NovelToon NovelToon
Kallea Jidan

Kallea Jidan

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Berondong / Cintamanis / Kaya Raya / Cinta Murni
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Alquinsha

Jidan bersumpah tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakiti Kallea.

Jidan akan menjadi malaikat pelindung bagi Kallea dan akan menjadi mesin penghancur bagi siapapun yang berani menyakiti Kallea.

Tentang gadis penuh luka bernama Kallea dengan penyembuh lukanya, Jidan Xavier.

Bagaimana kisah selengkapnya? ikuti terus ya...



Instagram: lightquinsha_
Tiktok: candylight_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Alquinsha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KJ #7

Setelah drama lupa memberitahu alamat kostan, keempat karyawan cafe bucin akhirnya menempati kostan baru mereka.

Kostan nya sangat melebihi ekspektasi. Selain gratis, kostan baru mereka juga lebih nyaman dari kostan mereka sebelumnya.

Pandangan Aska terhadap Jidan perlahan membaik seiring berjalannya waktu. Apalagi, Jidan juga yang sudah membantu mereka pindahan.

"Gue terharu sama kebaikan Jidan," ucap Aska saat keempat karyawan cafe bucin itu sedang berkumpul di teras kostan.

Hanya ada mereka berempat disana. Jidan dan Kallea sudah pulang, sementara penghuni kost yang lain berada di kamar mereka masing-masing.

Jidan hanya membeli empat kamar untuk keempat karyawan di cafe bucin. Kamar lainnya masih dihuni oleh penghuni kost lain yang sudah lebih dulu menyewa disana.

Tapi, meskipun keempat karyawan cafe bucin hidup bersama penghuni kost yang lain, mereka tidak perlu mengantri ke kamar mandi, karena Jidan membelikan kamar kost yang sudah ada kamar mandinya di dalam.

"Udah dibeliin kostan, dibantu pindahan lagi," tambahnya mengucapkan rasa harunya terhadap Jidan.

Masa bodoh bagaimana kelakuan Jidan selama di kampus, yang jelas sekarang Jidan sudah menjadi orang yang berjasa dalam hidup Aska.

"Gue juga gak expect Jidan bakal bantu kita pindahan, bahkan bantu angkat barang kita," ucap Dhani setuju.

Dhani tidak kuliah dan tidak tahu bagaimana kelakuan Jidan di kampus. Tapi Dhani pernah melihat Jidan memukul orang tanpa ampun di jalan dan pernah melihat Jidan balapan.

Rasanya sulit dipercaya orang seperti itu sudi membantu orang lain. Apalagi sampai mau membantu mengangkat barang-barang mereka.

"Tapi Jidan kan selama ini juga mau bantu-bantu di cafe," ucap Raka merasa kedua temannya berlebihan.

Jidan bukan sekali ini saja membantu mereka. Jidan sudah sangat sering membantu, apalagi saat cafe ramai dan di cafe kekurangan pelayan.

"Ya itu sih beda, Jidan bukan bantuin kita, tapi bantuin bos," sahut Dhani.

Jidan sering membantu di cafe saat cafe sedang ramai pelanggan, tapi itu saat ada Kallea di cafe.

"Ya kan Jidan juga ke cafe nya kalau ada bos aja, kalau gak ada mana mau Jidan ke cafe," timpal Raka.

Mereka berempat berujung memperdebatkan hal yang tidak seharusnya diperdebatkan. Niat mereka bersantai di teras tidak terlaksana karena mereka harus berdebat.

-

-

Jidan datang ke apartemen Kallea dengan tampang berantakan. Bukan karena kecapean membantu karyawan cafe bucin pindahan, tapi karena Jidan baru saja bertengkar dengan mamahnya.

"Ada apa?" tanya Kallea menatap wajah berantakan Jidan saat Jidan memasuki apartemennya.

"Ada masalah di rumah?" hanya itu yang bisa Kallea pikirkan sekarang, apalagi Jidan baru pulang dari rumah keluarganya.

Setelah membantu karyawan bucin pindahan, Jidan pamit pulang ke rumahnya karena mamahnya menelpon dan menyuruhnya pulang. Pasti ada sesuatu yang terjadi yang membuat tampang Jidan berantakan.

"Jidan?" Kallea melangkah lebih dekat pada Jidan untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Kallea khawatir karena tidak biasanya Jidan seperti ini. Bahkan ketika Jidan sedang ada masalah dengan keluarganya, Jidan masih bisa bersikap biasa.

"Jangan bikin kakak khawatir, Jidan!" Kallea memegang lengan Jidan dan saat itu juga Jidan menarik tubuh Kallea ke dalam pelukannya.

"Tolong seperti ini sebentar," ucap Jidan mempererat pelukannya pada tubuh Kallea.

Jidan ketahuan mengambil sejumlah uang dari rekeningnya dan mamahnya mengira Jidan memakai uang itu untuk hal hina. Jidan dituduh membayar wanita malam untuk diajak senang-senang. Padahal, Jidan tidak pernah sekalipun berpikir untuk melakukan hal hina itu.

Jidan sudah mencoba menjelaskan, tapi mamahnya tidak mau mendengarkan penjelasan darinya dan hanya terus memarahinya.

"Yaudah, kamu tenangin diri kamu dulu. Kakak bisa dengerin cerita kamu nanti," ucap Kallea membalas pelukan Jidan dan berusaha menenangkan laki-laki itu.

Mungkin sekarang Jidan memang belum bisa cerita, Kallea akan menunggu Jidan menenangkan dirinya terlebih dahulu. Lagipula, masih ada banyak waktu untuk Jidan menceritakan masalahnya.

