Ronan Adgar. Dia kecelakaan saat berusia 13 tahun dan berakhir koma selama 5 tahun.
Setelah sekian lama koma, akhirnya dia kembali sadar dan menyadari banyaknya perubahan pada dunia.
Keluarganya yang sebelumnya kaya raya kini hancur.
Kedua orang tuanya meninggal, menyisakan adiknya yang bekerja sebagai pelayan di kafe pinggir jalan.
Tidak ada lagi bisnis besar.
Sahabatnya bahkan kini mengabaikannya dan menjauh dari dirinya membawa tunangannya yang juga telah kehilangan minat pada dirinya.
Melihat semua perubahan itu, Ronan merasakan perasaan kecewa, kesedihan dan penderitaan.
Dalam penderitaan itu tiba tiba sesuatu muncul di udara yang kosong.
-Host Dengan Kriteria Terbaik Telah Ditemukan.
-Apakah Host Menginginkan Balas Dendam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RyzzNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Kapan hal itu terjadi?
Di publik.
Tidak ada yang tau tentang fakta bahwa Elena Griffin dan Ethan Griffin sebenarnya memiliki empat anak dan bukan hanya tiga.
Namun, anak keempat mereka entah bagaimana tiba tiba menghilang tanpa jejak dan dinyatakan telah meninggal.
Saat itu Elena dan suaminya menjadi sangat putus asa namun, meski begitu mereka tetap dapat melangkah ke depan dan mulai melupakan sosok anak keempat.
Tapi hari sebelumnya, sesuatu yang sangat mengejutkan Elena mendatanginya.
Meski fakta anak keempat tidak diketahui oleh publik, beberapa orang dari keluarga terpandang mengetahui rahasia tersebut.
Dulu mereka sempat menemukan jejak anak keempat tapi entah bagaimana secara tiba tiba anak tersebut langsung menghilang kembali.
Lalu tentang sesuatu yang mengejutkan Elena, itu adalah telepon yang datang dari seorang pria yang sangat dia kenali, lagipula pria itu adalah sosok dari keluarga terpandang lainnya.
Kaden Ludwig.
Sebuah kejutan bagi Elena untuk mendapatkan telepon dari orang besar seperti mereka, Elena, meski keluarganya sangat kaya.. kekayaannya tidak sebanding dengan keluarga Ludwig.
Elena berpikir bahwa Ludwig mungkin akan membahas suatu kerja sama dan berniat menolak dengan baik demi kenetralannya.
Tapi dia terlalu naif, Ludwig datang dengan kerja sama yang sangat mengejutkannya.
“Anak keempatmu masih hidup, aku tau dia dimana.“
Itulah yang Kaden ucapkan padanya, singkat namun membuat Elena terdiam. Awalnya Elena terus menerus membantah ucapan Kaden.
Namun foto yang Kaden kirimkan menampilkan seorang pemuda yang berusia sekitar 18 tahun, memiliki penampilan yang menyedihkan.
Namun hal yang mencolok adalah pupil matanya yang berwarna oranye dan begitupun dengan rambutnya, diikuti dengan tahi lalat dibawah matanya, semua ciri ciri itu sangat mencerminkan keluarga Griffin.
Apalagi wajah pemuda itu yang sangat mirip dengan seseorang yang dia cintai, tidak lain adalah suaminya.
Saat itu Elena menjadi yakin bahwa pemuda itu adalah anaknya dan meminta Kaden untuk memberinya lokasinya, namun…
“Bantu aku satu hal dan aku akan mempertemukan mu dengan anakmu.“
Begitulah akhirnya dia memutuskan untuk melenyapkan kenetralannya demi satu orang anak yang telah lama dia cari.
Suaminya menatapnya dengan wajah terkejut.
“Apa kamu.. sungguh yakin bahwa dia adalah Rinne?“
Elena mengangguk kemudian mengeluarkan handphone nya dan memperlihatkan foto dari anak mereka yang hilang.
Melihat gambar itu, keterkejutan jelas namun halus terlihat diwajah suaminya, tubuhnya bergetar diikuti dengan suaranya:
“Ini.. dia benar benar..“
Pada akhirnya, mereka tidak punya pilihan lain dan melakukan apa yang diperintahkan demi mendapat kembali apa yang hilang dari mereka.
***
Malam akhirnya tiba.
Dimansion yang megah, dimana semuanya dihias dengan sedemikan rupa, membentuk kemewahan yang indah dan megah.
Beberapa meja yang dilapisi kain putih terlihat diletakkan dihampir seluruh tempat aula mansion, empat kursi ditempatkan untuk satu meja.
Di beberapa dinding dinding memperlihatkan sebuah manik manik bercahaya diikuti dengan beberapa hal yang dibuat untuk menyambut ulang tahun Elena Griffin.
