🏆Juara Satu Fiksi Modern Jalur Kreatif
Bagaimana jadinya, jika seorang pemuda yang baru berusia 18 tahun, harus di penjara hingga 12 tahun lamanya?
Padahal pemuda itu tidak pernah melakukan kesalahan seperti yang dituduhkan kepada orang orang yang menuduhnya. Dia di Fitnah saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Atas kasus pembunuhan seorang pemuda yang tak lain adalah teman satu kelasnya.
Lalu apa yang selanjutnya pria bernama Jo itu lakukan? Setelah dinyatakan bebas dari hukuman yang dia jalani? Mampukah Jo menemukan para dalang yang sudah memfitnah nya dengan sangat keji?
Dan nilah perjuangan Jo.Yang Dinobatkan sebagai seorang mantan Narapidana yang melekat sampai akhir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilham risa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jo Bertemu Clara
Degggghhhh........
Jantung Clara kembali berdetak hebat, kala mendengar suara seorang pria yang mengalun indah di kedua telinganya.
Masih teringat jelas di benak Clara, suara dari pria yang sangat dia cintai dahulu. Hingga dengan cepat, wanita itu langsung berlari meninggalkan Yati dan juga Nadia yang berada di belakangnya.
Clara menerobos kerumunan para warga, yang sedang berdiri sambil mendengarkan pidato yang disampaikan oleh pengusaha kaya raya itu.
Dan sesampainya di barisan paling depan. Wajah Clara yang awalnya tampak bersemangat, kini langsung berubah layu, ketika menatap paras dari pemuda yang berdiri di atas podium dengan begitu gagah.
Wajah pria itu sangat berbeda dengan wajah Jo. Dia terlihat sangat tampan dan juga berwibawa. Menampilkan aura yang begitu kuat dan tampak kaya raya.
Walaupun sekilas ada kemiripan dengan Jo nya, tapi Clara tidak bisa menyatakan jika pemuda itu memang Jo. Sebab pemuda itu sangat berbanding kebalik dengan Jo yang dia cintai.
"Apa yang kau pikirkan Clara! Dia bukan Jo mu. Tidak mungkin Jo mu berpenampilan sekeren itu. Dia adalah orang lain. Yang kebetulan ada sedikit kemiripan oleh Jo. Lagian, di dunia ini, kita memang mempunyai 7 saudara kembar yang wajahnya hampir mirip dengan kita.. Jadi jangan heran, kalau ada orang yang mirip dengan Jo mu. Sadarlah Clara! Jo Andreas sudah meninggal dunia sejak dua tahun yang lalu." gumam Clara meyakinkan dirinya sendiri.
Air mata tidak bisa dibendung lagi, Clara benar-benar meluapkan kesedihannya saat menatap wajah dari pengusaha yang lumayan jauh dari tatapan matanya.
Hingga tak lama kemudian, datanglah Nadia dan Yati yang mendekati Clara. Nadia sangat mengetahui apa yang sedang Clara pikirkan, dengan cepat dia memeluk tubuh wanita malang itu dan mencoba memenangkannya.
"Mbak! Dia bukan kak Jo. Mungkin suara nya saja yang mirip, dan juga parasnya sedikit ada kemiripan. Tapi mereka berbeda Mbak! Mbak Clara gak boleh seperti ini terus. Ikhlaskan kepergian kak Jo mbak, agar dia tenang di alam sana." bisik Nadia di telinga Clara.
Clara hanya diam mengangguk. Matanya tidak bisa lepas dari sosok gagah yang berdiri lumayan jauh dari dirinya.
Sedangkan Jo. Dia belum menyadari kehadiran Clara dan Nadia yang berada di dalam kerumunan para warga. Dia terus menyampaikan niat baik nya untuk membangun perusahaan di wilayah perkampungan tersebut.
"Kalian semua tidak perlu takut. Saya tidak akan mengusik rumah para warga yang ada di kampung ini. Karena saya, akan membangun perusahaan serta pabrik pabrik di wilayah bagian barat yang memiliki banyak lahan kosong. Dan untuk para warga semuanya. Saya berharap kita bisa bekerjasama. Agar apa yang saya wujudkan bisa sukses dan memberikan dampak positif untuk kalian semua." ucap Jo dengan nada yang tegas dan penuh semangat.
Mendengar perkataan Jo. Para warga langsung bersorak gembira. Mereka menerima baik kedatangan Jo yang ingin membangun perusahaan di bidang tambang dan batu bara.
Sangat kebetulan, karena ternyata di daerah pelosok dari perkampungan tersebut. Mempunyai sumber daya alam yang sangat menguntungkan. Dan semua itu tidak ada yang mengetahuinya Karena setelah Jo membeli lahan tersebut barulah sumber daya alam muncul menampakkan hasil bumi nya.
Dan Jo berniat akan meminta bantuan para warga untuk bekerja di perusahaan maupun di pusat pertambangan miliknya. Yang jelas, Jo ingin membuat perkampungan tersebut menjadi makmur dan juga berkecukupan.
