Gisella Arumi tidak pernah menyangka akan menjadi istri kedua Leonard Alfaro kakak iparnya sendiri setelah ia menyebabkan Maya saudaranya koma karena kecelakaan mobil. Gisella yang mengendarai mobil di hari naas itu terlibat kecelakaan beruntun di jalan tol.
"Kau harus bertanggung jawab atas kelalaian mu, Ella. Kamu menyebabkan kakak mu koma seperti sekarang. Kau harus menikah dengan Leonard. Mama tidak mau Leo sampai menikahi perempuan lain untuk merawat Noah", tegas Meyda mamanya berapi-api sambil menunjuk wajah Gisella.
Bak tersambar petir di siang bolong, Gisella menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau. Aku akan bertanggung jawab mengurus keponakan ku tanpa harus menikah dengan Leonard. Bahkan aku tidak mengenalnya–"
Plakk!
Tamparan keras Rudi sang ayah mbuat Ella terkejut. Gadis itu mengusap wajahnya yang terasa perih. Matanya pun memerah.
"Kenapa papa menampar ku?"
"Karena kau anak tidak tahu di untung. Kau pembangkang tidak seperti Maya. Kau sudah menyebabkan kakak mu koma!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MELANGGAR ATURAN
"Ting...
Ella ragu-ragu untuk melangkahkan kakinya keluar lift. Namun sudah kepalang basah, gadis itu memutuskan untuk keluar dan mencari kamar Leonard.
Setapak demi setapak kali Ella melangkah, kedua netranya menatap sekitar.
Sebenarnya tubuh Ella mendadak gemetaran. Bahkan gadis itu hampir saja menjatuhkan nampan di tangannya.
Suasana sepi dan sangat sunyi di lantai ini membuat tubuh Ella seketika bergidik ngeri namun lantai tiga di mansion kakaknya benar-benar membuat Ella kagum. Penataan ruang sangat berkelas.
"Apa kak Maya yang menata semuanya? Huhh kakak memang seleranya sangat baik", ucap Ella memuji Maya.
Hingga kedua matanya mengerjap-ngerjap melihat sebuah pintu berukuran besar dan menjulang. Hanya ada dua pintu saja di lantai itu. Ella yakin pintu di hadapannya adalah kamar Maya dan Leonard.
Kini perasaan Ella semakin gugup. Tangannya sudah siap mengetuk pintu itu tapi di urungkan nya. Sudah berapa kali seperti itu.
"Ahh...Kenapa aku nekat begini. Kak Leo sangat jelas mengatakan aku tidak boleh kemari", ujar Ella sesaat menundukkan wajahnya.
"Sebaiknya Nur saja yang mengantarkan makanan ini. Aku membuat masalah jika melanggar aturan kak Leo. Ia pasti akan marah lagi padaku", ucap Ella pelan.
Ella menghela nafas.
Gadis itu memutuskan kembali ke bawah. Biar Nur saja yang mengantarkan makan malam Leo. Pelan-pelan Ella hendak melangkah, takut-takut jika Leonard mengetahui ia berada di lantai tiga.
"Klik..
"Ups..
Ella kaget. Kedua matanya melotot dan berputar-putar mencari tempat untuk bersembunyi ketika mendengar pintu terbuka, namun terlambat. Leonard menarik tangan Ella masuk ke dalam kamar.
Leo menghimpit tubuh Ella di belakang pintu.
Kedua manik bening Ella mengerjap-ngerjap menatap Leonard yang menatapnya tajam. Wajah itu sama persis saat pertama Ella mengenalnya. Dingin dan tak bersahabat.
Dengan susah payah Ella menghirup udara. Ia sangat tahu telah melakukan kesalahan yang membuat Leo kembali membencinya.
"K-ak...A-ku membawakan makan m-alam", ucap Ella terbata-bata.
Saking takutnya membayangkan amarah Leo padanya, membuat kedua manik bening indah itu kini berkaca-kaca. Kaki Ella terasa lemah, begitu juga kedua tangannya mendadak berkeringat dingin, hampir menjatuhkan nampan yang ia bawa.
Leonard mengambil nampan itu dari tangan Ella.
Ella spontan memejamkan kedua matanya dan menutup telinga dengan kedua tangannya. Ella yakin Leonard akan membanting nampan berisi makanan itu.
"K-ak jangan marah", lirih Ella begitu kecil suaranya.
Namun yang Gisella rasakan justru tangan Leonard melepaskan tangan Ella dari telinganya. Mengganti dengan membingkai wajah pucat Ella dengan kedua tangannya.
Leonard menyatukan bibirnya pada bibir Gisella yang terasa dingin dan bergetar.
Seperti sedang di aliri listrik bertegangan tinggi, seketika tubuh Gisella panas. Perlahan membuka matanya.
Ella membuka mulutnya, ia membutuhkan udara. Nafasnya tersengal-sengal karena Leonard menciumnya begitu hebat.
"K-ak..
"Kau harus bertanggung jawab karena sudah berani melanggar aturan ku, Gisella Arumi. Ternyata kau benar-benar gadis pembangkang ya", ucap Leo di telinga Ella yang memiringkan kepalanya ketika bibir hangat laki-laki itu menyusuri leher jenjangnya.
Sekuat mungkin Ella menahan agar tak mengeluarkan suara dari bibirnya, namun ia gagal melakukannya. Pada akhirnya pertahanan itu jebol juga.
"Akh–
Leonard tersenyum penuh arti mendengarnya. Laki-laki itu perlahan mendorong tubuh Gisella melangkah mundur kebelakang ketika Ella membalas ciumannya. Keduanya berciuman mesra. Melupakan siapa mereka sebenarnya.
Sementara kedua tangan gadis itu mencengkram kuat-kuat sisi kemeja putih yang membalut tubuh atletis Leonard.
Leonard menghentikan buaian nya. Kembali membingkai wajah Ella. Yang membalas tatapan dengan mata nampak sayu, memendam sesuatu. Leonard tahu hal itu.
"Ahh Gisella, aku tidak pernah bisa membuat aturan untuk mu. Kau mempengaruhi pikiran ku Ella, sejak pertama melihat mu", bisik Leonard sangat intim di telinga Ella.
"Kenapa kamu memutuskan kembali ke Jakarta di saat tidak tepat, Ella. Seharusnya kamu tetap berada di Amerika Ella, agar tidak terjadi seperti ini", ucap Leonard sambil menyelusup kan jemari tangannya ke dalam kaos longgar yang Ella kenakan.
"Aku membutuhkan mu sekarang..
...***...
To be continue
hempaskan.
sepertinya bibit 2 pelakor ini mah
tp kok nolak. 😵
gmn klo Leo nya berpaling nya ke ella. kan sami ajo