Tidak mengandung unsur BL.
Patah hati membuat seorang pria tampan bernama Arsenio, merubah pandangan hidupnya menjadi menyimpang. Karena dia sudah tidak percaya lagi dengan adanya cinta tulus antara pria dan wanita.
Lamia, gadis cantik yang terpaksa menerima tawaran pernikahan dari seorang pria yang tidak dikenalnya sama sekali, hanya untuk terlepas dari hutang keluarganya.
"Aku akan membayar semua hutang dan menebus rumah peninggalan orangtuamu. Aku juga akan memberikan semua fasilitas mewah kepadamu. Asalkan kau manikah denganku sampai batas waktu yang tidak di tentukan. Tanpa adanya kontak fisik diantara kita. " Arsenio.
"Aku tidak peduli berapa lama aku harus hidup denganmu, dan menjadi istrimu yang hanya kau manfaatkan untuk menutupi status g*ymu. Asal aku selalu berada di sisimu. Itu sudah cukup. " Lamia
Akankah Mia bisa merubah kepribadian Arsen dan membuatnya jatuh cinta kepadanya?
Novel ini hanya imajinasi othor semata.
Semoga kalian suka, dan kasih dukungan ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ternyata....
Malam ini Arsen tidak bisa memejamkan matanya karena ucapan Mia yang ingin mengabulkan permintaan kedua orang tuanya. Mia yang bukan anak kandungnya saja ingin membahagiakan orang tuanya. Lalu bagaimana dengan dirinya sendiri yang notabene adalah anak kandungnya sendiri. Yang tidak pernah memikirkan kebahagiaan kedua orang tuanya.
Dilihatnya wajah cantik dan polos Mia yang sedang tidur di sampingnya. Wajah yang penuh ketulusan di setiap ucapan dan perilakunya. Tangan Arsen terulur membelai wajah Mia yang mulus tanpa noda dan menyingkirkan anak rambut yang mengganggu penglihatannya.
"Aku berharap ketulusanmu bisa merubah ku kembali seperti dulu, Mia. Dan aku berharap kamu mau menungguku. Aku akan menyelesaikan semua urusanku dulu. Bersabarlah... "
Setelah mengucapkan itu, Arsen mencium lembut kening Mia, ciuman pertama yang dia berikan kepada istrinya. Lalu Arsen memeluk tubuh Mia dengan erat dan menelusupkan kepalnya di leher Mia.
Tanpa Arsen sadari Mia tersenyum sangat tipis. Sebenarnya dia belum tidur dan bisa mendengarkan semua ucapan Arsen.
"Baiklah... aku akan menunggumu. Aku akan merubahmu dengan caraku " Balas Mia dalam hati. Dia lalu membalas pelukan Arsen, dan mereka tidur dengan saling berpelukan.
•
•
Pagi menjelang, Mia yang sudah terbiasa bangun di pagi hari pun sudah bersiap dengan alat tempurnya di dapur. Mama Rima yang mendengar sedikit kebisingan pun ikut terbangun dan keluar dari kamar. Dilihatnya Mia sedang beraktifitas dan berkutat dengan semua alat dapur. Mama Rima langsung mendekati anak menantunya itu.
"Sedang apa sayang?" tanya Mama Rima mengagetkan Mia.
"Mama... ini sedang bikin masakan yang papa minta. Sesuai bahan makanan yang mama bawa kemarin. Sayur lodeh nangka muda, ayam goreng, tahu tempe sama sambal terasi. "
"Hmmm, pasti enak. Nanti sayur lodehnya kamu masak semua ya. Mau mama bawa pulang. "
"Iya ma. Nanti mama bawa pulang semua aja. Aku sisain sedikit di rumah, takut mas Arsen nggak suka. "
"Kata siapa Arsen nggak suka, dia itu suka makan apa aja yang dimasakin mama dulu sebelum keluar dari rumah. Makanan apa aja masuk dia, tapi setelah keluar dari rumah nggak tau deh. Dia kayaknya lebih suka makan diluar. "
Mia hanya mendengarkan apa yang disampaikan ibu mertua nya tentang Arsen sambil meneruskan pekerjaannya.
"Mia, gimana respon Arsen setelah mama pancing semalam dengan cucu. " tanya Mama Rima penasaran.
Mia tersenyum penuh arti kepada ibu mertuanya itu.
"Ayo katakan, jangan bikin mama penasaran. "
"Mas Arsen bersikap biasa aja ma nggak merespon sama sekali. Tapi setelah Mia bilang kalau Mia bersedia disentuh mas Arsen..... "
Mia menceritakan semua yang dia katakan kepada Arsen semalam, dan Mama Rima mendengarkan dengan seksama cerita menantunya itu. Dia ikut terharu, Mama Rima tidak menyangka kalau Mia memiliki hati yang tulus.
"Makasih, sayang... Makasih sudah hadir dalam kehidupan kami. Walaupun Arsen tidak menganggapmu istri, tapi aku dan suamiku akan tetap menganggapmu anak kami sendiri. " Mama Rima langsung memeluk Mia setelah mendengarkan apa yang Mia ceritakan.
"Makasih, ma... Tapi mama tau apa yang mas Arsen katakan sebelum dia tidur? " kata Mia sambil berbisik.
"Apa? "
"Mas Arsen menyuruhku menunggunya. Dan berharap aku bisa merubahnya,seperti dulu, ma. "
Mama Rima langsung melepaskan pelukannya dan menatap Mia lekat.
"Benarkah? "
Dan Mia mengangguk pasti.
Mama Rima kembali menarik Mia ke dalam pelukannya, dan memeluknya erat.
