DEMI KAMU,NAK
Namanya Viela, wanita yang masih berumur dua puluh dua tahun. Panggilan akrabnya adalah Vie.
Kilas balik, dua tahun yang lalu Vie mengalami peristiwa yang mengguncang jiwanya.
Di lokasi tempat dia bekerja,Vie dirudapaksa oleh atasannya. Diancam dan terbungkam dalam waktu yang tidak singkat. Perlahan alam pun menyingkap kejadian itu,Namun sayang posisi Vie lah yang di pandang rendah dan disalahkan oleh keluarganya sendiri dan warga yang disana.
Vie yang mengalami tekanan bertubi-tubi tak tahu harus bagaimana lagi.
Sang istri atasannya juga berkoar-koar di dunia maya menyebut Vie sebagai perebut suami orang. Tak ada keadilan yang Vie dapatkan. Semua memuaskan emosinya pada Vie. Tak sedikitpun diantara mereka yang percaya pada Vie.
Dengan status Vie belum menikah/masih sendiri, tentu di perkampungan,posisi Vie adalah yang paling salah dimata orang.
Keluarga melarang Vie untuk melapor kepada polisi, bukti-bukti tindakan pria itu yang menyimpang dimusnahkan oleh keluarga Vie sendiri.
Hingga jalan pintas pun diarahkan pada Vie.
Vie dikirim ke tempat yang sangat jauh.
Seseorang membawa Vie ke pedesaan pelosok. Jauh dari jalan besar. Belum ada jalan aspal disana. Pedesaan yang di kelilingi sawah yang begitu luas.
Di setiap pinggir jalan tertanam pohon pinus yang terlihat sudah berumur namun masih kokoh berdiri menantang langit.
Posisi Vie yang menumpang dirumah orang, membuatnya turun ke sawah dan mengurus ternak yang empunya rumah. Setiap harinya tak lepas dari kegiatan bertempur dengan lumpur dan kotoran hewan. Dengan kesibukan dan kelelahan di setiap harinya, tak mampu menepis kegelisahan dalam diri Vie.
Posisi Vie yang bekerja keras namun tak pernah mendapat gaji, ditambah lagi makan pun tidak pada waktunya. Kadang hanya makan satu kali sehari, padahal pekerjaan setiap harinya bukanlah pekerjaan ringan. Niat untuk keluar dari tempat itu bukan hal yang mudah. Lagi-lagi dia masih dipantau kuat. Serasa dipenjara tanpa jeruji besi. Dalam diri Vie berjanji,selepas berhasil keluar dari tempat itu, ia berjanji akan bertanggung jawab pada tubuh dan jiwanya. Ia berjanji akan memberikan dirinya makanan yang layak dan tepat pada jamnya.
Hingga satu tahun kemudian,dengan alasan pulang kampung untuk bertahun baru dengan keluarga, akhirnya Vie berhasil keluar dari sana.
Namun,sialnya keluar pun masih saja dalam pengawasan si Gundo. Hmm Gundo, seorang perempuan berusia sekitar tiga puluh tahunan,janda.
Gundo, Vie sering memanggilnya sebagai kakak, dia adalah anak dari paman kandung Vie dari pihak mama.
Singkatnya,Vie dan Gundo jadinya pulang ke kampung halaman. Takut-takut sebenarnya Vie, Pikirannya sudah dipenuhi pikiran negatif. Bayang-bayang orang menghakimi dirinya muncul dalam pikiran.
Namun,Gundo memaksanya untuk tak terlalu kentara takut begitu. Dengan yakinnya Gundo berucap akan menghadapi siapapun yang berani mencari masalah pada Vie.
Ucapan itu sedikit berpengaruh,namun tak membuat Vie merasa tenang.
Sesampainya mereka di kampung. Vie tidak pulang kerumahnya. Dia disuruh tinggal di kontrakan Gundo.
Dengan status dan pergaulan Gundo yang sering mengundang masuk pria hidung belang membuat Vie merasa semakin tak nyaman. Tiap malamnya selalu saja ada pria yang berbeda yang memasuki kontrakan. Setiap malamnya Vie mengurung diri di kamar atas atau di balkon memandang mobil yang hilir lalu lintas. Dia lebih merasa nyaman meninggalkan Gundo dan pria itu diruang bawah, tak berniat bergabung dengan mereka.
Hingga beberapa hari kemudian, Reno datang menyusul mereka. Reno anak laki-laki dari keluarga yang rumahnya sempat ditempati Vie menumpang.
