Blurb :
Ling, seorang Raja Legendaris yang bisa membuat semua orang bergetar saat mendengar namanya. Tak hanya orang biasa, bahkan orang besar pun menghormatinya. Dia adalah pemimpin di Organisasi Tempur, organisasi terkuat di Kota Bayangan. Dengan kehebatannya, dia dapat melakukan apa saja. Seni beladiri? Oke! Ilmu penyembuhan? Oke! Ilmu bisnis? Oke!
Namun, eksperimen yang dia lakukan menyebabkan dirinya mati. Saat bangun, ternyata ia bereinkarnasi menjadi pria bodoh dan tidak berguna yang selalu dihina. Bahkan menjadi tertawaan adalah hal yang biasa.
Popularitas yang selama ini ia junjung tinggi, hancur begitu saja. Mampukah ia membangun kembali nama besarnya? Atau mungkin ia akan mendapat nama yang lebih besar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daratullaila 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ramuan Tingkat Tinggi
"Halo, Adik kecil. Kita bertemu lagi," ucap seorang pria paruh baya pada Ling. Ia mencengkram tangan Ling ke belakang dan mengapit lehernya.
"Aku bukan Adikmu," jawab Ling ketus. Ling menendang kaki pria itu hingga terbanting. Suara bantingan itu sangat kuat. Bangunan tempat mereka berdiri ikut bergetar.
Pria itu mencoba bangkit. Tubuhnya menjadi bungkuk. Sepertinya tulangnya remuk akibat dibanting Ling. Ia menekan-nekan punggungnya untuk meluruskan kembali tubuhnya.
"Kau bahkan tak memberi ampun pada pria tua," ucap pria itu mengeluh. Kini ia berganti memijat kakinya yang ditendang Ling. Ia berjalan pincang ke arah kursinya.
"Tak perlu berakting lagi atau aku akan benar-benar mematahkan kakimu," ujar Ling.
Liam yang melihat kejadian diantara dua orang ini hanya begidik ngeri. Ia tak menyangka kekuatan Ling lebih kuat dari bayangannya. Ia bahkan bisa menendang seseorang sampai terbanting padahal posisinya saat itu tidak menguntungkan.
Pria itu segera menegakkan badannya. "Katakan, apa yang kau butuhkan?" tanya pria itu.
Mereka sedang berada di toko ramuan, yang pernah mereka datangi saat pertama kali membeli ramuan. Pria itu dulu terlihat lemah, pucat, dan penuh emosi. Namun sekarang ia tampak bugar dan sangat sehat.
"Keluarkan tanaman obat terbaikmu," ucap Ling. Pria itu bergegas pergi meninggalkan Ling dan Liam.
"Apa benar pria itu tadi hanya akting?" tanya Liam penasaran.
"Ya. Jika dia mau, dia bisa membantingmu hanya dengan kelingkingnya," ucap Ling. Nadanya terdengar santai tapi akan membuat siapapun bergidik ngeri saat mendengarnya.
"Kau sangat hebat bisa mengalahkannya," puji Liam.
Ling berjalan ke rak-rak yang dipenuhi tumbuhan obat. "Tidak. Kebetulan dia sedang lengah saat itu," jawab Ling. Kini ia sudah pindah ke rak yang dipenuhi ramuan obat.
Ia mengambil beberapa ramuan dan mencium aromanya. Terkadang wajahnya mengernyit saat aroma itu terlalu kuat. Setelah melihat beberapa obat, dia tidak mengambil satu pun.
Ling duduk di salah satu kursi yang ada di sana. Ia meminum air dari botol minumnya. Liam juga ikut duduk di sebelahnya dan melihatnya minum.
"Kau mau?" tawar Ling.
"Boleh. Aku sedikit haus," jawab Liam. Ia langsung menenggak habis air yang ada di dalam botol.
Setelah beberapa saat minum air di dalam botol itu, Liam baru menyadarinya. "Apakah ini ramuan tingkat tinggi?" tanya Liam kaget.
Ia pernah merasakan hal ini sebelumnya, saat meminum ramuan yang diberikan Ling, yang dibeli dari toko ini. Badannya menjadi rileks, pikirannya menjadi tenang, dan kultivasinya meningkat cepat. Ramuan tingkat tinggi benar-benar hebat.
"Kau sebagai ahli ramuan seharusnya tahu apa itu," jawab Ling santai.
Ini benar-benar ramuan tingkat tinggi? Ramuan tingkat tinggi dalam botol minum? Dan Liam meminum habis semuanya tanpa rasa khawatir? Apakah dia dalam masalah kali ini?
Ramuan tingkat tinggi jarang ditemui di Kota Urban. Jika ada, hanya beberapa orang kaya yang memilikinya. Ramuan itu juga hanya ada sebotol kecil dan dijaga sebaik mungkin. Mereka akan memberi ramuan itu pada anak jenius yang menurut mereka berhak mendapatkannya. Jika beruntung mereka akan mendapat satu botol, itu juga sudah dicampur air, tapi mendapat satu tetes juga sudah termasuk beruntung.
