Darah yang mengalir di tubuh ku merupakan darah seorang kesatria terkuat yang pernah ada, dan aku pun akan menjadi seperti dia melindungi yang lemah dan menghancurkan kebatilan di dunia ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lazuardi aqbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyamar
Thien Yu membaringkan tubuhnya di atas pembaringan, dan dia pun teringat akan wanita bercadar yang pernah bertarung dengannya.
"Aku harus bertemu dengan nona gemuk, untuk memberikan pedang Giok ungu ini, Oh ya aku lupa, guru pernah mengatakan jika aku meneteskan darahku keatas kitab kuno tehnik pedang 8 pilar, maka segel yang selama ini mengunci kitab kuno ini akan terlepas dan kitab kuno itu akan dapat di gunakan, tak ada salahnya aku mencoba untuk meneteskan darahku diatas kitab kuno ini," batin Thien Yu.
Thien Yu menggigit jari telunjuknya, kemudian meneteskan darahnya keatas permukaan kitab kuno tehnik pedang 8 pilar.
Seketika itu kitab kuno bercahaya, dan...
"Prak..kk!!"
Segel yang mengunci kitab kuno itu hancur yang menimbulkan gelombang kejut hingga membuat Thien Yu terhempas ke belakang.
"Ackh..!!" pekik Thien Yu yang merasakan pantatnya sakit karena berbenturan dengan lantai ruangan kamarnya.
"Gila..!, kuat sekali gelombang kejut yang keluar dari dalam kitab kuno itu, sampai sampai membuatku terhempas seperti ini," batin Thien Yu.
Thien Yu bangkit berdiri sambil memegangi pantatnya yang masih terasa panas dan sakit, diapun melangkah menuju kearah kitab kuno yang tergeletak diatas pembaringannya.
"Kitab tak berguna!!, sudah ku bebaskan dari segel yang mengunci mu agar kau bisa berguna bagi orang lain, eh malah kau menyerangku hingga membuat pantatku sakit seperti ini," hardik Thien Yu sambil masih meringis menahan sakit.
"Mungkin lebih baik aku mencari keberadaan nona gemuk, sebelum dia kembali ke klannya," batin Thien Yu.
Thien Yu mengganti pakaiannya dan memakai pakaian yang sering di gunakan di paviliun bunga, rambutnya pun di buat acak acakan sehingga kharisma dan wajah tampannya dapat tersamarkan.
"Dengan begini tak ada yang mengenaliku, selain segelintir orang yang ada di paviliun bunga," batin Thien Yu.
Thien Yu melangkah kan kakinya menuju pintu, baru sekali dia melangkahkan kakinya, Thien Yu teringat akan perkataan gurunya. "Hanya darah campuran manusia dan Dewa yang bisa membuka segel yang mengunci kitab kuno tehnik pedang 8 pilar".
Jantung Thien Yu berdetak kencang setelah mengetahui darahnya dapat membuka segel yang mengunci kitab kuno.
"Banyak rahasia yang belum terungkap tentang diriku dan aku tak bisa mengetahuinya secara pasti, guru pasti tak akan memberi tahukan tentang siapa diriku sebenarnya sebelum aku menjadi kuat," batin Thien Yu.
Thien Yu mengesampingkan itu semua, dia ingin menjalani hidupnya seperti layaknya seorang manusia berdarah murni, dan akan terus berlatih meningkatkan kultivasinya agar bisa menjadi kuat dan dapat mengetahui silsilah keluarganya dari sang guru.
Thien Yu keluar penginapan dengan tujuan awalnya yang ingin mencari keberadaan gadis yang biasa di panggil nona gemuk olehnya.
"Aku akan menunggunya di luar paviliun Mulia ini, dan kurasa nona gemuk serta gurunya tak akan menginap di istana pheonix, mengingat pangeran Huang Qin dan beberapa orang penting kekaisaran Glory telah terlebih dahulu pergi," batin Thien Yu.
Setelah lama menunggu, akhirnya Thien Yu melihat tetua Lung Zi beserta muridnya menaiki sebuah kereta kuda.
"Pucuk di cinta ulam pun tiba, akhirnya kau keluar juga dari persembunyianmu nona gemuk, aku sudah sangat bosan menunggumu di sini," ucap Thien Yu.
Saat keluar dari gerbang kota pheonix, tak jauh dari gerbang kota Thien Yu menghadang kereta kuda yang membawa tetua Lung Zi dan muridnya, sehingga membuat kereta kuda yang ditempatinya berhenti secara mendadak.
"Siapa yang berani menghadang kereta kuda yang ku tempati ini?" hardik tetua Lung Zi dan langsung keluar dari dalam kereta.