Banyak tamu mulai berdatangan, Elena duduk dikursi yang berada di atas podium layaknya seorang putri istana, tentunya hal ini dilakukan karena dia adalah pusat dari rencana pesta.
Tidak ada satupun yang keberatan dengan hal itu, lalu dimeja khusus yang panjang diletakkan di dekat podium sebagai tempat khusus untuk anggota keluarga Griffin.
Elena melihat tiap tamu yang telah datang, mereka semua datang dengan penampilan mewah yang luar biasa.
Namun pandangan Elena tertuju pada tiga sosok yang adalah Kepala sekolah Ronan, Evan.
Albert Tyfall dan sosok terakhir.. seorang gadis dengan pupil mata merah muda yang tersenyum polos ketika banyak pemuda yang mengepungnya.
Dia adalah mantan tunangan Ronan, Amanda Riley.
Melihat Amanda Riley, Elena tak memasang ekspresi apapun kemudian segera mengalihkan perhatiannya.
Dibelakang bagian atasnya saat ini terdapat sebuah layar lebar yang digunakan untuk memproyeksikan sesuatu.
Saat itu aula menjadi sangat riuh ketika sebuah kendaraan datang dengan suara luar biasa.
Karena pintu mansion memiliki ukuran yang luas, Elena dapat melihat sekilas mobil dengan warna hitam yang elegan itu.
“Akhirnya datang..“
Elena bergumam pelan ketika banyak orang orang yang mengepung mobil itu dengan rasa ingin tahu yang tinggi.
Siapa yang berada di dalam mobil itu? Mereka bertanya-tanya, namun tidak ada yang tau karena mobil tersebut sangat jarang terlihat.
Kericuhan tersebut menjadi semakin ricuh ketika seorang pemuda turun dari mobil tersebut, sebuah penampilan yang luar biasa elegan layaknya seorang pangeran dari kekaisaran.
Ketampanan yang halus dan indah layaknya diukir oleh seorang dewa yang memiliki ketertarikan akan keindahan dan kemewahan.
Pemuda tersebut mengenakan pakaian layaknya pakaian abad pertengahan, namun ada perbedaan jelas antara keduanya.
Yaitu, apa yang pemuda itu gunakan adalah pakaian abad menengah versi modern, sebuah pakaian yang tidak terlalu mencolok namun menonjolkan kesan dari pemakaiannya.
Pemuda tersebut adalah Ronan, jika sebelumnya Ronan sangatlah tampan, sekarang Ronan menjadi meningkat seratus level lebih dalam hal penampilannya ketika dia melakukan sedikit riasan yang halus dan tidak tebal, rambutnya yang biasanya di biarkan, diiringi dengan rapi.
Semua orang terdiam dan menahan nafas saat keberadaannya yang layaknya seorang malaikat turun dari bumi.
Pemuda itu sendiri dengan acuh tak acuh menuju ke pintu sebelah mobil miliknya dan membukanya, mengulurkan tangannya yang segera di raih oleh tangan seorang gadis yang ramping.
Tangannya dibalut oleh sebuah kaus tangan yang memiliki warna biru tengah malam yang indah dengan bintik bintik putih layaknya sebuah bintang.
Saat gadis itu keluar, segera penampilannya terlihat. Mengenakan gaun biru tengah malam yang indah dan ketat, memperlihatkan tubuhnya yang langsing dan memikat.
Wajahnya sangat indah dan cantik saat dirias dengan sedemikian rupa yang sempurna, rambutnya dibiarkan tergerai, bersinar dalam gelapnya malam.
Semuanya terdiam, aula pesta yang riuh menjadi sangat sepi hingga menyisakan alunan melodi klasik yang menyenangkan.
Pasangan tersebut terlihat sangat serasi layaknya seorang pangeran kekaisaran dan putri kerajaan yang menyatu.
Sebuah keindahan layaknya matahari dan bulan ketika disatukan.
Pasangan tersebut berjalan dengan tangan yang berpegangan, penampilan keduanya telah mengambil alih seluruh pusat perhatian pesta.
Ketika mereka mencapai penjaga, Ronan menyerahkan undangannya membuat penjaga itu tersentak.
“A-anda.. anda.. datang sebagai siapa..?“
Suaranya terdengar gemetar dan gugup, namun pemuda tersebut tersenyum kecil, senyumannya yang santai membuat banyak wanita disana terpikat.
Namun ucapannya selanjutnya sangat mengejutkan.
“Aku datang Sebagai, tunangan dari Eisell Ludwig.“
Kehebohan yang hening terjadi saat pemuda itu mengatakannya.
Eisell Ludwig, gadis itu tersenyum membenarkan ucapan dari Ronan Adgar. Membuat banyak pria meleleh karena senyumannya.
***
alurnya t3pat