NovelToon NovelToon
Tawanan Cinta Casanova

Tawanan Cinta Casanova

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Cintamanis
Popularitas:27.9M
Nilai: 4.5
Nama Author: Alfiana

Anindya Alyssa seorang wanita manis yang memiliki warna kulit putih bersih, bekerja sebagai waiters di salah satu hotel yang cukup terkenal di kotanya. Hidup sebatang kara membuat harapannya untuk menjadi sekretaris profesional pupus begitu saja karena keterbatasan biaya untuk pendidikan nya.


Namun takdir seakan mempermainkan nya, pekerjaan sebagai waitres lenyap begitu saja akibat kejadian satu malam yang bukan hanya menghancurkan pekerjaan, tetapi juga masa depannya.


Arsenio Lucifer seorang pria tampan yang merupakan ceo sekaligus pemilik dari perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. Terkenal akan hasil produksi yang selalu berada di urutan teratas di pasaran, membuat sosok Lucifer disegani dalam dunia bisnis. Selain kehebatan perusahaan nya, ia juga terkenal akan ketampanan dan juga sifat gonta-ganti pasangan setiap hari bahkan setiap 6 jam sekali.


Namun kejadian satu malam membuat sifatnya yang biasa disebut 'cassanova' berubah seketika. Penolakan malam itu justru membuat hati seorang Lucifer takluk dalam pesona seorang waiters biasa.


Lalu bagaimana kisah Assa dan Lucifer?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6

Dengan sangat terpaksa Anindya mendatangi mes di hotel, ia tentu disambut oleh teman-teman kerjanya yang langsung mempertanyakan alasan ia pindah dari rumah sang bibi. 

Anin tahu bahwa teman-temannya itu bukan tidak suka ia ada disana, mungkin mereka hanya penasaran saja dan Anin tentu tidak akan menceritakan yang sebenarnya.

"Ya nggak apa-apa, Kak. Aku cuma mikir capek aja kalau bolak-balik dari rumah kesini," jawab Anindya memberi alasan.

"Terus itu kenapa pipimu, kok merah?" tanya Bima menunjuk pipinya sendiri sebagai isyarat pada Anindya.

Anin yang mendengar itu lantas memegang pipinya yang masih terasa pedih, namun ia tetap tersenyum seraya menggelengkan kepalanya.

"Nggak apa-apa kok, ini mungkin karena produk kecantikan yang aku pakai gak cocok." Jawab Anindya seadanya.

"Ya ampun, Nin. Gak usah pakai gituan karena wajah kamu udah cantik alami," ujar Hardi menggoda.

"Kebiasaan lo, sana balik ke kamar!" usir Desi dengan ketus.

"Iya, ini sudah malam jadi lebih baik kita istirahat dan besok kan sudah bekerja lagi." Tutur Ratna pada semuanya.

Semuanya mengangguk setuju. Bima dan Hardi kembali ke kamar mereka yang tentu terpisah dengan kamar para pegawai wanita. Meski besok mereka shift malam, tetap saja mereka harus istirahat bukan.

Keesokan harinya, karena Anindya tak ada jadwal untuk bekerja hari ini. Ia memutuskan untuk tetap diam di kamarnya sambil menatap foto masa kecilnya bersama orangtuanya.

"Anin, mau ikut jajan gak?" tanya Desi menawarkan.

"Nggak deh, Des. Aku disini aja," jawab Anindya menggeleng.

Desi mengangguk kemudian pergi bersama Bima dan Hardi, sementara Ratna memilih untuk pulang ke rumahnya yang cukup jauh. Tak jarang memang pekerja sepertinya akan memanfaatkan waktu libur atau jika memang mereka shift malam untuk pulang sebentar ke rumah.

Saat sedang asik melihat foto di ponselnya, ia melihat sebuah notifikasi aplikasi hijau dari Zay, pria yang sudah membantunya mendapatkan pekerjaan.

Anin membaca pesan tersebut, ternyata isinya adalah ajakan untuk makan siang bersama di kafe yang lokasinya tidak terlalu jauh dari hotel, pria itu juga menjanjikan akan mentraktir dirinya.

Anin tersenyum, ia lantas membalas bahwa ia akan datang menemui pria itu. Anin sangat beruntung bisa bertemu pria seperti Zay yang sangat baik padanya.

Anin menyimpan ponselnya, ia mungkin akan tidur sebentar sebelum pergi menemui Zay siang nanti. 

***

Siang harinya Anindya sudah rapi dan siap untuk pergi, ia tak memakai banyak makeup, hanya bedak dan sedikit perona bibir agar tak terlihat terlalu pucat.