"Terima kasih, sayang.... terima kasih. Mama dan papa selalu berdoa yang terbaik untuk kalian. "
Mia membalas pelukan mama Rima. Seolah dia memeluk ibunya sendiri, ibu yang tidak pernah bisa ia peluk lagi. Mia tersenyum bahagia saat mendapatkan sosok ibu lagi dalam diri mama mertuanya itu.
"Apa yang kalian lakukan, kenapa berpelukan seperti itu? " tanya Arsen yang tiba-tiba sudah ada di samping mereka.
Mia dan mama Rima langsung melepaskan pelukan mereka. Mereka berdua memiliki pemikiran yang sama, apakah Arsen mendengarkan apa yang sedang mereka bicarakan tadi.
"Kenapa malah diam. " Arsen lalu menuju lemari es dan mengambil air dingin untuk di minumnya.
Dengan cepat Mia mengambil air yang akan Arsen minum.
"Hei... tidak sopan kamu, Mia. "
"Bukan tidak sopan, mas. Bangun tidur tidak baik meminum minuman dingin. Ini, aku sudah siapin air hangat untuk diminum di pagi hari. Nanti kalau sudah agak siang kamu boleh minum air dingin lagi. " Mia mengomel sambil menyodorkan air hangat ke tangan Arsen.
Arsen dan mama Rima melongo mendengarkan semua ocehan Mia. Tapi sedetik kemudian seulas senyuman terukir di wajah mama Rima, yang mengerti kepedulian Mia kepada suaminya.
"Ya sudah, mama mau bangunkan papa dulu. " Mama Rima kemudian pergi memberikan ruang untuk mereka berdua.
"Hei, Mia. Kenapa kau sekarang jadi cerewet sekali. " protes Arsen kepada istrinya itu.
"Nggak apa-apa cerewet mas. Demi kebaikan mas Arsen juga.. Dan sudah menjadi kodrat wanita untuk menjadi cerewet. " Mia terus berbicara tanpa memperhatikan Arsen yang mendengus kesal, dan segera beranjak pergi.
Mia tersenyum dalam hati, melihat kekesalan Arsen walau tidak tertangkap oleh matanya. Dia lalu menata semua makanan untuk sarapan pagi ini. Mia juga sudah menyiapkan sayur yang akan mama Rima bawa pulang.
Mereka kini berkumpul di meja makan untuk sarapan , papa Mondi berbinar melihat makanan yang ada di hadapannya seolah dia mengingat masa remajanya dulu yang tinggal di kampung bersama sahabatnya. Dia lalu menyendokkan sayur nangka muda yang dimasak Mia. Benar-benar mirip, papa Mondi benar-benar seperti kembali ke masa lalu.
Tanpa terasa air mata papa Mondi menetes, saat merasakab sesuap demi sesuap makanan yang masuk ke dalam mulutnya. Mama Rima yang merasa cemas dengan sikap papa Mondi yang seperti itu pun segera bertanya apa yang terjadi pada suaminya.
"Pa... papa kenapa? kok nangis? "
Mendengar itu, Arsen dan Mia menghentikan makannya dan memandang papa yang sedang mengeluarkan air matanya.
"Papa nggak apa-apa... papa hanya mengingat masakan ini. Sudah puluhan tahun papa tidak merasakannya ma. "
"Ih, papa bikin khawatir aja. Bukannya mama sering masak sayur nangka muda ini. " Mama Rima jadi cemberut setelah mendengarkan alasan suaminya menangis.
"Bukan begitu ma, masakan Mia ini mirip sama masakan ibunya sahabatku yang pernah aku ceritakan kepada kalian. " kata Papa Mondi, yang
tidak ingin istrinya salah paham.
"Benarkah? Memang siapa sih nama sahabat papa itu, mama kok jadi penasaran. "
"Amir... nama sahabat papa Amir Sanjaya dan istri nya kalau tidak salah Laila. "
Klunting... (anggap aja suara sendok jatuh di atas piring.)
Sendok yang dipegang Mia jatuh di atas piringnya. Dan itu membuat semua mata tertuju kepada Mia, yang sedang tertegun.
"Mia... kau kenapa, nak? " tanya mama Rima panik dan langsung mendekati Mia.
"Nama itu, adalah nama ayah dan ibu ku, Pa. Amir Sanjaya dan Laila Fitria. "
Deg....
Papa Mondi kini yang tertegun mendengar nama kedua orang yang sangat dikenalnya itu, dan sudah menjadi bagian erat dalam masa lalunya.
"Ja... jadi... K...kau anak, A... amir??? "
Mia mengangguk.
"Dan resep sayur ini aku dapatkan dari almarhum ibu, yang diajarkan nenek. " Mia kembali meneteskan air matanya mengingat semua orang yang sudah pergi meninggalkannya.
"Ja... jadi... Amir dan istrinya.... " Mondi ingat kalau katanya Mia terjerat hutang keluarganya setelah kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan. Tapi ia masih berfikiran waras tidak sampai mengucapkannya karena ada Arsen di sana.
"Ma... sahabatku, ma. Ternyata sahabatku.... " Pak Amir menangis begitu juga dengan Mia.
"Arsen tenangkan Mia, mama akan menenangkan papamu. " mama Rima meminta kepada Arsen.
Arsen mengangguk dan menenangkan Mia dalam pelukannya.
"Ma... sahabatku telah meninggal, dan dia mengirimkan anaknya kepada kita. "
"Iya, pa... Sekarang Mia akan bersama dengan kita dan Arsen. Benarkan Arsen, Kita akan menjaga Mia bersama-sama. '
"Mereka orang baik, ma... kenapa Tuhan mengambil orang-orang baik seperti mereka terlebih dahulu. "
"Karena Tuhan lebih sayang mereka, pa. Seperti bunga yang indah, tidak akan menunggu layu untuk dipetik terlebih dahulu. "
PLEASE TOR CERITA NYA BEN DAN SISIE