Pak kusir yang menjadi juru kemudi kereta kuda terdiam, dia tak berani berkata apa apa melihat kemarahan yang terpancar dari wajah tetua Lung Zi.
"Kurang ajar!! berani sekali kau menghadang keretaku!!" hardik tetua Lung Zi.
Thien Yu tersenyum melihat kemarahan tetua Lung Zi, untuk meredakan amarahnya Thien Yu segera menggenggam tinju dan membungkuk kan badan memberi hormat.
"Maaf tetua atas kelancangan ku, aku tak bermaksud berbuat jahat pada anda, aku hanya ingin menemui nona gemuk murid anda," ucap Thien Yu.
"Aku tak akan membiarkan muridku bertemu dengan pemuda yang tak tau asal usulnya sepertimu," hardik tetua Lung Zi sambil mengeluarkan aura ranah tingkat alam kearah Thien Yu.
Bukannya takut, Thien Yu malah berteriak teriak yang membuat tetua Lung Zi semakin gusar padanya.
"Nona gemuk keluarlah, gurumu ingin menyiksaku, tolong aku!!" teriak Thien Yu.
"Nona gemuk jika kau tak keluar, maka aku akan mati di tangan gurumu!!" teriak Thien Yu kembali.
Syin Yin sangat terkejut dengan teriakan yang memanggil namanya dengan nama nona gemuk, dia tahu pasti siapa yang tengah memanggilnya dengan nama yang begitu sangat membuatnya kesal jika mendengarnya. Walaupun sangat kesal ketika Thien Yu memangilnya seperti itu, tapi lama kelamaan Syin Yin akhirnya terbiasa di panggil seperti itu oleh Thien Yu.
Syin Yin segera turun dari atas kereta dan berkata. "Bibi, biarkan aku berbicara dengan nya," ucap Syin Yin.
"Kau mengenal dia?" tanya sang guru menyelidik.
"Dia adalah Thien Yu, pemuda arogan yang ada di dalam acara lelang bibi," jawab Syin Yin.
Tetua Lung Zi sangat terkejut dengan penampilan Thien Yu yang sekarang, sewaktu di dalam acara lelang dia menjelma seperti seorang pangeran yang mempunyai ketampanan dan karisma kuat, tapi sekarang dia menjelma sebagai pemuda biasa yang menyerupai gembel yang banyak terdapat di dalam kota.
"Sungguh pemuda aneh, semoga muridku tak jatuh hati kepadanya," batin tetua Lung Zi.
"Bibi, biarkan aku berbicara berdua dengannya," pinta Syin Yin kembali.
"Aku ingin kau tak tergoda dengan tipu dayanya, karena dia merupakan tipe lelaki yang suka mempermainkan wanita, dan aku tak ingin kau dipermainkan olehnya," bisik tetua Lung Zi di telinga muridnya .
Setelah berkata seperti itu, tetua Lung Zi pergi meninggalkan Syin Yin yang tengah bersama dengan Thien Yu.
"Mengapa kau mencariku, dan kenapa kau menyamar seperti ini?" tanya Syin Yin.
"Nona gemuk apakah kau tak bisa menanyaiku satu persatu, jika serempak begini aku menjadi bingung untuk menjawabnya," jawab Thien Yu.
Syin Yin menarik napas dalam dalam dan menghembuskannya secara perlahan lahan, kemudian dia mengulang pertanyaannya.
"Mengapa kau menemui aku?" tanyanya.
"Salahkah aku jika menemui seorang teman?" ucap Thien Yu balik bertanya.
"Kau menganggapku sebagai teman?" tanya Syin Yin.
Thien Yu mendengus panjang (mengeluarkan udara dari hidungnya secara kasar dan panjang), tak lama diapun berkata.
"Ia, aku telah menganggapmu sebagai temanku, karena teman seusiaku hanya ada kau dan kakakku Feng Yu yang kini berada di dalam klan Zhi," jawab Thien Yu dengan senyum yang mengembang di bibirnya.
"Apa tujuanmu yang sebenarnya?" tanya Syin Yin menyelidik.
"Sebagai teman, aku akan memberikanmu pedang Giok ungu ini, aku tau kau sangat menginginkan pedang ini bukan," jawab Thien Yu.
"Aku tak menginginkan nya!!" jawab Syin Yin ketus.
"Dasar nona gemuk keras kepala, aku sudah mengeluarkan banyak koin emas hanya untuk membelikan mu pedang giok ini, eh malah kau tolak mentah mentah, apa kau masih marah karena aku telah melihat wajah mu waktu itu?. Baik jika kau tak ingin berteman denganku, aku akan mencari orang yang mau berteman denganku," ucap Thien Yu kesal.