Bagaimana jika mereka melihat ramuan tingkat tinggi hanya diletakkan di botol minum biasa dan dibawa kemana-mana? Mungkin mereka akan gila.
"Itu hanya ramuan tingkat tinggi dengan kemurnian rendah. Kau tak perlu kaget," ucap Ling lagi karena melihat Liam masih membeku.
Jangankan kemurnian rendah, ramuan tingkat tinggi saja sulit ditemukan!
"Aku akan menggantinya lain kali. Maaf menghabiskan ramuanmu," ucap Liam merasa bersalah.
"Tidak perlu," jawab Ling. Ia bangkit dari duduknya. Ternyata pria itu telah kembali, dengan membawa beberapa tanaman obat di tangannya.
"Lima tanaman dengan umur seribu tahun, 100.000 koin," ucap pria itu secara langsung.
Ling mengeluarkan kartu segitiga. Ia langsung memberikan itu pada si pria di depannya. Tampaknya ia sangat puas dengan bahan obat yang dia dapat. Setelah itu Ling pun melangkah keluar toko, yang diikuti oleh Liam.
"Kau tahu harga juga. Belanja lagi di sini lain kali. Ingatlah nama keluargaku adalah Zhuo," ucap pria itu sedikit berteriak.
Liam menoleh untuk melihat pria itu. Ia sedang melambaikan tangannya seperti saat terakhir kali mereka bertemu.
Sebenarnya seberapa luas dominasi Keluarga Zhuo dalam hal ramuan? batin Liam yang baru mengetahui satu lagi orang dengan nama Keluarga Zhuo yang menjual ramuan.
*
Ling kembali ke rumah di siang hari. Kebetulan kakek dan ibunya sedang makan siang.
"Kau sudah pulang? Darimana saja kau?" tanya Chen Qi dengan nada tak bersahabat.
"Menemani Tuan Muda Zhuo membeli bahan ramuan," jawabnya santai. Ia meneruskan langkahnya menuju kamar.
"Berhenti Ling. Bicaralah di sini," ucap Chen Qi memerintah, yang membuat Ling menghentikan langkahnya.
Selama menjadi Raja Legendaris, tak pernah ada orang yang berani memerintahnya. Mendengar hal seperti ini membuatnya merasa aneh. Dia menundukkan kepalanya dan tersenyum sinis.
Dengan terpaksa, Ling duduk di meja makan.
"Apa kau sudah tahu bahwa orang dari Kota Bayangan itu akan tetap tinggal sampai besok?" tanya Chen Qi.
"Tidak tahu," jawab Ling seadanya. Ia hanya memandang kosong ke arah kakeknya.
"Besok mereka ingin melihat seseorang dapat membuat mereka puas dengan hasil tes. Aku tahu perkataan ini ditujukan untuk Wuzhou. Belajarlah. Jika Wuzhou mampu membuat mereka puas, besok kalian akan mengadakan tes. Aku sudah memenuhi perpustakaanmu. Semoga itu dapat membantu," ucap Chen Qi memberitahu.
Ling mengangguk. "Kalian tidak ke kantor?" tanya Ling.
"Kami ingin istirahat sejenak," jawab Chen Lin.
Ling kembali mengangguk. "Aku sudah bisa ke kamar kan? Aku akan makan siang di kamar saja," ucap Ling. Tanpa menunggu jawaban, dia pergi ke kamarnya.
Setelah sampai di kamar, ia mengunci pintu kamar. Ia segera mandi dan berendam. Stok rumput gruvnya menipis, jadi ia butuh ramuan untuk berendam.
Fisiknya sudah hampir sekuat dulu. Ia tetap berendam agar kultivasinya semakin lancar. Apalagi ia ingin menembus tingkat ke delapan. Dengan bekal pengetahuan yang ia dapat dulu, ia mencoba segala cara agar tingkat ke delapan dapat segera ia tembus.
Ia juga kehabisan stok ramuan untuk diminum sehari-hari. Jadi dia akan sangat sibuk untuk membuat banyak ramuan hari ini.
Pertama ia membuat ramuan untuk diminum sehari-hari. Ia berencana menyetok dua sampai tiga teko untuk seminggu. Tak butuh waktu lama untuk itu, karena ia sudah terbiasa membuat ini.
Selanjutnya ia membuat ramuan untuk dipakai berendam. Resep ramuan ini ia buat saat ia menjadi Dewa Tabib. Dulu ia tak pernah memakainya karena ia sudah kuat. Sekarang akhirnya ia memakai resepnya sendiri.
Resep ini juga ia gunakan untuk tentara di organisasinya dulu. Maka dari itu mereka sangat kuat dan ditakuti. Mereka juga pilar kokohnya Kota Bayangan. Mereka berperang untuk mempertahankan wilayah, berperang melawan pejabat licik, dan melakukan pertahanan di perbatasan berbahaya.
Ling tersenyum tipis. Ia sedikit merindukan masa-masa itu.
kalo MCnya tetep kuat, kayak gk ada halangan sama sekali,, gk asik sih