Lalu setelah menyampaikan gagasannya. Jo pun turun dari atas podium. Para perangkat Desa bersama pak Kepala Desa kembali menyambut Jo dengan sangat ramah.
"Selamat Tuan Jo! Kami do'akan semoga niat baik tuan Jo bisa berjalan dengan baik dan lancar." ucap para perangkat desa tersenyum senang.
"Terimakasih, terimakasih untuk dukungan dari kalian semua. Tanpa kalian saya tidak mungkin bisa mewujudkan mimpi ini. Sekarang saya membutuhkan seorang asisten pribadi yang mengetahui seluk beluk dari perkampungan ini. Dan juga sangat handal dalam ilmu ITU nya, apakah kira kira di kampung bapak, ada orang yang seperti itu?" tanya Jo kepada pak Cipto.
Pak Cipto dan seluruh perangkat desa terdiam sejenak. Kira kira siapa di kampung mereka yang memiliki kiteria seperti yang tuan Jo inginkan.
Hingga detik kemudian, pak Cipto tersenyum dan mengucapkan satu buah nama yang membuat jantung Jo menjadi berdegub kencang.
"Iya ada pak. Di kampung kami memiliki seorang sarjana dari lulusan sekolah di negara Inggris. Dan dia adalah Clara, keponakannya pak Imran dan ibu Siti. Clara sangat pintar dalam ilmu IT, dan dia juga begitu mengenal tempat tempat di wilayah perkampungan ini. Saya yakin, dia sangat cocok untuk menjadi asisten bapak ketika berada di sini."
Degggghhh...
Debaran jantung Jo semakin tak kendali. Sepertinya Tuhan telah memberikan jalan untuk mempertemukannya bersama wanita masa lalunya yang sangat dia cintai.
Hingga tak lama berselang, senyum semringah terukir indah di bibir Jo. Begitu juga dengan Mario. Yang mengetahui perasaan dari bos nya langsung ikut tersenyum.
"Boleh pak. Di mana saya bisa bertemu dengan wanita bernama Clara?" tanya Jo tampak bersemangat.
"Oh, tuan Jo tetap di sini saja, biar saya yang akan menyuruh salah satu warga untuk menjemput Nona Clara." jawab pak Kades kepada Jo.
Tapi belum sempat pak Kades menyuruh salah satu warganya, Tiba-tiba saja hadir seorang wanita gendut yang tak lain adalah Yati.
"Bapak! Apakah bapak mencari Clara?" tanya Yati sambil tersenyum kearah Jo.
"Iya, Yati. Kamu sejak kapan berada di sini? Jangan bersikap tidak sopan dengan tuan Jo Nak."
"Maaf tuan Jo, saya tidak bermaksud. Tapi saya hanya mau memberitahukan, kalau Clara juga ada di sini pak. Itu dia Clara!" tunjuk Yati kearah para kerumunan.
Mendengar perkataan wanita gendut itu, kedua mata Jo pun dengan cepat mengikuti kearah tangan Yati menunjuk.
Hingga tak lama kemudian. Kedua rentina Jo, langsung bertemu dengan kedua rentina Clara yang ternyata sedari tadi sudah menatap kearah nya tanpa berkedip sedikitpun.
"Clara.......!!!" gumam Jo di dalam hatinya.
****
Sedangkan di tempat lain, tepatnya di perusahaan milik Marvel. Pria itu merasa sangat marah. Setelah mengetahui bahwa para anak buahnya telah menghilang secara misterius.
Belum lagi dengan keterkejutannya dengan berita dari beberapa teman bisnis nya, yang mengatakan. Bahwa telah muncul seorang pengusaha muda yang akan segera membuka sebuah perusahaan di wilayah Bogor.
Marvel tentu saja tidak bisa menerima hal itu. Karena baginya, di negara Indonesia ini. Tidak ada yang boleh adanya pengusaha sukses yang melampaui dirinya.
Dan setiap para pengusaha harus bekerjasama dengan nya dan tunduk di bawah kakinya.
"Bajingan.....! Siapa sebenarnya sosok dari pengusaha itu? Kenapa kita tidak bisa mengetahui identitas dari orang itu!" maki Marvel dengan sangat kesal.
"Kami juga tidak tahu bos. Tapi bisa saja itu hanya berita hoaks bos." ucap Kenzo mencoba menenangkan.
"Tidak! Tidak mungkin ini berita Hoaks. Pokoknya kita harus mencari tahu, siapa orang yang sudah mencoba coba menjadi pengusaha hebat di negara ini. Cepat! Kau utus Mike, agar dia menghadap ku sekarang juga."
"Baik Bos." jawab Kenzo menurut.
Marvel memancarkan tatapan mata yang sangat bengis. Dia berdiri di dekat jendela kaca, sambil memandang keramaian dari atas gedung tempat dia berpijak.
"Tidak akan aku biarkan. Siapapun itu mengalahkan kesuksesan ku. Jika berani, maka aku akan menghancurkan nya." rutuk Marvel mengepalkan tangannya kuat.