NovelToon NovelToon
Kau Adalah

Kau Adalah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: TaurusWoman

Sebenernya cerita kesekian yang memang saya baru buat. Tapi untuk disini, cerita ini jadi cerita pertama yang saya rilis disini...

SO PLEASEEEE TINGGALIN JEJAK KALIAN YAA READERS. PLEASE TINGGALIN LIKE DAN COMMENT KALIAN DI CERITAKU INI...
BIAR DAPET INTI CERITA DAN ENDING CERITA YANG EPIK BANGET AKHIRNYAA...


ThankYou...

..........

Emril yang sempat berkuliah di London kembali pulang ke Jakarta dan melanjutkan kuliah di Kampus yang sama dengan kedua saudara laki-lakinya.

Di kampus barunya, selain ada kedua saudara laki-lakinya Emril juga bertemu kembali dengan sahabat semasa kecilnya, beberapa teman lamanya, teman nongkrongnya, teman olahraganya dan mantannya.

Tapi ternyata bukan hanya mereka yang membuat Emril betah kuliah di Jakarta dibanding di London. Ada satu orang diantara mereka yang selalu menarik perhatian Emril, bahkan Emril sering menolak apa yang dirasakannya, tapi Emril tidak bisa menghindar untuk selalu memikirkannya, mencarinya dan berbincang dengannya.

Dia Tami

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TaurusWoman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Yesa

Yesa Pov

Pagi-pagi udah di dapur bikin omlet sendirian. Di tiap hari yang libur pasti begini deh, dari pagi mamah sama ade udah pergi ke studio yoga dan papah pasti lagi siap-siap untuk golf. Jadi aku sendirian lagi di rumah.

TingTong...

Suara bel berbunyi.

Siapa pagi-pagi dateng bertamu. Paketkah? Kayanya enggak ada belanja apa-apa.

"Tolong dibuka Mba pintunya..." ucap papah baru keluar kamar dan sudah terlihat rapih.

"Iya..." jawabku menyimpan omlet di piring yang tinggal sedikit lagi finishing.

Sambil bermalas-malasan aku berjalan ke arah pintu untuk membuka dan melihat tamu siapa yang pagi-pagi sudah datang.

Ketika aku membuka pintunya, aku cukup terkejut melihat tamu yang datang, ternyata itu Emril. Setauku dia sedang ada di Bandung bersama bunda dan keluarganya. Dan sekilas sambil berjalan tadi aku melihat jam dinding, baru pukul 10.00 pagi.

"Emril...ko lo bisa disini? Bukannya lo lagi di Bandung ya..." ucapku sambil memberikan dia kode untuk masuk ke dalam.

"Gue pulang tadi pagi..." jawabnya tersenyum.

"Dalam rangka apa lo pulang duluan? ini masih jam 10.00 loh lo udah disini..." tanyaku berjalan lagi ke dalam rumah dan ku pastikan dia mengikuti langkahku menuju pantry.

Dari ruang tv papah menyapa Emril, ketika menoleh ke arah ku tentunya ke arah Emril juga dan Emril menghampiri papah untuk salim.

"Hai Emr..." sapa papahku.

"Hai om...udah siap-siap mau golf om?" sapa Emril salim ke papah.

"Iyaa nih, liat berita dulu sebentar sebelum berangkat..."

"Waduh om kalau mau olahraga kan butuh relaks om. Sebaiknya jangan diusik dengan pemberitaan yang rumit kaya gitu om..." ucap Emril menggoda papahku.

"Ah bisa aja kamu Emril...Tapi baiklah, om segera pergi saja. Sebelum mengganggu kalian berdua..."

"Paaaaaaahhh....." ucapku merasa kesal dengan respon papah.

"Apa sayang? Papah pergi dulu yaa Mba..." ucap papah menghampiriku dan mengecup keningku. Aku hanya mengangguk merespon pamitnya papah.

"Hati-hati Om..." ucap Emril ketika papah juga pamit ke Emril.

"Bye Emril, jangan lupa minta sarapan sama Yesa ya. Keliatannya dia lagi bikin omlet..." ucap papah masih menggodaku dan membuatku jengkel.

"Bye paaaaah...." ucapku menunjukkan kejengkelanku. Ku lihat mereka berdua tertawa melihat reaksiku.

Setelah papah pergi, Emril benar menghampiriku ke pantry dan duduk di bangku bar. Dia memperhatikan omlet yang sedang ku buat. Aku tau dia belum sarapan, makannya langsung kubuat omlet satu lagi ketika Emril sedang berbincang sebentar dengan papahku tadi.

Setelah dua omlet ini jadi. Aku meletakkan satu piring omlet di hadapan Emril.

"Makan dulu tuh..."

"Asssiiikk, ternyata lo nurut juga sama omongan papah..." ucap Emril saat menerima omletnya.

"Omongan papah yang mana?" tanyaku heran menatap Emril.

"Yang buat sarapan untuk gue..." jawab Emril melahap omletnya.

"Heeeh, udah jelas-jelas sebelum papah ngomong soal sarapan. Gue udah buat duluan yaa, lagian papah nggak nyuruh gue bikin sarapan untuk lo deh yang ada papah malah nyuruh lo minta sarapan ke gue. Gue aja yang terlalu peka jadi bikin satu omlet lagi untuk lo..." ucapku mengunyah omlet yang kubuat.

"Oh iya yaaa..." Emril tertawa mengingat yang sebenarnya.

"Heh...kenapa lo pagi-pagi udah disini?"

"Kenapa sih, emang gue ganggu lo ya?"

"Bukan itu, tapi kan setau gue, lo itu lagi di Bandung sama keluarga lo..."

"Ya emang, tapi kan tadi gue udah bilang, gue pulang duluan..."

