NovelToon NovelToon
Membawa Benih Suami Kontrak

Membawa Benih Suami Kontrak

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Anak Genius / Selingkuh / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Irma Kirana

"Seharusnya aku tahu, kalau sejak awal kamu hanya menganggap pernikahan ini hanya pernikahan kontrak tanpa ada rasa didalamnya. Lalu kenapa harus ada benihmu didalam rahimku?"

Indira tidak pernah mengira, bahwa pada suatu hari dia akan mendapatkan lamaran perjodohan, untuk menikah dengan pria yang bernama Juno Bastian. Indira yang memang sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Juno, langsung setuju menikah dengan lelaki itu. Akan tetapi, tidak dengan Juno yang sama sekali tidak memiliki perasaan apapun terhadap Indira. Dia mengubah pernikahan itu menjadi pernikahan kontrak dengan memaksa Indira menandatangani surat persetujuan perceraian untuk dua tahun kemudian.

Dua tahun berlalu, Indira dinyatakan positif hamil dan dia berharap dengan kehamilannya ini, akan membuat Juno urung bercerai dengannya. Namun takdir berkata lain, ketika kehadiran masa lalu Juno yang juga sedang hamil anaknya, sudah mengubah segalanya.

Apa yang akan terjadi pada rumah tangganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25. Devan nggak butuh Papa

Wildan tidak percaya setelah dia mendengar cerita singkat dari Juno, bahwa Indira masih hidup, bahkan Indira memiliki anak dari Juno yang usianya tak beda jauh dari Viola, anak Juno dan Sheila.

'Apa yang akan dikatakan bu Sheila kalau dia tahu semua ini ya? Apa dia akan mengamuk? Astaga, aku bahkan tidak berani membayangkannya' kata Wildan dalam hatinya. Wildan membayangkan bagaimana reaksi Sheila kalau wanita itu tahu kalau istri pertama' Juno masih hidup dan punya anak juga darinya.

Wildan jadi teringat salah satu insiden, dimana ada salah satu model yang mendekati Juno dan Sheila langsung melabraknya, dia bahkan menghancurkan wanita itu tanpa ragu.

"Wildan, kenapa kamu malah melamun? Siapkan tiket kepulangan saya, istri, anak saya dan adik ipar saya," titah Juno pada asistennya itu untuk mengatur tiga tiket kembali ke Indonesia. Ternyata tiga tiket pesawat itu untuk Hilman, Indira dan Devan. Dia akan memboyong mereka bertiga kembali ke Indonesia, dia juga ingat statusnya yang masih suami Indira.

"Baik pak. Akan saya siapkan."

"Em...tapi pak-"

Juno langsung menoleh ke arah Wildan, begitu Wildan menggantung ucapannya yang ragu-ragu itu.

"Apa bapak sudah membicarakan ini dengan Bu Indira?"

Seketika Juno tercekat mendengarnya, masalah ini memang belum dia bicarakan dengan Indira. Tapi dia sudah bicara dengan Devan anaknya, dan anak laki-laki itu setuju dengan ucapan Juno untuk ikut pulang bersamanya ke Indonesia.

"Itu bukan urusan kamu dan pasti mereka bertiga harus , pasti pulang dengan saya!" ujar Juno yang tidak mau jika ada orang yang membantah keinginannya. Wildan yang sudah tahu bagaimana sikap bosnya, kini hanya bisa terdiam tanpa berkomentar apa-apa lagi.

****

Di ruang tengah rumah Indira.

Indira sedang marah setelah dia mendengar perkataan Devan yang mengatakan bahwa dia akan pergi ke Jakarta bersama Juno, pulang ke rumah papanya katanya.Indira tidak terima, tidak setuju, karena Juno menurutnya sama sekali tidak berhak dengan Devan.

Tanpa sadar Indira meluapkan amarahnya kepada Devan, hingga Devan sedih juga balik marah pada Indira.

"Kenapa mama malah marah-marah sama Devan? Apa salah Devan? Devan cuma mau Mama cama papa baikan!" cetus Devan dengan mata yang menyala menatap Indira. Dia balik membentak ibunya, tapi ujung-ujungnya dia memangis juga.