"Makasih," Jidan mempererat pelukannya dan memejamkan matanya merasakan kehangatan dalam pelukan mereka.

Plak!

Jidan kembali merasakan sakit mengingat saat mamahnya menampar wajahnya. Jidan sudah biasa menerima pukulan, tapi entah kenapa Jidan merasakan sakit yang teramat sangat hanya karena mamahnya yang menampar wajahnya.

"Mamah tidak menyangka kamu memakai uang kamu untuk hal seperti itu," kalau boleh jujur, Jidan juga tidak menyangka mamahnya akan berpikir sejauh itu.

Jidan mengakui dirinya berandalan dan suka membuat onar dimanapun dirinya berada, tapi Jidan tidak pernah memakai uangnya untuk bersenang-senang dengan wanita.

Bahkan, ketika Jidan mengetahui Kallea nya pacaran dengan kakaknya sendiri, Jidan tidak pernah berpikir untuk melakukan hal hina itu.

Jidan laki-laki normal, tapi Jidan tidak pernah berpikir melakukan itu meskipun bersama wanita yang dicintainya.

"Kamu sudah terlalu banyak mengecewakan keluarga ini! lebih baik kamu tidak pernah lagi pulang ke rumah!" finalnya, yang membuat Jidan berantakan sekarang karena mamahnya mengusirnya dari rumah.

Jidan diusir dan disalahkan atas kesalahan yang tidak pernah Jidan lakukan.

Bukankah seharusnya mamahnya mencari tahu terlebih dahulu untuk apa uang itu? kenapa harus menuduh Jidan melakukan hal hina?

Jidan tidak masalah diusir karena selama ini Jidan lebih sering tinggal di apartemen, tapi Jidan tidak bisa terima disalahkan seperti itu.

"Jidan, kamu nangis?" tanya Kallea merasakan pundaknya basah.

Kallea semakin khawatir karena tidak biasanya juga Jidan sampai menangis seperti ini. Jidan berandalan, tentu saja haram baginya mengeluarkan air mata.

"Enggak," jawab Jidan. Tapi detik berikutnya Kallea justru mendengar suara isakan Jidan.

Jidan benar-benar menangis dan menumpahkan kesedihannya dalam pelukan Kallea. Sebelum datang kesini, Jidan berpikir untuk melampiaskan semuanya dengan mabuk-mabukan, tapi Jidan mengingat janjinya pada Kallea.

Jidan bisa melakukan apapun di dunia ini, kecuali melanggar janjinya terhadap Kallea. Sekecewa apapun Jidan terhadap mamahnya, Jidan tidak akan pernah mengecewakan wanitanya.

Sudah cukup Kallea dikecewakan oleh dua laki-laki dalam hidupnya, Jidan tidak akan seperti mereka yang mengecewakan Kallea.

"Gapapa kamu nangis, gak ada salahnya juga laki-laki nangis," ucap Kallea mengusap punggung Jidan untuk menenangkannya.

Kallea tidak keberatan pundaknya basah oleh air mata Jidan. Toh, selama ini Jidan juga yang selalu membantu dan menguatkan Kallea sampai Kallea bisa menjadi dirinya yang sekarang.

"Aku laper," ucap Jidan setelah sekian lama menangis dalam pelukan Kallea.

Jidan menghapus air matanya sebelum akhirnya melepaskan pelukan mereka.

"Aku laper, bisa tolong buatkan aku makanan?" ucap Jidan lagi tanpa berani menatap wajah Kallea.

Jidan merasa malu dengan dirinya sendiri karena harus menangis di depan Kallea. Seharusnya, Jidan berada disana untuk selalu menguatkan Kallea, tapi nyatanya Jidan harus menujukkan kelemahannya di depan perempuan itu.

"Iya, nanti kakak masak. Kamu bersih-bersih dulu sana, sambil nunggu makanannya mateng," ucap Kallea tersenyum menatap Jidan meskipun Jidan tidak sedang menatap padanya.

"Iya udah, aku ke kamar dulu," pamit Jidan hanya menatap sekilas kearah Kallea sebelum pergi menuju kamar untuk mandi.

Jidan tidak ingin wanitanya melihat wajahnya dalam keadaan menyedihkan akibat menangis.

"Astaga! kenapa gue harus nangis di depan kak Lea?" gerutu Jidan pada dirinya sendiri sebelum memasuki kamar.

Jidan tidak seharusnya menangis seperti itu, apalagi di depan perempuan yang dicintainya. Entah apa yang akan Kallea pikirkan nanti, apalagi Jidan menangis sampai terisak seperti tadi.

"Jidan kenapa ya?" gumam Kallea menatap punggung Jidan.

Heran juga melihat Jidan kabur setelah menangis di pelukannya.

BERSAMBUNG

Terimakasih sudah membaca novel ini...

Jangan lupa tinggalkan jejak biar semangat update 😉

1
anyarai
alur nya lambat ya kk,,
tp ok kok
Syaira Liana
sangat bagus ceritanya seru
⋆ ˚。⋆୨ Light 🧸 ୧⋆ ˚。⋆: terimakasih ❤
total 1 replies
anyarai
baru mampir kk
⋆ ˚。⋆୨ Light 🧸 ୧⋆ ˚。⋆: terimakasih udah mampir ❤
total 1 replies
i am. Virgo
baru nyampe eps 5 aja udah seru❤
Syaira Liana
sabar ya jidann
Syaira Liana
sabar ya jaydenn
Syaira Liana
jidañ ayooo kejar kalea terus 🫣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!