NovelToon NovelToon
DEMI KAMU,NAK

DEMI KAMU,NAK

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sunflowsun

Pemerkosaan yang terjadi di masa lalu menciptakan trauma yang hebat dalam diri Viela.
Namun, seiring berjalannya waktu, sekali lagi semesta mempertemukannya dengan seorang pria yang menyambut dia dan tak mempersalahkan masalalunya.

Desakan orang tua dan saudaranya memaksa Viela untuk segera mengiyakan maksud dari pria itu. Namun,Viela masih meragu dan memilih untuk menjalani hubungan sebatas pertemanan dulu. Hingga suatu hari keluarga dan pria itu sekongkol untuk membuat sang pria tidur dengan Viela. Dengan begitu kedepannya tak mungkin lagi Viela bisa menolak lamaran sang pria.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunflowsun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mochi

"Kamu baik-baik saja, Vei? "

"Umm! Aku baik-baik saja. "

Peter mengangguk mengerti, lalu melanjutkan memasang popok Alberto kecil. Tapi ia juga masih memandang Vei khawatir.

Selesai mandi, Vei seperti biasa memberi minum susu pada bayinya.

Sementara itu Peter pergi membeli sesuatu.

"Es krim dan coklat pasti bisa memulihkan suasana hati wanita! " gumam Peter percaya diri.

Ia juga tahu kalau Vei suka ngemil.

Dalam perjalan ia baru menyadari kalau jajanan itu sepertinya terlalu berlebihan.

"Vei, kalau aku kasih sebanyak ini apa mood kamu bisa baikan lagi? atau malah kamu ngamuk dan mengeluarkan tandak-tanduk mu? " Gumam Peter sambil menyetir untuk segera pulang.

"Siapa sebenarnya kedua orang itu? Kenapa Vei sampai setakut itu melihat kedua orang itu?" Peter tampak berpikir keras.

"Hubunganku dengan Vei hanya sebatas pernikahan kontrak. Menanyakan hal itu, berarti mengganggu privasinya. Namun, Vei juga sudah bilang bakal ngasih tahu ke aku, kan? Berarti... akh! Sudahlah! " Peter mengusap kasar rambutnya.

"Tapi wanita itu memanggil Vei dengan panggilan 'kakak' dan menyebutku dengan 'kakak ipar', yang berarti... baiklah aku paham sekang! "

"Tapi aku tak paham suasana hati, Vei. Jika bertemu keluarga biasanya akrab dan bahagia, tapi Vei kenapa begini? Ada yang tidak beres berarti! "

Peter pun telah sampai di depan pintu saat ini.

Guratan senyum menghias wajahnya, membayangkan Vei akan mengamuk dan akan geram padanya. Suasana yang paling ia sukai.

"Hai Vei-vei! Lihat apa yang ku bawa ini! " Ucap Peter setengah berteriak.

"Wahhhh! Bagiiiiii... . " Vei melangkah mendekat ke arah Peter.

"Ambil sendiri dong! Kalau bisa dong, yah! " Usil Peter berjinjit, mengangkat jajanan itu tinggi-tinggi.

Benar saja tebakan Peter. Belum juga di makan, suasana Vei sudah langsung membaik hanya melihat bungkusnya dari atas sana.

Vei melompat-lompat berusaha menggapai makanan favoritnya itu.

"Peter! kasih ngak! "

"Gapai dong! Dasar pendek... . " Peter meledek Vei.

"Heh? Pendek-pendek gini aku itu kakakmu, yah! Terlahir ke bumi ini bahkan sebelum kamu berbentuk zigot! " Ledek Vei.

"Sial... " Geram Peter. "Pendek! Pendek! Pendek! Wleeeeeeee! " Ledek Peter dengan wajah jelek.

"Dihk! Bangga amat buat tampang jelek begitu! gini nih kalau pada masa kecilmu pasti sering disuruh bikin jelek- bikin jelek! "

"Sial, ada benernya juga! " Peter menepuk jidat, tanpa menyadari tindakan barusan membuat ia lupa sedang menggenggam sesuatu di atas sana. Yang alhasil membuat jajan itu pun terjatuh menimpa dirinya sendiri.

Vei bersorak senang, langsung beraksi merebut merangkul. Peter tak membiarkan Vei begitu saja, ia tak mau kalah dan tak juga mau mengalah perihal perebutan ini.

"Woy! Curang! "

"Kamu pun curang! "

"Tidak! Kamu yang curang! "

"Kalau begitu, artinya kamu yang lebih curang! "

"Kamu lebih, lebih, lebih, lebih, lebih, dan lebih curang lagi! "

"Kamu jauh, jauh, jauh, jauh, jauh, jauh, lebih, lebih, lebih, lebih curang lagi! "

Keduanya saling merebut, meledek, menuduh, dan kemudian tertawa bersama.

"Vei, kenapa kalau wanita tertawa suka nabok? "

"Aku tidak begi-"

"He-em ! Tidak begitu, lalu entah tangan siapa yang di punggungku ini! Auewwwwh takut... apa tangan yang di punggungku itu tangan mba kunti? " Bola mata Peter seolah ikut bertanya pada Vei.

"Itu tanganku, tapi bukan salahku juga! Aku tidak tahu kenapa tanganku bisa mendarat disitu, mungkin kamu kali yang sengaja buat tanganku di punggungku! " Tuduh Vei mengelak salah.

