarga, tidak punya kekasih. Kamu cuma punya aku, Alisha," balas Rafael dengan tegas.
Alisha membeku. Apa yang dikatakan Rafael itu memang ada benarnya. Dia tidak memiliki siapa pun saat ini, apalagi keadaan kakinya yang lumpuh.
"Jadi, berhenti memikirkan perceraian, dan berusahalah untuk sembuh," sambung laki-laki itu.
Rafael beranjak dari tempat duduknya, dia berniat meninggalkan Alisha, tapi saat dia bergerak, lagi-lagi ada yang membuka pintu kamar.
Kali ini Rafael tidak marah melihat siapa yang datang. Dia hanya memejamkan mata dengan tangan terkepal. Hembusan napas pelan terdengar samar saat dia kembali membuka mata.
"Tidak bisakah Mama mengetuk pintu untuk menghormati penghuni kamar ini?" tanya Rafael. Ekspresi datar masih saja menghiasi paras tampannya. Seolah menggambarkan sosok laki-laki yang berdarah dingin.
"Mama ini mama kamu Rafa, memang kamu mungut siapa sih di kamar ini?" Wanita bergaun merah bernama Syana itu melirik sinis pada Alisha yang terduduk di kursi roda.
Alisha menelan salivanya dengan kasar, dia baru mendapat fakta bahwa ternyata dia masih punya mertua.
"Dia istriku," jawab Rafael.
Reaksi Syana yang merupakan ibu kandung Rafael itu langsung melotot dan berjalan cepat menghampiri putranya. Dia sangat mengenal putranya yang selalu berkata apa adanya tanpa basa-basi.
"Istri dari mana? Kapan kamu nikah?" tanya Syana masih dengan melotot tidak terima.
Rafael sama sekali tidak takut. Dengan santai dia menjawab, "Satu bulan lalu, tidak penting dia dari mana, yang jelas dia istriku, menantu di keluarga Hartono."
"Menantu apanya? Menantu itu kalau keluarga kita merestui, kamu pikir papa kamu akan mengakui pernikahan ini?" teriak Syana yang tidak terima mempunyai menantu seperti Alisha yang cacat dan harus duduk di kursi roda.
Alisha mengerti, dia tidak diterima di keluarga suaminya. Itu artinya, dia akan mempunyai banyak kesempatan untuk meminta Rafael menceraikannya. Melalui mertuanya, Alisha seolah memiliki harapan baru untuk terlepas dari laki-laki yang tidak dikenalnya itu.
"Baguslah Nyonya, saya juga tidak berharap menjadi menantu Anda," sahut Alisha.
Syana melirik Alisha yang kini mendongak menatapnya. Sejenak, Syana terpukau dengan kecantikan Alisha. Rambutnya yang hitam legam, lurus dan panjang. Matanya tidak terlalu bulat dengan bulu mata lentik alami. Pantas saja, putranya bersedia menikahi gadis cacat, pasti karena kecantikannya itu.
"Alisha diamlah, kalau kamu tidak mau mendapat hukuman dariku!"
Kata-kata Rafael yang tegas membuat Syana kembali menatap putranya itu. Dia menyingkirkan rasa sukanya yang sedikit timbul melihat kecantikan menantunya itu.
"Apa kamu menikahinya karena Melinda? Kamu pasti ingin membalas Melinda melalui dia, 'kan Rafa?"
Dada Rafael terasa sesak mendengar nama wanita itu kembali disebut setelah sekian lama. Padahal dia sudah melarang siapa pun untuk menyebut nama Melinda saat di hadapannya, tetapi dengan beraninya Syana tanpa ragu menyebutkan nama itu lagi.
"Alisha istriku, tidak ada hubungannya dengan wanita sial itu."
selebihnya mah jelmaan 😈
sadar diri saat sekarat doang
yakin lah pasti dimaafin kok
kan cuma kata maaf doang ya kan.
ogah banget bersimpati sama manusia laknat kayak gitu.
untung alisha tidak memiliki jiwa 😈 dan pendendam seperti saya.
alis hidup tanpa Dito lebih baik hidup pas'pasan asal tetap dengan ' the you one only ' Dito
seneng banget baca cerita kalo tokoh utama wanitanya itu tangguh, g menye2 dan g lebay..
jadi seru kan bacanya.. 🥰🥰🥰
lanjut baca cerita satria ma shaka juga..
ntar dibaca satu2 pokoknya sampai semua cerita abis..
yg pasti keren2 ceritanya..
oke deh langsung aja cuss, kita berangkaaattt!!! 🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️
anyway, stay healthy and keep fighting ya kak..
sukses selalu.. 💪🏻😘😍🤩🥰