"Devan, kamu nggak paham...mama sama papa kamu nggak akan pernah bisa seperti orang tua yang lainnya," ucap Indira lirih, dia tidak mampu menjelaskan situasi di masa lalunya pada Devan yang terlalu sakit dan rumit untuk dipahami anak berusia 5 tahun.

"Kalau gitu jelasin kenapa Ma? Kenapa mama benci Papa? Kenapa mama nggak maapin Papa?"

Devan menghakimi ibunya dengan pertanyaan yang rumit dan tatapan yang tajam. Hati Indira terhenyak melihat putranya begitu membela Juno, walaupun mereka baru bertemu beberapa kali.

Tanpa mengetahui kejadian apa yang terjadi sebelum Devan lahir, Devan malah mengajukan pertanyaan yang membuat Indira galau. Wanita itu bisa saja mengatakan kepada Devan, bagaimana kelakuan Juno di masa lalu padanya? Tapi, Indira bukanlah wanita yang akan menjelek-jelekkan seseorang kepada orang lain. Terlebih lagi, Juno adalah ayah kandung Devan.

"Kenapa Mama nggak maafin papa?" kata Devan dengan suara meninggi.

"Papa kamu bahkan nggak pernah minta maaf sama Mama, Devan. Papa kamu-" Indira menggantung ucapannya di sana, karena dia tidak sanggup untuk mengatakannya. Selama ini Indira selalu menutupi keburukan Juno, dan selalu mengatakan hal yang baik-baik tentang Devan.

"Hey jagoan! Nggak boleh bentak-bentak mama kamu gitu dong. Kasian mamanya," tegur Dikta dengan lembut pada Devan. Sesekali dia melihat Indira yang matanya sudah berkaca-kaca.

"Tapi om dokter..."

"Karena Papa kamu nggak pantas dimaafkan Devan!" ujar Hilman yang baru saja kembali dari kamarnya. Hilman menghampiri keponakannya, Dikta dan kakaknya di ruang tengah. Hilman pun duduk di samping Indira dan dia memahami bagaimana perasaan Indira.

Devan dan Dikta menoleh ke arah Hilman.

"Papa kamu itu jahat Devan. Bahkan saat mama kamu sedang mengandung kamu, papa kamu malah selingkuh-"

"Hilman stop! Jangan diterusin!" ujar Indira yang memotong perkataan Hilman. Dia tidak mau Devan mendengarnya.

"Tapi Devan harus tau gimana kelakuan papanya Kak. Biar Devan nggak nyalahin Kakak terus. Biar Devan paham, bahwa ada alasan di balik sikap kakak pada pria itu!" ucap Hilman dengan tegas, sedangkan Devan terlihat bingung dengan perkataan Hilman dan apa yang terjadi.

Hilman pun mendekati Devan, pria itu duduk berlutut didepan Devan lalu menatap keponakannya itu dengan dalam.

"Devan... Devan tau kan kalau Om gak pernah bohong sekalipun sama Devan? Devan percaya kan sama om?"

Devan menganggukkan kepalanya, dia tahu pamannya tak akan pernah berbohong padanya. Jadi, apapun yang dikatakan oleh pamannya, dia mungkin akan mempercayainya dengan mudah.

"Hilman, jangan-"

"Kak, diam!" ujar Hilman yang kembali membungkam bibir Indira. Dia tidak peduli pada Indira yang memintanya untuk diam dan merahasiakan ini selamanya. Terpaksa Hilman akan mengingkari janji itu dengan mengatakannya kepada Devan.

"Devan pasti udah paham, kalau Hilman jelasin sama dia sekarang kak. Jangan ada yang ditutupi lagi."

"Om mau ngomong apa cih? Om bilang cama Devan!" kata Devan yang tak sabar dan penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh pamannya.

"Papa kamu itu bukan orang yang baik. Dia ninggalin kamu dan mama kamu, terus hidup sama wanita lain dan anak perempuannya. Bahkan sebelum kamu ada di dunia ini, papa kamu tidak pernah mengharapkan kehadiran kamu!" tutur Hilman panjang lebar dengan emosi ketika mengingat hidup kakaknya dulu.

"Hilman...udah..." Indira meminta Hilman agar berhenti bicara, karena dia melihat raut wajah Devan yang mulai berubah. Disisi lain, Dikta hanya bisa diam dan melihat apa yang terjadi, karena ia tau ini bukan ranahnya untuk ikut campur.