"Ya ada apaan? Kayanya enggak pernah deh lo pulang duluan kalau lagi liburan...."

"Terus?"

"Ya ada apaan?"

"Kangen sama looo..." ucap Emril merentangkan tangannya seolah mau memelukku.

"Cih, bohong lo ketauan. Jujur sama gue, kenapa lo pagi-pagi udah pulang lagi dari Bandung???"

"Mmmmm iya iya....gue dari Bandara.." ucap Emril membatalkan untuk memelukku.

"Hah?Tami?" tanyaku sedikit malas. Dan kembali menyimpan omlet yang lagi ku makan di piring. Emril hanya mengangguk menjawab pertanyaanku sambil melahap potongan terakhir omletnya.

Aku terdiam melihat anggukannya dan menghabiskan omlet yang hanya tinggal beberapa suap. Setelah habiskan omlet, aku menuju tempat cuci piring dan membersihkan piring yang bekas aku dan Emril makan omlet.

Aku rasakan langkah kaki menyusulku dan Emril berdiri disampingku menyender ke kabinet pantry sambil bersedekap.

"Lo pacaran sama Tami?" tanyaku to the point masih dengan cucian piringku dan alat-alat masakku tadi.

Emril menggeleng.

"Terus, ada apa sampai lo relain pulang duluan dari Bandung demi ketemu Tami di Bandara?" tanyaku lagi dan berjalan ke ruang tv.

"Mau nganter aja..." jawabnya singkat.

Mendengar itu aku tetep nggak percaya kalau hanya itu alasannya. Aku duduk di sofa mengganti chanel tv yang tadi papah tonton. Dan Emril mengikuti duduk disampingku.

"Nggak mungkin. Pasti lo punya sesuatu yang lo simpen untuk Tami...." ucapku tanpa menoleh ke arahnya.

"Apaan?" tanyanya balik.

"Entahlah, cuma hati lo yang tau..." jawabku mengangkat bahu sekilas, seolah acuh.

Seperkian detik, Emril rebahan di sofa dan meletakkan kepalanya di atas pangkuanku.

"Ngantuk gue, kayanya tadi dari sebelum subuh deh gue udah jalan dari Bandung..." ucapnya menghadap ke sofa memeluk bantal sofa dan memejamkan matanya.

Aku melihatnya memang lelah. Spontan tanganku mengelus rambutnya, membiarkan dia menikmati dulu rasa kantuknya.

"Mmmm nyaman...gue boleh tidur dulu kan..." ucap Emril.

"Ya..." jawabku tetap menonton tv yang sebenarnya enggak mau aku tonton. Entah apa yang akan aku tonton, aku terus mengganti chanel tv. Di kepalaku terus terputar tentang cerita Emril yang bela-belain pulang pagi buta dari Bandung hanya untuk menemui Tami di Bandara yang akan pergi ke Inggris.

Yang aku tau mereka hanya sabagai partner asisten dosen. Tapi dari semenjak Emril pernah membentakku karena ikut menggosipkan Tami sampai detik ini secara langsung aku melihat sikap dia yang begitu perhatian ke Tami. Membuatku ragu tentang hubungan mereka, tepatnya meragukan apa yang sebenarnya Emril rasakan ke Tami.

Aku yakin sekali Emril memiliki rasa suka atau bahkan jatuh cinta terhadap Tami. Lalu, lagi-lagi kah aku hanya sebatas ini sama Emril?

Ya, aku tidak menampik kalau aku memang menyayangi Emril, bahkan mungkin rasa sayang itu lebih dari sekedar sayang sahabat. Atau tepatnya aku akan mengakui kalau aku mencintai Emril semenjak kita beranjak dewasa, tidak dari remaja ko. Hanya ketika kita berdua tumbuh dewasa, aku baru merasakan bahwa aku menyukai Emril.

Dan seiringnya waktu berjalan, aku jatuh cinta sama Emril. Tapi apa yang aku rasakan sebenarnya hanya diriku yang mengetahui itu. Walaupun semua orang disekitar kami selalu menjodohkan, itu bukan karena mereka mengetahui apa yang aku rasakan terhadap Emril, mereka lebih kebawa suasana yang aku dan Emril ciptakan. Dan aku tau Emril tidak pernah menyimpan rasa lebih untukku.

Oleh karena itu aku hanya bisa terdiam dengan perasaan yang aku punya terhadap Emril. Bagaimana dengan kali ini? Aku rasa aku tetap akan diam. Membiarkan rasa ini terus ada sampai ada seseorang yang bisa merubahnya. Dan aku hanya bisa membiarkan dia memilih lagi siapa wanita yang akan dia cintai.

Argh, rasanya kesal. Walaupun aku memang hanya bisa diam, tapi hati ini tetap kesal. Akupun langsung berdiri tanpa memperdulikan Emril yang sudah terlelap tidur dipangkuanku. Dan saat aku berdiri Emril seketika bangun sambil terkejut karena merasakan pergerakan yang begitu cepat disaat dia sedang tidur dengan tenang.

"Aaahh, kenapa Yes?" tanyanya setelah menyadari aku yang tiba-tiba berdiri. Aku mengacuhkan pertanyaannya dan jalan masuk kamar.

1
Durahman Kedu
bagus ceritanya
TaurusWoman
alur cerit yang relate dengan berbagai pengalaman orang-orang. menyukai seseorang tapi terkadang menolak apa yang dirasakan karena ada hal yg harus dijaga.
Foquita Retrasada
Setiap membaca ceritanya, aku terbawa suasana, semoga thor bisa terus bikin cerita seru!
Decapitator
Endingnya nggak disangka-sangka
Muriel
Cerita yang bikin saya gak bisa lepas sampai selesai, sampai dapet ending yang bikin saya senyum-senyum sendiri. 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!