Setelah dirasa beres, Anin segera keluar dari kamar mes nya, ia meraih ponselnya yang ternyata pesan dari Zay bahwa pria itu sudah menuju kafe.

Anin segera berlari, ia panik dan takut bahwa akan membuat Zay menunggu. Sudah ia yang ditraktir, kan tidak mungkin ia juga yang terlambat.

Anin menaiki kendaraan bus umum. Hanya butuh melewati dua halte, Anin akhirnya sampai di kafe yang Zay beritahu. Segera gadis itu keluar dari halte dan menyebrang jalan menggunakan JPO.

Baru saja kaki Anin melangkah hendak masuk, ia dikejutkan dengan seseorang yang memanggilnya. Seorang pria yang baru keluar dari mobil dan langsung menghampiri dirinya.

"Selamat siang, Pak Zay." Sapa Anindya dengan sopan.

"Hahaha, siang Anin. Tapi jangan memanggilku pak karena usiaku belum setua itu," celetuk Zay sambil tertawa.

"Baiklah, Kak." Ujar Anin ragu-ragu.

Zay mengangguk setuju, panggilan itu terdengar lebih baik daripada pak. Ia sudah seperti punya anak saja dipanggil demikian oleh gadis yang bukan karyawannya.

"Ya sudah, ayo masuk!" ajak Zay seraya mempersilahkan Anin masuk duluan disusul olehnya.

Anindya dan Zay duduk di pojok dekat jendela, mereka segera memesan makanan serta minuman yang akan mereka nikmati siang ini.

"Anin kau mau apa, jangan ragu dan pesan apapun yang kau mau." Ucap Zay setelah memberitahu pesanannya pada pelayan disana.

"Saya salad buah dan strawberry milkshake saja, Pak eh Kak." Sahut Anin meralat panggilannya.

Zay tersenyum lalu mengangukkan kepalanya. Setelah memesan, kini mereka asik berbincang sambil menunggu pesanan datang.

"Jadi bagaimana kerjamu?" tanya Zay duluan.

Zay tentu tahu bahwa gadis didepannya ini masih belum nyaman bicara dengannya, karena itulah mengapa selalu ia duluan yang mengajak bicara.

"Baik, Pak. Saya benar-benar bersyukur karena bisa bertemu anda dan mendapatkan pekerjaan ini. Teman-teman disana pun baik, bahkan mereka mau menerima saya satu kamar dengan mereka." Jawab Anindya menjelaskan.

"Kamar, kau tinggal di mes?" tanya Zay mengerutkan keningnya.

"Iya, Pak. Saya memutuskan untuk tinggal di mes saja karena lelah jika harus bolak-balik ke rumah." Jawab Anin kembali berbohong.

"Ohh begitu, aku doakan semoga kau betah bekerja disana ya." Ucap Zay membuat Anin tersenyum.

"Amin, Pak." Timpal Anin manggut-manggut.

Zay or Arsen???

To be continued

1
Iswanti Mulyani
Biasa
Iswanti Mulyani
Kecewa
Rosienge Masri Ali Pakaya
sekarang baru kau rasa , rasanya sakit di tinggal arsen.
Rosienge Masri Ali Pakaya
kayak nys sudah mulai ad cinta yg tumbu dari arsen ke anindy hhhhh
Wandi Fajar Ekoprasetyo
wah si KK....mau sama asisten Lee.....jgn².ink nama pasangan nya KK ya...../Grin/
Wandi Fajar Ekoprasetyo
mulia sekali hati keluarga ini......
Wandi Fajar Ekoprasetyo
kapan sadarnya si arsen
Wandi Fajar Ekoprasetyo
Anin hamil
Wandi Fajar Ekoprasetyo
owh....maksudnya mau bikin Anin cemburu gitu
Wandi Fajar Ekoprasetyo
klo Arsen memang suka sama Anin setidaknya dia bisa LBH baik lagi dan ga kasar gitu doong
Wandi Fajar Ekoprasetyo
bagus Anin......jd cewek jgn murahan....harus tegas meskipun itu seorang atasan......
Aletea Ezra
Luar biasa
Marie Louis AK
dasar arseb bego jadi orang. macam apa itu. manusia bejat
muaww
Araen dong
Hasma Dzul
ekhemm, yg kena tampar,
Hasma Dzul
lanjut baca
Hasma Dzul
pergi yg jauh anin, biar tau rasa si arsenik
Ichigo bleach
ini Arsen udah kecanduan tubuh Anin tapi ngak bisa halus apa sama Anin ,,🤔🤔🤔🤔🤔
Hasma Dzul
😂lucu, nggak bisa tapi pake dialog Inggris, lanjutt
Ida Rodiah
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!