NovelToon NovelToon
When It Rains I Find You

When It Rains I Find You

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Slice of Life
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Putu Diah Anggreni

Nana, gadis pemberani yang tengah berperang melawan penyakit kanker, tak disangka menemukan secercah keajaiban. Divonis dengan waktu terbatas, ia justru menemukan cinta yang membuat hidupnya kembali berwarna.

Seorang pria misterius hadir bagai oase di padang gurun. Sentuhan lembutnya menghangatkan hati Nana yang membeku oleh ketakutan. Tawa riang kembali menghiasi wajahnya yang pucat.

Namun, akankah cinta ini mampu mengalahkan takdir? Bisakah kebahagiaan mereka bertahan di tengah bayang-bayang kematian?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putu Diah Anggreni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 30: Nusa Penida

Setelah dua hari di rumah sakit, kesehatan gue semakin membaik. Arga, Dito, dan Bara tetap setia menemani, memastikan gue nggak terlalu capek. Mama tiba-tiba masuk dengan wajah sedikit khawatir.

"Nana, mama harus pulang duluan ke Bandung. Ada pekerjaan penting yang nggak bisa ditunda," kata mama dengan nada menyesal.

Gue menatap mama dengan sedikit kecewa. "Tapi Ma, kita kan baru aja selesai liburan."

Mama tersenyum lembut. "Iya, mama juga berat ninggalin kalian. Tapi nanti di Bandung, mama pastikan semuanya siap buat kamu. Lagipula, kamu kan masih punya Arga, Dito, dan Bara di sini."

Arga tersenyum, memberikan dukungan. "Tenang aja, Tante. Kita bakalan jagain Nana dengan baik."

Mama mengangguk. "Tante percaya sama kalian. Jangan lupa, Nana masih harus banyak istirahat. Jangan terlalu capek ya."

Gue mengangguk. "Iya, Ma. Hati-hati di jalan."

Setelah berpamitan dan memastikan semuanya sudah siap, mama akhirnya pulang ke Bandung. Gue merasa sedikit sedih, tapi gue tahu mama pasti ada di sana untuk gue.

Sore harinya, saat Kita lagi bersiap-siap untuk balik ke hotel, Arga tiba-tiba mengusulkan sesuatu.

"Na, inget nggak waktu di rumah sakit, gue pernah janji bakal ngajak lo ke Pantai Lovina?" Kata Arga mencoba mengingatkan. "Tapi gue baru searching di google Dan gue menemukan tempat yang lebih Indah daripada itu."

Gue mengernyitkan dahi, "oh ya? coba jelasin ke gue, Nusa Penida itu dimana?"

"Di seberang Pulau Bali, kita bisa naik kapal dari Pelabuhan Pantai Sanur. Tempatnya keren banget, ada pantai pasir putih dan pemandangan laut yang indah," jelas Arga dengan semangat.

Dito dan Bara langsung bersorak. "Wah, ide bagus tuh! Kita bisa snorkeling juga!"

Gue tersenyum. "Serius, Ga? Kita bisa ke sana?"

Arga mengangguk. "Iya, gue udah atur semuanya. Kita bisa nginap semalam di sana sebelum balik ke Bandung. Pasti seru deh!"

Gue merasa semangat dan antusias. "Oke, gue setuju! Kita ke Nusa Penida!"

Keesokan harinya, kami berangkat ke Pelabuhan Pantai Sanur untuk naik kapal menuju Nusa Penida. Perjalanan di mobil penuh dengan canda tawa dan cerita. Setibanya di pelabuhan, kami membeli tiket dan menunggu kapal di dermaga.

"Eh, Dit. Lo masih punya sunblock nggak? Punya gue ketinggalan nih," tanya Bara sambil ngeliat sekitar.

Dito mengangguk. "Gue ada sih, tapi gue nggak yakin cukup buat kita berempat. Arga, lo punya?"

Arga ngangguk sambil nyengir. "Tenang, gue udah siapin semuanya."

Ketika kapal mulai berangkat, kami duduk di bagian atas, menikmati angin laut yang sejuk dan pemandangan laut biru yang membentang luas.

"Nah, Na. Lihat deh ke sana," kata Arga sambil menunjuk ke horizon. "Nusa Penida ada di situ. Lo bakal suka deh."

Gue tersenyum dan merasa nggak sabar. "Kayaknya seru banget, Ga. Gue nggak sabar buat sampai di sana."

Perjalanan di kapal berlangsung sekitar satu jam. Sesampainya di Nusa Penida, kami disambut dengan pemandangan yang memukau. Laut biru jernih, pantai pasir putih, dan tebing-tebing tinggi yang mengelilingi pulau.

Kami langsung menuju penginapan kecil yang nyaman, letaknya nggak jauh dari pantai. Setelah menaruh barang-barang, kami berjalan-jalan di sekitar pantai. Suasananya tenang dan damai.

Dito tiba-tiba punya ide untuk bermain voli pantai. "Ayo, kita main voli pantai dulu sebelum snorkeling!"

Bara setuju. "Setuju! Gue dan Nana lawan Arga dan Dito!"

Kami mulai bermain voli pantai dengan semangat. Canda tawa terus terdengar, terutama saat Dito terus gagal menerima bola dengan benar.

"Dit, lo main voli apa nari balet sih?" ejek Bara sambil tertawa.

Dito cemberut. "Ah, ini pasirnya licin!"

Arga dan gue hanya tertawa melihat tingkah laku mereka.

Setelah bermain voli pantai, kami memutuskan untuk snorkeling. Air laut yang jernih mengundang kami untuk segera terjun. Dito dan Bara sudah lebih dulu bersiap dengan peralatan snorkeling mereka.