Kedatangan Reno disambut gembira oleh Gundo. Vie dengan masih traumanya akan lelaki tidak begitu senang karena pastinya Reno akan tidur di atap yang sama dengan mereka. Sikap dingin Vie pada Reno lagi-lagi ditegur Gundo. Namun,jika Vie bersikap ramah, lagi-lagi masih juga ditegur. Serba salah Vie di mata Gundo setiap berhadapan dengan Reno.
Pagi hari, sejak kedatangan Reno, mereka sudah disuguhi minuman sereal yang dicampur dengan susu kental manis, terlalu manis di lidah Vie. Dengan memiliki riwayat asam lambung,minuman yang mengandung susu sungguh membuat lambungnya terasa nyeri. Namun,meski Vie sudah memberi tahu Gundo, lagi-lagi dia disuruh menghabiskan secangkir penuh yang disuguhkan oleh Reno.
Suatu hari, Vie harus pergi untuk mengurus berkas pribadinya. Mengetahui Vie yang tidak bisa bawa motor, akhirnya Gundo menyarankan Vie untuk mengurus bersama Reno saja. Hemat ongkos dan akan hemat waktu menurutnya.
Proses pengurusan berkas rupa-rupanya mengalami sedikit kendala,dan disarankan untuk sabar menunggu. Tapi sudah berjam-jam menunggu,pun berkasnya belum selesai diproses. Dengan berat hati mereka pun pulang dengan tak membawa hasil. Vie disarankan untuk datang dua hari lagi untuk hasil yang lebih pasti.
Sesampainya di rumah kontrakan, dengan wajah masam Gundo menanyakan perihal berkas Vie. Dengan jujur Vie menjelaskan keadaan dan kendala yang terjadi hari itu.
Semakin hari, sikap Reno semakin kentara mendekati Vie. Jajanan kue-kuean,buku-buku bacaan, dan minuman ringan, semua yang disukai Vie disediakan oleh Reno.
Gundo jelas tahu apa maksud Reno dengan semua itu, semuanya yang disediakan bukanlah untuknya. Siapapun tahu bahwa Gundo adalah peminum miras dan makanan seafood sebagai pasangannya. Gundo sangat jelas tahu pribadi Reno adalah pribadi liar yang tak mungkin menyentuh buku. Tapi bisa-bisanya semua itu terjadi di depan mata Gundo sendiri. Panas di mata juga panas di hati. Semakin hari sikap dan ucapan Gundo pun semakin menekan Vie.
Dan keesokan harinya konflik yang tak beralasan pun terjadi. Dan Vie memilih untuk pergi dari sana, pulang Ia kerumah orang tuanya. Tak lama Reno malah mengikuti Vie untuk tinggal di rumah orang tua Vie.
Bertahun-tahun Gundo tinggal di kampung halaman desa Reno, bahkan Reno sendiri sudah dia bilang dianggap sebagai anaknya sendiri. Gundo dan keluarga Reno sudah sangat dekat dan bisa dikatakan Gundo adalah menantu dari nenek Reno. Gundo adalah istri dari pamannya,Reno.
Gundo yang melihat tindakan Reno yang menurutnya tindakan kurang ajar karena memihak pada Vie, membuatnya semakin panas hati dan menciptakan fitnah dan dusta mengatas namakan Vie. Hal buruk dan hal yang tidak terjadi pun dituduhkannya pada Vie. Kembali lagi-lah orang-orang menghina Vie dari belakang. Kejadian yang sudah tenggelam berhasil diterbitkan Gundo dengan lebih panas lagi.
Vie yang sadar akan diri dan masa lalunya, menyarankan Reno untuk menjauh dari Vie. Vie tak berniat memasukkan orang lain kedalam masalahnya. Namun,Reno membandel tak mau mendengar ucapan Vie yang sedang mengusirnya. Ditengah mulai memanasnya keadaan, Reno malah mengutarakan perasaan pada Vie. Tak habis pikir dia melihat sikap Reno yang tak melihat keadaan dan kondisi.
Melihat sikap Reno seperti tak menerima penolakan, akhirnya Vie memilih menceritakan rahasia dibalik dirinya yang menutup diri. Semua yang terjadi pada dirinya di masa lalu disebutkannya dengan jelas. Meski dengan suara yang hampir tak sanggup bersuara lagi, namun Vie menjelaskan lagi, meski membuatnya merasa luka didalam diri semakin menganga, setidaknya Reno akan tahu dan akan lebih bijak untuk memilih pergi menjauh darinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Agis
aku mampir kak, semangat.
2024-05-15
0