NovelToon NovelToon
Takdir Yang Menyapa

Takdir Yang Menyapa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Cintamanis
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Alika zulfiana

Setelah bertahun-tahun berpisah, hidup Alice yang dulu penuh harapan kini terjebak dalam rutinitas tanpa warna. Kenangan akan cinta pertamanya, Alvaro, selalu menghantui, meski dia sudah mencoba melupakannya. Namun, takdir punya rencana lain.

Dalam sebuah pertemuan tak terduga di sebuah kota asing, Alice dan Alvaro kembali dipertemukan. Bukan kebetulan semata, pertemuan itu menguak rahasia yang dulu memisahkan mereka. Di tengah semua keraguan dan penyesalan, mereka dihadapkan pada pilihan: melangkah maju bersama atau kembali berpisah, kali ini untuk selamanya.

Apakah takdir yang mempertemukan mereka akan memberi kesempatan kedua? Atau masa lalu yang menyakitkan akan menghancurkan segalanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alika zulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mereka Berdua berkeluarga! -Arini

Alvaro menyusul Alice yang sudah lebih dulu berjalan menuju rumah. Saat mereka sampai di depan pintu, Arini langsung menyambut dengan senyuman jahil.

"Ya Allah, Kak, mata kamu merah banget. Ihh, malunya," ejek Arini, membuat Alice berdecak kesal.

"Namanya juga ngantuk, Bu. Lagian nih orang yang nyuruh Alice tidur aja tadi," balas Alice, membela diri agar tidak disalahkan.

"Heh, kalau gue gak nyuruh lo tidur, lo juga bakalan tidur, kali," sahut Alvaro yang tidak mau kalah.

Arini hanya bisa menggeleng sambil tersenyum melihat interaksi keduanya. "Oh ya, ini, Bu," ucap Alvaro sambil menyodorkan beberapa tas belanjaan yang dibawanya.

"Wah, banyak banget, Ro," ucap Arini merasa tak enak hati menerima banyak barang.

"Enggak kok, Bu," jawab Alvaro dengan senyum yang tenang, sementara matanya melirik ke arah Alice. Tapi bukannya tersenyum balik, Alice malah dengan santainya menginjak kaki Alvaro dengan keras.

"Akh!" teriak Alvaro kaget, merasakan sakit yang menusuk di kakinya.

"Kenapa?" tanya Alice dengan polos, seolah-olah dia tidak melakukan apa-apa. Alvaro hanya bisa menggigit bibirnya, menatap tajam ke arah Alice.

"Ya sudah, kalau gitu Alvaro pamit dulu, ya, Bu," ucap Alvaro sambil menahan rasa sakit, berpamitan pada Arini. Alice mengikutinya sampai depan.

"Sengaja banget ya lo injak kaki gue," kata Alvaro dengan nada kesal.

"Enggak sengaja," sahut Alice singkat, tersenyum licik. "Hati-hati di jalan," tambahnya sebelum berbalik hendak masuk rumah.

"Tunggu!" seru Alvaro, tiba-tiba berlari kecil kembali ke mobilnya, membuat Alice menatap penasaran.

"Apa ini?" tanya Alice ketika Alvaro kembali dengan sebuah tas berisi sesuatu.

"Makanan serba-serbi keju," jawab Alvaro santai sambil menyerahkan tas itu ke Alice.

"Wihh," Alice berseru dengan mata berbinar. "Makasih ya!" ucapnya sambil tersenyum manis.

"Sama-sama, bocil," balas Alvaro, meskipun dalam hatinya berdebar karena senyuman Alice.

Alice menatap heran. "Eh, tapi lo kok bisa beli ini? Kapan belinya? Bukannya pas kita pulang dari resto, barang-barang ini udah ada di mobil?" tanya Alice, bingung.

"Rahasia," jawab Alvaro dengan wajah jahil.

"Serah, udah sana lo pulang," ucap Alice, kesal karena jawaban Alvaro tidak sesuai dengan ekspektasinya.

"Idih, marah. Ya udah, gue pulang dulu. Babay," ucap Alvaro sambil menjalankan mobil sport hitamnya.

Alice memandang mobil Alvaro yang semakin jauh, lalu bergumam kesal, "Beneran gak dikasih tahu, anjir."

"Tadi kemana aja, Kak?" tanya Arini saat Alice memasuki rumah.

"Em, tadi kan aku nemuin bos. Selama ini kan aku nggak tahu tuh siapa bos yang sebenarnya karena sebelumnya yang ngurusin itu kerabatnya. Tau nggak, Bu, siapa?" ucap Alice dengan nada bersemangat.

"Siapa?" tanya Arini sambil duduk di sofa, terlihat tertarik.

"Simon, Bu. Simon, sepupu Alvaro," terang Alice, tak percaya dengan kenyataan yang baru saja ia hadapi.

"Hah? Hati-hati, loh kamu, Kak. Mereka berkeluarga," ucap Arini, membuat Alice mengangkat alisnya, bingung.

"Hati-hati kenapa, Bu?" tanya Alice tak paham, merasa ada yang aneh.

"Nanti juga kamu paham," sahut Arini, membuat Alice semakin kesal. Sekali lagi, ia merasa kecewa dengan jawaban yang tidak memuaskan.

"Ibu, ihh, apa?!" rengek Alice, masih penasaran dengan maksud perkataan ibunya.

"Terus, setelah kamu tahu itu Simon, gimana?" tanya balik Arini, berusaha mengalihkan pembicaraan.

Alice pun menceritakan semua yang ia alami tanpa ada yang tertinggal, dari pertemuannya dengan Simon hingga obrolan yang cukup panjang di antara mereka.

"Ya udah, sana kamu istirahat. Besok kerja," ucap Arini, lalu pergi ke kamar meninggalkan Alice yang masih berbaring di sofa, mencoba mencerna semua yang baru saja terjadi.

1
Apis
coba thor baca karya othor yg udah suhu perhatikan setiap tanda petik koma titik tanda tanya sesuai pasti pas dan sesuai jd di bacanya enak
g pa" belajar dari yg udah berpengalaman biar bisa lebih baik lg, sayang lho kalo ceritanya udah bagus tp ada pengganggu nya di setiap part nya jd g konsen bacanya karna yg di perhatiin readers nya typo nya tanda petik koma titik tanda tanya selain alur cerita nya
Bulan: baik kak, aku akan revisi ulang, makasi atas saran nya🙏💞
total 1 replies
Apis
harusnya kalimat nya bu aku minjem ini ya, bukan
bu, aku minjem ini, ya," dan masih bnyk kalimat yg tanda titik baca komanya g sesuai thor
Apis
harus nya di kasih tulisan flashback kalo ceritanya mundur thor trs perhatikan tanda baca koma titik ya thor biar bacanya g ke ganggu salam kenal 😅😅
Apis
Hai othor mampir nich masih ngamatin semoga ceritanya bagus ya 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!