"Mama kamu ninggalin papa kamu, karena papa kamu nikah lagi. Bahkan dia udah punya anak dari istri barunya itu. Mama kamu selalu menderita kalau berada didekat papa kamu. Jadi Om mohon, jangan paksa mama kamu buat kembali sama papa kamu...kalau kamu memang SAYANG sama mama kamu," kata Hilman dengan penuh penegasan.

"Devan sayang Mama om..." lirih Devan dengan sorot matanya yang polos. Atensinya tertuju pada mamanya yang sudah berkaca-kaca itu.

"Kalau Devan sayang, Devan jangan nyalahin mama lagi. Selama ini mama Devan yang selalu ada buat Devan, kan?"

Devan mampu mencerna perkataan Hilman, dan dia menyimpulkan bahwa ada alasan dibalik kemarahan mamanya tadi.

'Jadi Papa udah nikah lagi? Dan aku punya saudara lain? Aku punya mama tiri. Nggak aku nggak mau' batin Devan.

Devan pun turun dari pangkuan Dikta, lalu berjalan menghampiri mamanya.

"Mama, maafin Devan ya... Devan udah buat mama nangis. Devan sekarang ngerti kok. Kita nggak akan kemana-mana Ma, apalagi ke rumah papa. Devan cuma butuh mama aja, Devan nggak butuh Papa kalau mama nangis didekat papa."

"Devan..." Indira terharu mendengar perkataan Devan, sekarang putranya tidak menyalahkannya lagi. Dia mendukungnya.

Devan memeluk mamanya, sambil menepuk-nepuk punggung Indira dengan lembut.

***

Di sebuah kamar mewah di Bali, Sheila tampak sedang bersenang-senang dengan kekasihnya Digo. Mereka bersenang-senang dengan uang yang ditransfer oleh Juno.

"Sayang, ada telpon tuh!" seru Digo dari luar kamar mandi.

Sheila pun keluar dari kamar mandi dengan memakai baju handuk. Lantas dia pun melihat ponselnya yang tergeletak di atas nakas.

"Halo Tiara, ada apa?"

"....."

"Apa? Apa maksud kamu suami saya bertemu dengan istri pertamanya?" sentak Sheila dengan rahang yang mengeras. Setelah dia mendapatkan kabar tak terduga dari Tiara.

*****

1
Sabaku No Gaara
Luar biasa
Sabaku No Gaara
terxta bukan anakx juno ...
penyesalan mu lagi otw juno
Rahma Putri
Luar biasa
Siti Aminah
dasar si Jujun gk punya otak yah... bisa2nya dia minta tinggal d rmh Indira
Siti Aminah
sekarang lah awal karma mu datang Juno...semoga sumpah dn perkataan Hilman jd kenyataan
Siti Aminah
aku paling benci sama wanita yg super2 bodoh ky Indira dah tau suami ny gk cinta ap lg suka d katain yg menyakitkan tp masiiiihhh aj d pertahanin. kan nyiksa diri sendiri itu namanya.
Nur Adam
smgt untuk krya mu thoor
ayuhay
hah
Alvia Inayati
Luar biasa
Andriyati
apa,,,,? memperbaiki,,? setelah 6 tahun,,?cihh lucu sekali kamu Juno,,
Elena Sirregar
Luar biasa
Sopiaa
juno kok aneh marah-marah
Sopiaa
janga mau balikan sama juno mending sama dikta yang sdh mau belajar tentang muslim
Sopiaa
Darah tinggi aku kambuh melihat kebodohan juno
Khairul Azam
aku paling benci begini, trs anaknya mesti belain bapaknya, ada tu cerita klo ibunya disakiti anak gak bakal bela bapaknya, contohnya anak ku, dia masih kecil jg tp dia benci banget sama bapaknya, klo berobat ditanya bapaknya siapa dia marah padahal gak ada yg ngajarin
Wahyu Kasep: harusnya 27 tahun kemudian biar beda dengan yang lain gitu
total 1 replies
Dian Amelia
bodoh
Tanty Suatrat
masalalu sama Dikta aja thor
zz
Luar biasa
DilemaBercintadenganDuda
lupa diri loh sendiri
Ran Tea
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!