Malam itu petir mengaum keras di langit, suara gemuruhnya bergema. Angin mengamuk, langit menangis, meneteskan air dengan deras. Alam seolah memberi pertanda, akan datang suatu bencana yang mengancam sebuah keluarga.
Clara seorang ibu beranak satu menjadi korban ghibah dan fitnah. Sampai mati pun Clara akan ingat pelaku yang sudah melecehkannya.
Akankah kebenaran akan terungkap?
Siapa dalang di balik tragedi berdarah ini?
Ikuti ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Bertemu Haikal
PLAK!
Ellie menampar wajah Ella. Ella menangis memegang wajahnya yang sakit. Ini pertama kali dalam hidupnya Ellie memukulnya.
"Mama jahat!"
BRAAAAKKK!
Ella masuk ke dalam kamar dan mengunci diri di dalam kamarnya. Ella menangis histeris. Ella membuang apa saja yang dilihatnya. Ella melampiaskan kekesalannya. Terdengar suara gaduh dan bunyi sesuatu yang pecah dari dalam.
"Bu, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Ellie.
"Ella mendengar cerita mu dari kuntilanak yang ada di mobil Ella. Ella bilang, Ayah kandungnya seorang dukun yang sudah melecehkan teman Ibunya. Dan sebelumnya Ella juga telah mengetahui perselingkuhan mu dengan Bobby."
"Ella tahu perselingkuhan ku?"
"Iya,"
"Bu, aku curiga, Clara datang untuk membalas dendam. Ibu ingat anak-anak muda yang Ibu bayar pada malam itu? Mereka semua meninggal dengan cara yang tidak wajar," Ellie mengambil air mineral yang ada di kulkas kemudian duduk di kursi makan.
"Ibu melihat seorang gadis yang mirip dengan Clara. Apa dia anaknya?"
"Gadis yang mana?"
"Dia pernah datang bersama anak Bobby. Mereka satu kampus dengan Ella."
"Anak Bobby? Maksudnya?" Ellie mengernyitkan keningnya.
Nenek Intan menghela napas. "Ellie, Ibu mempunyai seorang klien konglomerat. Dia ingin merebut kembali suaminya. Dia juga berani membayar mahal Ibu agar bisa menyingkirkan selingkuhan suaminya. Dan ...."
"Dan ...." Ellie menunggu kelanjutannya.
"Selingkuhan suaminya adalah kamu,"
"APAAAA!" Ellie tersentak.
Ellie mengingat kembali kejadian waktu dia menunggu Bobby di rumah pantai. Di tengah hujan lebat, Ellie diteror segerombolan pocong.
"Jadi, semua pocong itu kiriman Ibu?"
"Maafin Ibu. Ibu juga tidak tau yang di foto itu adalah kamu," sesal nenek Intan.
"Bu, bagaimana aku bisa hidup?"
"Ibu melakukan perjanjian. Sekarang di mana Haikal? Ibu yakin dia adalah target Clara selanjutnya."
"Seperti biasa, dia ada di rumahnya. Bu, sebelum aku kecelakaan, Clara mendatangi ku. Aku yakin seyakin-yakinnya, dia datang untuk membalas dendam."
"Tidak akan bisa. Kita bisa menggunakan Ella untuk membawa anaknya, dengan begitu Clara tidak akan bisa balas dendam kepada kita," Nenek Intan memegang kuat tongkatnya.
"Sayang, Ibu masih belum menemukan tumbal untuk malam Jum'at. Ibu ingin kamu menemui Haikal, carikan Ibu tumbal,"
"Malas Bu, Haikal masih cinta sama aku. Dia ingin rujuk,"
"Ellie, kita masih perlu Haikal. Kalo tidak, Ella atau kamu yang akan jadi korban. Kamu mau ya," bujuk nenek Intan.
Notifikasi ponsel Ellie berbunyi. Ternyata Haikal mengajak Elie bertemu di suatu tempat. Ellie dengan terpaksa menemui Haikal. Kebetulan Ulya suaminya lagi di luar kota dengan alasan perjalanan bisnis. Mungkin saja Ulya di sana lagi bermesraan dengan wanita lain. Ellie tidak perduli.
Ellie pamit ke nenek Intan untuk menemui Haikal. Ellie masuk ke dalam mobilnya, menuju tempat yang sudah dikirimkan Haikal. Tidak berapa lama, Ellie masuk ke sebuah Villa. Ellie memarkirkan mobilnya. Ellie sedikit memoles bibir dan berdandan sedikit.
Haikal melihat mobil Ellie dari dalam Villa. Haikal keluar menunggu Ellie di depan pintu masuk. Haikal sama seperti dulu, terlihat tampan di mata Ellie. Orang-orang mengenal Haikal sebagai pengusaha tapi tidak banyak yang tahu Haikal seorang dukun.