"Iyah Iyah Iyah ... wanitaaaaaa... memang paling tidak pernah salah! "

Vei terkekeh saja.

"Vei, apa yang di tanganmu itu... enak? "

"Kamu mau mencobanya? Aku jamin kamu akan menyesal karena tidak lebih cepat dulunya untuk sekedar mencicipi. "

"Benarkah? "

"He em! "

"Bagi aku satu gigitan! "

Vei mengarahkan es mochi itu ke mulut Peter.

Meski ragu, Peter memberanikan diri untuk satu gigit kecil.

Mata Peter berbinar sempurna, "Enak... . "

"Tentu saja! " ucap Vei mantap.

"Bagi aku! " Peter mendekat ke sisi Vei, mengambil langsung tanpa menunggu jawaban dari Vei.

Satu mochi mendarat langsung kedalam gigitan Peter, dan pecah memeriahkan rasa lembut dan kelezatannya.

GLUK!

Mochi kedua, Lagi-lagi dengan varian rasa berbeda, namun kelembutan, kenyal dan lezatnya berpadu dan pecah dalam mulut Peter.

GLUK!

Sekejap tertelan lagi.

Mochi ketiga, keempat dan kelima, dan suapan ke enamnya tak lagi berlanjut.

Pipi Vei menggembul bulat menyantap Mochi, tak mau kalah lagi Peter.

Peter memandang gemas wajah Vei kini.

Jiwa keusilannya membara ingin menekan kedua pipi Vei. Namun jiwa malaikatnya juga melarang, takutnya ia malah membuat Vei kembali ke suasana hati di awal.

.

"Vei, kalau ada makanan yang unik dan yang lezat seperti ini, cepat kabari aku, okey? "

"Okey! Banyak malah! Mochi gulung juga tak kalah enaknya! "

"Mochi gulung? " ucap Peter membeo.

Vei terkekeh, "Aku tak tahu di sebut apa, tapi karena aku melihatnya seperti bergulung, yaudah ku sebut mochi gulung. Enaknya ? Perfecto! "

"Tidak adil! Kenapa tidak kamu beritahu aku dari dulu ? " Geram Peter menuntut.

"Emang kamu nanya? "

"Siapa? "

"Kamu loh Peter! "

"Nanya! " ledek Peter menjulurkan lidah.

"Sial! "

Bagai Tom dan Gerry saja mereka kini.

***

"Vei? "

"Hum? " gumam Vei sambil mengunyah potongan kue pai.

"Maaf, bukan maksud ikut campur masalah pribadimu, tapi aku sedikit penasaran saja."

"Penasaran gimana maksudnya, Peter? "

"Kedua orang itu siapa? "

"Kedua orang? yang mana maksudmu? " tanya Vei bingung.

"Vei... jangan pura-pura ngak tahu begitu, kamu sama sekali ngak cocok jadi pemain drama! "

"Lah... malah dibilang pura-pura. Aneh kamu ini, Peter. Orang nanya baik-baik malah di fitnah pura-pura. " Vei menatap mata Peter, "Kamu tahu Peter, fitnah lebih kejam daripada pohon petai! " ucap Vei dengan jari telunjuk memberi peringatan.

"Lah... kog fitnah? Kog pohon petai? Oooooooo... kamu meledek namaku, yeeeeee... . "

Keduanya mengangkat bendera tanda perang kini.

"Aku ngak ada bilang begitu. Kamu sendiri yang ngomong begitu! Wleeeee! " Ledek Vei.

"Tapi dipikir-pikir cocok juga itu namamu jadi petai. " Vei tertawa.

Keduanya saling berargumen dengan hal yang entah apa tujuannya.

***

Peter yang duduk di ruang pribadinya tampak tertegun.

Menyadari ada kejanggalan dari diri Vei.

"Sepertinya jika dipikir-pikir lagi, ini bukan yang pertama kalinya dia begitu. Ada yang janggal, tapi apa? "

Peter menatap vidio CCTV yang di pause di layar monitor.

Beberapa orang suruhannya telah di tugaskan untuk menyelidiki lebih dalam lagi tentang latar belakang dari kedua orang itu.

"Maaf, Vei. Bukan maksud untuk mencampuri privasimu. Tapi aku juga ayah dari bayi itu. Bagaimana pun aku sudah berjanji dengan diriku sendiri untuk menjadi ayah yang akan menjaganya. "

Dalam buku parenting yang Peter baca saat ini, disana menyebutkan bahwa suasana dan keadaan ibu bayi sangat berpengaruh pada bayi juga.

Tak ada alasan pasti dalam dirinya,mengapa ia sampai-sampai melakukan semua ini.

Ia menyadari betul hubungan mereka hanya sebatas hitam diatas putih yang bersifat sementara saja.

Namun, hatinya tak ada yang tahu entah melewati atau juga belum batas yang dibentenginya.

1
Nurfiza Tarigan
ceritax sih seru tpi,,,,,,,,,,
Aegis Aetna
aku mampir kak, semangat.
anggita
trus berkarya tulis👏
anggita
👍👍..
anggita
like👍+ hadiah iklan☝.. utk author. smoga sukses novelnya👌.
Sunflowsun🌻
Terimakasih atas dukungan positifnya🌻
lyaa
Ini baru novel keren, author kudu bangga!!
Ryner
Sukses terus, sekali baca novel author bikin nagih terus.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!