“Nana, sini gue bantuin lo pake snorkel-nya,” kata Arga sambil memasang masker snorkeling di wajah gue.

“Thanks, Ga,” jawab gue dengan senyum.

Setelah semua siap, kami perlahan masuk ke dalam air. Sensasi dingin air laut langsung menyapa kulit kami. Gue merasa sedikit gugup, tapi Arga selalu ada di samping gue, memastikan gue baik-baik saja.

“Tenang aja, Na. Lo pasti suka begitu ngeliat bawah lautnya,” kata Arga sambil menggenggam tangan gue.

Kami mulai menyelam, dan pemandangan bawah laut yang menakjubkan langsung terlihat. Terumbu karang yang berwarna-warni dan ikan-ikan kecil yang berenang lincah di sekeliling kami membuat gue terpesona.

“Ga, liat deh! Itu ikan apa ya?” tanya gue sambil menunjuk sekelompok ikan berwarna cerah yang berenang bersama.

Arga mendekatkan wajahnya ke arah gue, suaranya terdengar sedikit teredam oleh air. “Itu ikan parrotfish, Na. Cantik banget, ya?”

Gue mengangguk antusias. “Iya, cantik banget!”

Kami terus menyelam lebih dalam, mengikuti arus yang tenang. Tiba-tiba, Bara mendekat dengan ekspresi penuh semangat.

“Eh, kalian harus lihat ke sana! Ada penyu besar lagi berenang!” seru Bara sambil menunjuk ke arah kiri.

Kami semua berenang mengikuti arahan Bara. Benar saja, ada penyu besar yang berenang dengan anggun di antara terumbu karang. Gue merasa sangat kagum melihat makhluk laut yang begitu besar dan indah.

“Wow, keren banget! Baru kali ini gue ngeliat penyu sebesar itu dari dekat,” kata Dito dengan mata berbinar.

Arga dan gue berenang mendekati penyu itu dengan hati-hati. “Na, ini momen langka. Jangan lupa untuk tetap tenang dan nikmatin pemandangannya,” bisik Arga.

Kami berenang berdampingan dengan penyu itu selama beberapa menit, menikmati setiap gerakannya yang elegan. Setelah beberapa saat, penyu itu perlahan menjauh, meninggalkan kami dengan rasa takjub.

Gue dan Arga berhenti sejenak, mengapung di atas permukaan air sambil mengambil napas.

“Ga, ini bener-bener pengalaman yang nggak terlupakan,” kata gue dengan senyum lebar.

Arga mengangguk. “Iya, Na. Gue seneng banget lo bisa nikmatin ini. Gue udah janji, kan? Bakal kasih lo pengalaman yang indah.”

Kami melanjutkan snorkeling, menjelajahi lebih banyak keindahan bawah laut Nusa Penida. Dito dan Bara terus berenang ke sana kemari, seperti anak kecil yang baru pertama kali main air.

“Eh, Dit! Lo kok malah berenang kayak ikan koki? Lucu banget liat gaya lo,” goda Bara.

Dito hanya tertawa. “Halah, yang penting gue happy, Ra!”

Setelah beberapa saat, kami semua berkumpul kembali di atas perahu kecil yang kami sewa. Kami duduk di tepi perahu, menikmati angin laut yang sejuk sambil bercerita tentang pengalaman snorkeling kami.

“Nana, lo lihat nggak tadi ada terumbu karang yang bentuknya kayak otak manusia? Gue sampai takut liatnya,” kata Bara sambil tertawa.

“Iya, liat, Ra. Serem tapi keren banget, ya,” jawab gue.

Arga mengeringkan rambutnya dengan handuk, lalu menatap gue dengan senyum hangat. “Na, lo kelihatan happy banget. Gue seneng banget ngeliat lo kayak gini.”

Gue menatap Arga dengan mata berbinar. “Thanks, Ga. Ini semua karena lo. Gue beruntung punya lo.”

Arga menggenggam tangan gue erat. “Sama-sama, Na. Gue juga beruntung punya lo.”

Momen itu terasa begitu sempurna. Kami duduk di atas perahu, menikmati keindahan Nusa Penida sambil berbagi tawa dan cerita. Gue merasa sangat bersyukur bisa mengalami semua ini bersama orang-orang yang gue sayangi. Perjalanan snorkeling di Nusa Penida akan selalu jadi kenangan yang tak terlupakan bagi gue.

1
Kia Shoji
Hu hu hu... ❤️
Putu Diah Anggreni
Aku juga pas buatnya nangis kak/Sob/ Apalagi ini hasil imajinasi aku yg lagi di kemo/Sob//Cry/
dee zahira
nangis baca di part ini
dee zahira
semangat
dee zahira
keren kak...
azura Shekarningrum
Luar biasa
azura Shekarningrum
Lumayan
ㅤㅤZ
Paporitin dulu besok lanjut lagi
ㅤㅤZ
Keren
Protocetus
min kunjungin ya novelku Bola Kok dalam Saku
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
dah sampe sini dulu bacanya. besok lagi. mau tidur 🫶
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
ini terlalu sweet 🥹
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
hey kenapa favorit kita sama semua 😌🤌
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
aaaaaa jd ikutan excited
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
🥹 bertahan ya say
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
milih latarnya Borobudur doang 😍
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
aaaargggh gemas
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
baca NT rasa WP 😆👍
Ms S.
Gak sabar nih nungguin kelanjutannya, update cepat ya thor!
Putu Diah Anggreni: Halo kak, sudah update lagi ya/Heart/
total 1 replies
Aerik_chan
wahhh untuk ada secercah harapan....
yuk kak saling dukung #crazy in love
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!