Ada perasaan menyesal di hati, dulu Ellie meninggalkan Haikal karena faktor ekonomi. Haikal membuktikan cintanya kepada Ellie, sampai saat ini Haikal belum menikah. Dan Haikal berulang kali mengajak rujuk tapi Ellie belum menjawab.
"Selamat datang sayang," Haikal memeluk Ellie dan mengecup keningnya.
"Ada apa mencariku?" Ellie sok jual mahal.
"Sayang, apa kamu tau suamimu ada di mana?"
Haikal menarik tangan Ellie untuk naik ke lantai dua Villa. Haikal mengajak Ellie ke balkon Villa. Haikal memberikan sebuah teropong kepada Ellie dan menyuruhnya melihat ke arah depan Villa mereka yang jaraknya sekitar 40 meter.
Ellie yang penasaran mengambil teropong itu dan melihatnya. Betapa bahagianya Ulya bersama seorang wanita di sana sedang merayakan pesta ulang tahun berdua. Iya hanya berdua. Mereka sangat mesra. Ulya dan wanita itu saling bercumbu. Ellie tersenyum dan memberikan teropong itu kepada Haikal.
"Kenapa? Cemburu," goda Haikal.
"Gak lah, aku kan sama seperti dia. Kan ada kamu," Ellie mendekatkan dirinya dan merangkulkan tangannya ke leher Haikal.
Haikal memanfaatkan kesempatan dengan mencium pipi Ellie, menggigit sedikit daun telinga Ellie, kemudian menyesap sedikit ke leher Ellie. Ellie bergidik geli dan sedikit mengeluarkan suara yang menggoda Haikal. Ellie sempat melirik ke Villa Haikal. Villa Haikal terlihat gelap, tirainya pun tertutup.
Ellie tidak mau kalah. Ellie mulai menciumi pipi Haikal. Haikal dan Ellie mulai menyatukan bibir mereka. Mereka saling memainkan lidah. Haikal juga berani memasukkan tangannya ke dalam baju Ellie dan memainkan gunung keramatnya yang masih terbungkus. Semakin lama ciuman mereka semakin panas.
Haikal melepaskan pagutan bibirnya. Dengan napas terengah-engah Haikal memandangi Ellie yang terlihat meminta lebih. Haikal mengangkat tubuh Ellie, masuk ke dalam kamar dan perlahan meletakkannya di atas tempat tidur. Ellie kembali menarik tengkuk Haikal. Dan lagi-lagi mereka bercumbu di atas tempat tidur.
Sekelebat bayangan hitam melintasi Villa. Hawa dingin mulai menyelimuti Villa. Haikal dan Ellie semakin terbawa suasana. Mereka tidak menyadari sekarang mereka sedang diintai sosok.
Haikal dan Ellie semakin menikmati percintaan mereka. Berbagai gaya dan sudah beberapa kali pelepasan yang mereka lakukan . Haikal menciumi Ellie dan berbaring di samping Ellie sambil memeluk tubuhnya. Mereka memejamkan mata.
Ellie merasakan haus teramat sangat. Ellie berniat mengambil minuman. Ellie membuka matanya. Ellie duduk dan memandangi sekeliling. Ellie sangat mengenali tempat ini.
"Mas, mas, bangun," Ellie mengguncang tubuh Haikal.
"Hmmm, apa, mau lagi?" Haikal enggan membuka matanya.
"Bangun, kita berada di kamar Clara!"
"APAAAAA!"
Haikal dan Ellie menyadari kejanggalan. Mereka dengan cepat memakai kembali pakaian mereka. Haikal keluar dari kamar itu. Dan memang benar, mereka berdua ada di dalam rumah Clara. Setingan rumah itu sama persis seperti beberapa tahun yang lalu.
Haikal keluar dari rumah Clara. Bangunan dan posisi di luar rumah Clara pun sama persis seperti dulu sebelum Desa Ghibah terbakar. Ellie memegang tangan Haikal. Ellie menarik Haikal untuk segera meninggalkan rumah Clara.
Haikal dan Ellie berlari meninggalkan rumah Clara. Tapi sejauh mana pun mereka berlari, mereka tetap kembali ke rumah Clara. Mereka terus berlari, sampai akhirnya mereka memutuskan untuk diam dan beristirahat di depan rumah Clara.
"Ellie, sebaiknya kita diam. Hanya itu yang bisa kita lakukan," Haikal mengatur napasnya.
"I ... Iya, a ... aku sudah tidak kuat," Ellie duduk di atas teras rumah Clara. Ellie mencari sesuatu yang bisa diminum. Tenggorokannya terasa kering.
Ada seseorang memberikan teh es dengan gelas besar kepada Ellie. Ellie segera mengambil dan meminumnya.
"Terima kasih," ucap Ellie sambil berbalik menghadap orang yang memberikan minuman.
"AAAAAAAAAAAAAAAA!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...